PULAU DERAWAN PULAU
SYURGA PARA PELACONG
Saprudin Ithur
Kabupaten
Berau salah satu dari 9 Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur dengan luas
wilayahnya 3.426.070 ha dengan luas Laut sekitar 1.222.988 ha. Kabupaten Berau
berbatasan dengan Kaltara di sebelah barat dan utara, Selat Makassar disebelah
Timur, dan Kabupaten Kutai Timur disebelah Selatan.
Kawasan
laut Kabupaten Berau dikenal dengan kawasan wisata bahari yang indah dan
eksotik terdiri dari 31 pulau-pulau kecil, yaitu pulau Semut, pulau Andongabu,
pulau Bakungan, pulau Bulingisan, pulau Derawan, pulau Maratua, pulau Nunukan,
pulau Panjang, pulau Rabu-rabu, pulau Sangalaki, pulau Sangalan, pulau
Sepinang, pulau Semama, pulau Sidau, pulau Talaung, pulau Pabahanan, pulau
Kakaban, pulau Sambit, pulau Blambangan, pulau Mattaha, pulau Bilang-bilangan,
pulau Balikukup, pulau Kaniungan Besar, pulau Kaniungan Kecil, pulau Manimbora,
pulau Lungsuran Naga, pulau Guntung, pulau Lalawan, pulau Badak-badak, pulau
Tidung, dan pulau Tempurung. selain itu masih terdapat beberapa gosong atau
gundukan pulau pasir putih ditengah laut dan atol, seperti gosong Mangkalasa,
gosong Masimbung, gosong Buliulin, gosong Pinaka, gosong Tababinga, gosong
Lintang, gosong Muaras, dan gosong Malalungun. Dari 31 pulau tersebut diatas
yang berpenghuni hanya 4 pulau yaitu pulau Derawan, Pulau Maratua diwilayah
utara, Pulau Balikukup, dan Pulau Kaniungan Besar di wilayah selatan Kabupaten
Berau. Sedangkan Pulau-pulau yang sangat terkenal saat ini adalah Pulau
Derawan, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki, Pulau Maratua, pulau Samama, diselatan
ada Pulau Balikukup dan Pulau Kaniungan.
Sekarang
kita mulai berbicara pulau Derawan lebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
pulau-pulau lain yang sangat indah dan mendunia. Pulau Derawan adalah pulau
yang sangat indah, penduduknya ramah, berkeliling pulau Derawan dengan berjalan
kaki hanya memakan waktu 30 sapai 45 menit. Disekitar pulau Derawan dapat
melakukan kegiatan berenang, snockling dan menyelam atau diving. Bawah lautnya
waw… sangat indah dengan ratusan jenis terumbu karang, dan ikan-ikan warna-warni. Hasil survei Manta Tow 2003
menunjukkan bahwa terumbu karang di Pulau Derawan mempunyai tutupan rata-rata
karang keras 17, 41 % dan tutupan rata-rata karang hidup 27,78%. Di pulau
Derawan terdapat enam spesies lamun yang dapat ditemukan disekeliling pulau, yaitu
Thalasia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Cyamodocea
rotundata, Syringodium isoetifolium, dan Halodule pinifolia dengan jenis
dominan Thalasia hemprichii dan Halophila ovalis. Survei yang dilakukan oleh
Naturalis Museum Leiden 2003, survei terhadap karang jamur (mushroom coral)
menyebutkan diperairan Berau menemukan 40 spesies karang jamur. Keanekaragaman
karang jamur paling tinggi ditemukan di lereng terumbu, terutama di pulau
Derawan dan pulau Sangalaki. Hoeksema (2005)
menyatakan bahwa perairan Konservasi Kawasan Laut Berau merupakan pusat
dari keanekaragaman hayati untuk karang jamur. Ikan karang yang ada diperairan
laut Berau terdapat 832 spesies yang terbagi dalam 272 genera dan 71 famili.
Tambahan baru 40 spesies, 16 genera dan 6 famili sehingga total 872 spesies
ikan karang (Allen, 2003), yang pasti anda berenang kemana saja di sekitar
pulau Derawan selalu bertemu dengan ikan dari ikan yang besar sampai dengan
ikan terkecil yang hampir tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Penyu
hijau setiap saat air pasang berkeliaran sampai mendekati bibir pantai, bagi
yang pandai berenang, boleh berenang dan mendekati penyu yang lucu dan
menggemaskan, tidak bisa berenang bisa menyaksikan dijembatan-jemabatan
penginapan yang menjorok ke laut. Berau merupakanj tempat penyu hijau bersarang
terbesar di Asia Tenggara. Populasi penyu hijau (green turtle) yang bersarang
lebih 5.000 penyu betina per tahun. Wah…wah..luar biasa Kabupaten Berau lho.
Selain penyu hijau juga ada penyu sisik (hawksbill turtle), diantara sekian
banyak pulau peneluran penyu di perairan Kabupaten Berau adalah salah satunya pulau
Derawan.
Ingin
belajar dan mendapatkan sertifikat diving tidak perlu keluar negeri, cukup di
Pulau Derawan saja. Instruktur diving yang ada di Pulau Derawan sudah
bersertifikat internasional. Untuk tempat tinggal atau menginap jangan khawatir
ada cotage, penginapan, dan homestay. Apabila sudah penuh di pulau Derawan bisa
menginap di Tanjung Batu, atau sekalian menginap di Pulau Maratua. Bagi yang ingin
mancing dan hobi mancing, sekitar pulau Derawan adalah syurganya jutaan ikan. Kapal-kapal kecil milik masyarakat yang
ada di Tanjung Batu, Pulau Derawan, dan Maratua siap mengantar para penyuka
mancing.
Pada tahun 2013 Pantai Pulau Derawan menjadi salah satu pulau dengan pantai
terindah didunia versi CNN (dari 100
pantai terindah di dunia), Pantai Derawan masuk urutan 64 dari ratusan ribu
pantai didunia yang disurvei dan dinilai, dan tahun 2014 dari Majalah Nasional
Geografik Pulau Derawan sebagi tujuan wisata yang terbaik. Luas Pulau Derawan
hanya 44,60 ha. Bagi yang ingin datang
ke Pulau Derawan sangat mudah, dari Balikpapan bisa naik pesawat Sriwijaya air,
Wing air, Garuda, atau Kalstar, dari Samarinda bisa naik pesawat Kalstar atau
alternatif lain melalui jalan darat, dari Tarakan bisa naik pesawat Kalstar
sampai di bandara Kalimarau Kabupaten Berau, dari Bulungan, Malinau Kutai Timur
menggunakan jalur darat lansung kekota Tanjung Redeb. Dari sana dilanjutkan
naik mobil selama dua jam sampai di Tanjung
Batu, lalu menyeberang pakai spedboat hanya lima belas menit sampai di Pualau
Derawan.
Ayo jaga Pulau Derawan.
Pulau
Derawan sebagai tempat tujuan wisata yang terbaik saat ini harus dijaga agar
tetap menjadi tempat tujuan wisata bahari terbaik selamanya. Maksudnya bukan
sekedar beberapa tahun saja, kemudian
ditinggalkan dan tidak ada pengunjung lagi. Para pengunjung pindah
kelain hati. Untuk itu masyarakat Kabupaten Berau umumnya dan masyarakat
sekitar Pulau Derawan pada khusunya harus bertanggung jawab untuk memelihara,
menjaga, dan melestarikan kawasan Pulau Derawan. Ayo kita jaga Pulau Derawan
bersama-sama.
1.
Masyarakat Pulau Derawan, Tanjung Batu dan sekitarnya harus menjadi tuan rumah
yang baik didaerahnya masing-masing. Lalu secara sadar terpanggil serta berkewajiban
menjaga kawasan pantai dan laut Tanjung Batu, menjaga kawasan laut dan pantai
Pulau Derawan. Menjaga kebersihannya, menjaga dan mengawasi perkembangan penyu
serta habitatnya, menjaga kawasan terumbu karang dan lain-lain. Sepanjang
wisatawan datang kekawasan tersebut, mobil milik masyarakat mendapat hasil,
speadboat Tanjung Batu dan Pulau Derawan mendapat hasil, penginapan di Tanjung
Batu dan Pulau Derawan mendapat hasil. Kapal-kapal kecil untuk membawa para
penggemar mancing mendapat hasil. Tetapi sebaliknya apabila tidak dijaga dengan
baik kawasan laut, pantai dan sekitarnya. Laut kotor penuh dengan sampah, pantai
kotor penuh dengan sampah, masyarakat tidak perduli dengan keadaan
lingkungannya, yang terjadi pasti lambat laun kawasan Pulau Derawan akan
ditinggalkan pengunjung. Pada masa yang akan datang kawasan Pulau Derawan hanya
tinggal kenangan, hanya tinggal ceritera, hotel dan penginapan jadi sarang
laba-laba. Sudah banyak contoh pulau terkenal didunia yang ditinggal pengunjung
dan pencintanya.
2.
Pemerintah Kabupaten Berau secara terus menerus memonitor perkembangan
kunjungan wisata setiap tiga bulan sekali, dan mengevaluasi akibat dari
banyaknya pengunjung yang datang kekawasan tersebut. Misalnya, Dinas Perikanan
dan Kelautan memonitor dan mengevaluasi dampak kunjungan wisata terhadap laut,
pantai, pulau dan habitatnya, Dinas Kehutanan memonitor dan mengevaluasi
keberadaan hutan dan kehidupan burung-burung yang ada disana, Badan Lingkungan
Hidup memonitor dan mengevaluasi dampak dari perkembangan penduduk dan rumah
penduduk, penginapan, hotel, serta akibat dari membeludaknya sampah yang
ditinggalkan wisatawan, Kantor Kebersihan mengupayakan bagaimana cara yang
terbaik dan murah untuk mengangkut atau memusnahkan sampah basah dan sampah
kering, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mendorong kebudayaan lokal tetap bisa
hidup, lestari, dan dipertunjukkan kepada pengunjung sebagai upaya mempertinggi
nilai jual wisata dan sekaligus pilter berkembangnya budaya baru yang masuk
kekawasan tersebut, serta memonitor dan mengevaluasi dampak kunjungan wisata
terhadap tempat-tempat yang favorit dan menarik bagi wisatawan, kepolisian
secara terus menerus melakukan pengawasan dan pengamanan agar wisatawan yang
datang selalu merasa aman dan nyaman di kawasan Pulau Derawan dan sekitarnya.
3.
Speadboat yang datang dari Tarakan dan kota-kota lain tidak boleh lagi masuk ke
Kawasan Pulau Derawan, mereka mengantar wisatawan sampai di Tanjung Batu saja,
yang melanjutkan ke Pulau Derawan dan sekitar harus speatboat dan motoris
Tanjung Batu atau dari Pulau Derawan yang paham benar dengan kawasan Pulau
Derawan. Agar kedatangan speadboat mereka tidak mengganggu kehidupan dan
habitat penyu hijau, penyu sisik, manta ray dan lain-lain. Karena banyak ditemukan
penyu dan manta ray yang luka dan robek punggungnya terkena baling-baling atau
kipas speadboat yang melaju kencang. Penyu strees lari sejauh-jauhnya dan ada
yang mati, manta strees dan ketakutan lari sejauh-jauhnya mencari tempat baru
yang aman, nyaman, dan tenang. Yang dirugikan lagi-lagi masyarakat Pulau
Derawan, Tanjung Batu dan sekitarnya secara umum yang dirugikan adalah
Kabupaten Berau. Speadboat dari Tarakan, travel dari Tarakan tidak akan perduli
dengan kawasan Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki dan
lain-lain, mereka hanya mencari keuntungan saja. Soal kerusakan kawasan,
rusaknya habitat laut dikawasan tersebut mereka tidak mau tahu. Mereka menerima
tamu langsung antar ke Pulau Derawan dan sekitarnya, dua hari kemudian pulang
dengan bangga dan pongahnya. Yang terjadi akhir-akhir ini banyak ubur-ubur di
Danau Kakaban yang mati, berkurangnya manta dikawasan Pulau Sangalaki,
menurunnya penyu hijau yang datang ke Pulau Derawan. Yang bisa mengatur
kedatangan travel dan speadboat dari Tarakan adalah Angkatan Laut, Kepolisian,
dan Dinas Perhubungan bekerjasa sama dengan SKPD lain yang terkait, tujuanya
hanya semata-mata menjaga kelangsungan wilayah kunjungan wisata agar tetap
terjaga dan lestari.
4.
Apakah akibat dari speadboat dari Tarakan saja sebagai penyebabnya, tentu saja tidak.
Pemilik dan motoris speadboat Tanjung Batu dan Pulau Derawan harus lebih dahulu
memahami betapa pentingnya menjaga habitat penyu, kawasan laut, dan kawasan
Pulau Derawan. Begitu mendekati Pulau Derawan kendaraan laut seperti kapal dan
speadboat sudah memperlambat kecepatan. Tidak boleh laju, motoris harus waspada
jangan sampai menabrak, penyu, manta dan semua binatang yang hidup dilaut. Lalu
sampaikan kepada penumpang “ maaf bapak ibu semua, kita tidak boleh membawa
speadboat dengan laju saat mendekati Pulau Derawan, karena: pertama, laut menjadi bising, ikan dan
penyu disekitar ini menjadi strees dan lari dari kawasan Pulau Derawan; kedua, mengganggu ketenangan orang-orang
yang lagi snockling dan menyelam disekitar Pulau Derawan; ketiga, bisa menabrak orang-orang yang lagi asik berenang atau
belajar menyelam. Ketika didalam laut, saat menyelam, suara speadboat yang laju
kencang sangat bising, mengganggu gendang telinga, dan mengganggu ketenangan
para penyelam. Kita harus menghormati wisatawan agar pengunjung terus
berdatangan kekawasan ini”. Setiap membawa penumpang, motoris harus
menceriterakan hal tersebut. Agar pengunjung merasa menghormati, mencintai, dan ikut menjaga kawasan Pulau
Derawan.
5.
Semua kendaraan laut seperti speadboat, kapal besar, kapal nelayan tidak boleh
membuang minyak solar, oli dan sejenisnya ke pantai dan kelaut, karena minyak
solar, bensin, oli akan mencemari pantai dan laut. Lambat laut akibatnya pencemaran
tersebut menjadi fatal, merusak permukaan laut. Semua makhluk yang hidup dilaut
bernafas kepermukaan laut, akibatnya terisap cairan minyak solar, oli dan
lain-lain. Makhluk yang hidup dilaut akan mati, strees, atau lari berpindah
ketempat lain yang jauh yang masih belum tercemar. Sedangkan Ikan yang sudah
tercemar berakibat patal apabila dikonsumsi secara terus menerus oleh manusia.
Kalau sudah pantai rusak dan tercemar, laut rusak dan tercemar akibat dan
dampaknya pasti kepada kunjungan wisata, menurunnya kunjungan wisata. Dampaknya
kepada masyarakat sekitar. Tidak ada lagi yang bisa dihasilkan dari laut yang
sudah tercemar.
6.
Hentikan menangkap ikan dengan menggunakan bom dan potas atau sejenisnya. Para
pelaku yang menangkap ikan masih dengan cara menggunkan bom dan potas atau
sejenis itu harus ditangkap dan diadili, karena dengan jelas-jelas melanggar
peraturan dan hukum negara Republik Indonesia. Dengan menggunkan bom, potas dan
sejenisnya sangat merusak. Merusak alam, merusak habitat laut, merusak spesies
ikan, merusak terumbu karang, untuk memulihkan kembali butuh waktu cukup lama
sampai dua puluhan tahun. Membayakan bagi pelakunya sendiri. Tentu perbuatannya
tersebut sangat merugikan bagi orang lain, bagi masyarakat banyak, dan bagi
negara. Ikan yang terkena bom tidak baik untuk dikonsumsi manusia, apalagi anak
yang masih balita. Artinya pelaku bom ikan sangat berdosa, berdosa besar,
karena merugikan orang lain, merusak alam, manusia yang menkonsumsi terkena
radiasi berbahaya.
Ayo….Jadikan
kawasan Pulau Derawan sebagai tempat kunjungan wisata yang lestari, sehat,
segar, aman, dan nyaman serta penuh dengan kenangan indah. Mari kita bahu
membahu untuk menjaganya, untuk kelangsungan hidup manusia sepanjang masa. Ayo
semua kita bersama “Sayangi Kawasan Kepulauan Derawan dengan tidak meninggalkan
sampah dimanapun anda berada”.
Cintai
Negerimu, Jelajahi Negerimu, Ayo Tamasya ke pulau Derawan, pulau eksotik, pulau
syurganya pelancong, pulau syurga yang
mendunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar