Selasa, 24 Maret 2015

PULAU DERAWAN PULAU SYURGANYA PELANCONG



PULAU DERAWAN PULAU SYURGA PARA PELACONG

Saprudin Ithur                   

Kabupaten Berau salah satu dari 9 Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur dengan luas wilayahnya 3.426.070 ha dengan luas Laut sekitar 1.222.988 ha. Kabupaten Berau berbatasan dengan Kaltara di sebelah barat dan utara, Selat Makassar disebelah Timur, dan Kabupaten Kutai Timur disebelah Selatan.
Kawasan laut Kabupaten Berau dikenal dengan kawasan wisata bahari yang indah dan eksotik terdiri dari 31 pulau-pulau kecil, yaitu pulau Semut, pulau Andongabu, pulau Bakungan, pulau Bulingisan, pulau Derawan, pulau Maratua, pulau Nunukan, pulau Panjang, pulau Rabu-rabu, pulau Sangalaki, pulau Sangalan, pulau Sepinang, pulau Semama, pulau Sidau, pulau Talaung, pulau Pabahanan, pulau Kakaban, pulau Sambit, pulau Blambangan, pulau Mattaha, pulau Bilang-bilangan, pulau Balikukup, pulau Kaniungan Besar, pulau Kaniungan Kecil, pulau Manimbora, pulau Lungsuran Naga, pulau Guntung, pulau Lalawan, pulau Badak-badak, pulau Tidung, dan pulau Tempurung. selain itu masih terdapat beberapa gosong atau gundukan pulau pasir putih ditengah laut dan atol, seperti gosong Mangkalasa, gosong Masimbung, gosong Buliulin, gosong Pinaka, gosong Tababinga, gosong Lintang, gosong Muaras, dan gosong Malalungun. Dari 31 pulau tersebut diatas yang berpenghuni hanya 4 pulau yaitu pulau Derawan, Pulau Maratua diwilayah utara, Pulau Balikukup, dan Pulau Kaniungan Besar di wilayah selatan Kabupaten Berau. Sedangkan Pulau-pulau yang sangat terkenal saat ini adalah Pulau Derawan, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki, Pulau Maratua, pulau Samama, diselatan ada Pulau Balikukup dan Pulau Kaniungan.
Sekarang kita mulai berbicara pulau Derawan lebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pulau-pulau lain yang sangat indah dan mendunia. Pulau Derawan adalah pulau yang sangat indah, penduduknya ramah, berkeliling pulau Derawan dengan berjalan kaki hanya memakan waktu 30 sapai 45 menit. Disekitar pulau Derawan dapat melakukan kegiatan berenang, snockling dan menyelam atau diving. Bawah lautnya waw… sangat indah dengan ratusan jenis terumbu karang, dan ikan-ikan  warna-warni. Hasil survei Manta Tow 2003 menunjukkan bahwa terumbu karang di Pulau Derawan mempunyai tutupan rata-rata karang keras 17, 41 % dan tutupan rata-rata karang hidup 27,78%. Di pulau Derawan terdapat enam spesies lamun yang dapat ditemukan disekeliling pulau, yaitu Thalasia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Cyamodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, dan Halodule pinifolia dengan jenis dominan Thalasia hemprichii dan Halophila ovalis. Survei yang dilakukan oleh Naturalis Museum Leiden 2003, survei terhadap karang jamur (mushroom coral) menyebutkan diperairan Berau menemukan 40 spesies karang jamur. Keanekaragaman karang jamur paling tinggi ditemukan di lereng terumbu, terutama di pulau Derawan dan pulau Sangalaki. Hoeksema (2005)  menyatakan bahwa perairan Konservasi Kawasan Laut Berau merupakan pusat dari keanekaragaman hayati untuk karang jamur. Ikan karang yang ada diperairan laut Berau terdapat 832 spesies yang terbagi dalam 272 genera dan 71 famili. Tambahan baru 40 spesies, 16 genera dan 6 famili sehingga total 872 spesies ikan karang (Allen, 2003), yang pasti anda berenang kemana saja di sekitar pulau Derawan selalu bertemu dengan ikan dari ikan yang besar sampai dengan ikan terkecil yang hampir tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Penyu hijau setiap saat air pasang berkeliaran sampai mendekati bibir pantai, bagi yang pandai berenang, boleh berenang dan mendekati penyu yang lucu dan menggemaskan, tidak bisa berenang bisa menyaksikan dijembatan-jemabatan penginapan yang menjorok ke laut. Berau merupakanj tempat penyu hijau bersarang terbesar di Asia Tenggara. Populasi penyu hijau (green turtle) yang bersarang lebih 5.000 penyu betina per tahun. Wah…wah..luar biasa Kabupaten Berau lho. Selain penyu hijau juga ada penyu sisik (hawksbill turtle), diantara sekian banyak pulau peneluran penyu di perairan Kabupaten Berau adalah salah satunya pulau Derawan. 
Ingin belajar dan mendapatkan sertifikat diving tidak perlu keluar negeri, cukup di Pulau Derawan saja. Instruktur diving yang ada di Pulau Derawan sudah bersertifikat internasional. Untuk tempat tinggal atau menginap jangan khawatir ada cotage, penginapan, dan homestay. Apabila sudah penuh di pulau Derawan bisa menginap di Tanjung Batu, atau sekalian menginap di Pulau Maratua. Bagi yang ingin mancing dan hobi mancing, sekitar pulau Derawan adalah syurganya jutaan  ikan. Kapal-kapal kecil milik masyarakat yang ada di Tanjung Batu, Pulau Derawan, dan Maratua siap mengantar para penyuka mancing.
Pada  tahun 2013 Pantai Pulau Derawan  menjadi salah satu pulau dengan pantai terindah  didunia versi CNN (dari 100 pantai terindah di dunia), Pantai Derawan masuk urutan 64 dari ratusan ribu pantai didunia yang disurvei dan dinilai, dan tahun 2014 dari Majalah Nasional Geografik Pulau Derawan sebagi tujuan wisata yang terbaik. Luas Pulau Derawan hanya 44,60 ha.  Bagi yang ingin datang ke Pulau Derawan sangat mudah, dari Balikpapan bisa naik pesawat Sriwijaya air, Wing air, Garuda, atau Kalstar, dari Samarinda bisa naik pesawat Kalstar atau alternatif lain melalui jalan darat, dari Tarakan bisa naik pesawat Kalstar sampai di bandara Kalimarau Kabupaten Berau, dari Bulungan, Malinau Kutai Timur menggunakan jalur darat lansung kekota Tanjung Redeb. Dari sana dilanjutkan naik mobil  selama dua jam sampai di Tanjung Batu, lalu menyeberang pakai spedboat hanya lima belas menit sampai di Pualau Derawan.
Ayo jaga Pulau Derawan.
Pulau Derawan sebagai tempat tujuan wisata yang terbaik saat ini harus dijaga agar tetap menjadi tempat tujuan wisata bahari terbaik selamanya. Maksudnya bukan sekedar beberapa tahun saja, kemudian  ditinggalkan dan tidak ada pengunjung lagi. Para pengunjung pindah kelain hati. Untuk itu masyarakat Kabupaten Berau umumnya dan masyarakat sekitar Pulau Derawan pada khusunya harus bertanggung jawab untuk memelihara, menjaga, dan melestarikan kawasan Pulau Derawan. Ayo kita jaga Pulau Derawan bersama-sama.
1. Masyarakat Pulau Derawan, Tanjung Batu dan sekitarnya harus menjadi tuan rumah yang baik didaerahnya masing-masing. Lalu secara sadar terpanggil serta berkewajiban menjaga kawasan pantai dan laut Tanjung Batu, menjaga kawasan laut dan pantai Pulau Derawan. Menjaga kebersihannya, menjaga dan mengawasi perkembangan penyu serta habitatnya, menjaga kawasan terumbu karang dan lain-lain. Sepanjang wisatawan datang kekawasan tersebut, mobil milik masyarakat mendapat hasil, speadboat Tanjung Batu dan Pulau Derawan mendapat hasil, penginapan di Tanjung Batu dan Pulau Derawan mendapat hasil. Kapal-kapal kecil untuk membawa para penggemar mancing mendapat hasil. Tetapi sebaliknya apabila tidak dijaga dengan baik kawasan laut, pantai dan sekitarnya. Laut kotor penuh dengan sampah, pantai kotor penuh dengan sampah, masyarakat tidak perduli dengan keadaan lingkungannya, yang terjadi pasti lambat laun kawasan Pulau Derawan akan ditinggalkan pengunjung. Pada masa yang akan datang kawasan Pulau Derawan hanya tinggal kenangan, hanya tinggal ceritera, hotel dan penginapan jadi sarang laba-laba. Sudah banyak contoh pulau terkenal didunia yang ditinggal pengunjung dan pencintanya.
2. Pemerintah Kabupaten Berau secara terus menerus memonitor perkembangan kunjungan wisata setiap tiga bulan sekali, dan mengevaluasi akibat dari banyaknya pengunjung yang datang kekawasan tersebut. Misalnya, Dinas Perikanan dan Kelautan memonitor dan mengevaluasi dampak kunjungan wisata terhadap laut, pantai, pulau dan habitatnya, Dinas Kehutanan memonitor dan mengevaluasi keberadaan hutan dan kehidupan burung-burung yang ada disana, Badan Lingkungan Hidup memonitor dan mengevaluasi dampak dari perkembangan penduduk dan rumah penduduk, penginapan, hotel, serta akibat dari membeludaknya sampah yang ditinggalkan wisatawan, Kantor Kebersihan mengupayakan bagaimana cara yang terbaik dan murah untuk mengangkut atau memusnahkan sampah basah dan sampah kering, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mendorong kebudayaan lokal tetap bisa hidup, lestari, dan dipertunjukkan kepada pengunjung sebagai upaya mempertinggi nilai jual wisata dan sekaligus pilter berkembangnya budaya baru yang masuk kekawasan tersebut, serta memonitor dan mengevaluasi dampak kunjungan wisata terhadap tempat-tempat yang favorit dan menarik bagi wisatawan, kepolisian secara terus menerus melakukan pengawasan dan pengamanan agar wisatawan yang datang selalu merasa aman dan nyaman di kawasan Pulau Derawan dan sekitarnya.
3. Speadboat yang datang dari Tarakan dan kota-kota lain tidak boleh lagi masuk ke Kawasan Pulau Derawan, mereka mengantar wisatawan sampai di Tanjung Batu saja, yang melanjutkan ke Pulau Derawan dan sekitar harus speatboat dan motoris Tanjung Batu atau dari Pulau Derawan yang paham benar dengan kawasan Pulau Derawan. Agar kedatangan speadboat mereka tidak mengganggu kehidupan dan habitat penyu hijau, penyu sisik, manta ray dan lain-lain. Karena banyak ditemukan penyu dan manta ray yang luka dan robek punggungnya terkena baling-baling atau kipas speadboat yang melaju kencang. Penyu strees lari sejauh-jauhnya dan ada yang mati, manta strees dan ketakutan lari sejauh-jauhnya mencari tempat baru yang aman, nyaman, dan tenang. Yang dirugikan lagi-lagi masyarakat Pulau Derawan, Tanjung Batu dan sekitarnya secara umum yang dirugikan adalah Kabupaten Berau. Speadboat dari Tarakan, travel dari Tarakan tidak akan perduli dengan kawasan Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki dan lain-lain, mereka hanya mencari keuntungan saja. Soal kerusakan kawasan, rusaknya habitat laut dikawasan tersebut mereka tidak mau tahu. Mereka menerima tamu langsung antar ke Pulau Derawan dan sekitarnya, dua hari kemudian pulang dengan bangga dan pongahnya. Yang terjadi akhir-akhir ini banyak ubur-ubur di Danau Kakaban yang mati, berkurangnya manta dikawasan Pulau Sangalaki, menurunnya penyu hijau yang datang ke Pulau Derawan. Yang bisa mengatur kedatangan travel dan speadboat dari Tarakan adalah Angkatan Laut, Kepolisian, dan Dinas Perhubungan bekerjasa sama dengan SKPD lain yang terkait, tujuanya hanya semata-mata menjaga kelangsungan wilayah kunjungan wisata agar tetap terjaga dan lestari.
4. Apakah akibat dari speadboat dari Tarakan saja sebagai penyebabnya, tentu saja tidak. Pemilik dan motoris speadboat Tanjung Batu dan Pulau Derawan harus lebih dahulu memahami betapa pentingnya menjaga habitat penyu, kawasan laut, dan kawasan Pulau Derawan. Begitu mendekati Pulau Derawan kendaraan laut seperti kapal dan speadboat sudah memperlambat kecepatan. Tidak boleh laju, motoris harus waspada jangan sampai menabrak, penyu, manta dan semua binatang yang hidup dilaut. Lalu sampaikan kepada penumpang “ maaf bapak ibu semua, kita tidak boleh membawa speadboat dengan laju saat mendekati Pulau Derawan, karena: pertama, laut menjadi bising, ikan dan penyu disekitar ini menjadi strees dan lari dari kawasan Pulau Derawan; kedua, mengganggu ketenangan orang-orang yang lagi snockling dan menyelam disekitar Pulau Derawan; ketiga, bisa menabrak orang-orang yang lagi asik berenang atau belajar menyelam. Ketika didalam laut, saat menyelam, suara speadboat yang laju kencang sangat bising, mengganggu gendang telinga, dan mengganggu ketenangan para penyelam. Kita harus menghormati wisatawan agar pengunjung terus berdatangan kekawasan ini”. Setiap membawa penumpang, motoris harus menceriterakan hal tersebut. Agar pengunjung merasa menghormati,  mencintai, dan ikut menjaga kawasan Pulau Derawan.
5. Semua kendaraan laut seperti speadboat, kapal besar, kapal nelayan tidak boleh membuang minyak solar, oli dan sejenisnya ke pantai dan kelaut, karena minyak solar, bensin, oli akan mencemari pantai dan laut. Lambat laut akibatnya pencemaran tersebut menjadi fatal, merusak permukaan laut. Semua makhluk yang hidup dilaut bernafas kepermukaan laut, akibatnya terisap cairan minyak solar, oli dan lain-lain. Makhluk yang hidup dilaut akan mati, strees, atau lari berpindah ketempat lain yang jauh yang masih belum tercemar. Sedangkan Ikan yang sudah tercemar berakibat patal apabila dikonsumsi secara terus menerus oleh manusia. Kalau sudah pantai rusak dan tercemar, laut rusak dan tercemar akibat dan dampaknya pasti kepada kunjungan wisata, menurunnya kunjungan wisata. Dampaknya kepada masyarakat sekitar. Tidak ada lagi yang bisa dihasilkan dari laut yang sudah tercemar.
6. Hentikan menangkap ikan dengan menggunakan bom dan potas atau sejenisnya. Para pelaku yang menangkap ikan masih dengan cara menggunkan bom dan potas atau sejenis itu harus ditangkap dan diadili, karena dengan jelas-jelas melanggar peraturan dan hukum negara Republik Indonesia. Dengan menggunkan bom, potas dan sejenisnya sangat merusak. Merusak alam, merusak habitat laut, merusak spesies ikan, merusak terumbu karang, untuk memulihkan kembali butuh waktu cukup lama sampai dua puluhan tahun. Membayakan bagi pelakunya sendiri. Tentu perbuatannya tersebut sangat merugikan bagi orang lain, bagi masyarakat banyak, dan bagi negara. Ikan yang terkena bom tidak baik untuk dikonsumsi manusia, apalagi anak yang masih balita. Artinya pelaku bom ikan sangat berdosa, berdosa besar, karena merugikan orang lain, merusak alam, manusia yang menkonsumsi terkena radiasi berbahaya.
Ayo….Jadikan kawasan Pulau Derawan sebagai tempat kunjungan wisata yang lestari, sehat, segar, aman, dan nyaman serta penuh dengan kenangan indah. Mari kita bahu membahu untuk menjaganya, untuk kelangsungan hidup manusia sepanjang masa. Ayo semua kita bersama “Sayangi Kawasan Kepulauan Derawan dengan tidak meninggalkan sampah dimanapun anda berada”.
Cintai Negerimu, Jelajahi Negerimu, Ayo Tamasya ke pulau Derawan, pulau eksotik, pulau syurganya pelancong, pulau syurga  yang mendunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar