Senin, 09 Maret 2015

MENGENAL LEBIH DEKAT PULAU MARATUA BERAU KALTIM







MENGENAL LEBIH DEKAT PULAU MARATUA
Saprudin Ithur
Kabupaten Berau salah satu dari 10 Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur dengan luas wilayahnya 3.426.070 ha dengan luas Laut sekitar 1.222.988 ha, atau 34.127,47 Km2 yang terbagi luas daratan 21.120 Km2 dan luas perairan 12.887,47 Km2. Kabupaten Berau berbatasan dengan Kaltara di sebelah barat dan utara, Selat Makassar disebelah Timur, dan Kabupaten Kutai Timur disebelah Selatan.
Kawasan pesisir, laut, dan pulau Kabupaten Berau dikenal dengan kawasan wisata bahari yang indah dan eksotik yang sangat terkenal di dunia. Ada 31 pulau-pulau kecil yang ada dikawasan tersebut, yaitu pulau Semut, pulau Andongabu, pulau Bakungan, pulau Bulingisan, pulau Derawan, pulau Maratua, pulau Nunukan, pulau Panjang, pulau Rabu-rabu, pulau Sangalaki, pulau Sangalan, pulau Sepinang, pulau Semama, pulau Sidau, pulau Talaung, pulau Pabahanan, pulau Kakaban, pulau Sambit, pulau Blambangan, pulau Mattaha, pulau Bilang-bilangan, pulau Balikukup, pulau Kaniungan Besar, pulau Kaniungan Kecil, pulau Manimbora, pulau Lungsuran Naga, pulau Guntung, pulau Lalawan, pulau Badak-badak, pulau Tidung, dan pulau Tempurung. selain itu masih terdapat beberapa gosong atau gundukan pulau pasir putih ditengah laut dan atol, seperti gosong Mangkalasa, gosong Masimbung, gosong Buliulin, gosong Pinaka, gosong Tababinga, gosong Lintang, gosong Muaras, dan gosong Malalungun. Dari 31 pulau tersebut diatas yang berpenghuni hanya 4 pulau yaitu pulau Derawan, Pulau Maratua diwilayah utara, Pulau Balikukup, dan Pulau Kaniungan Besar di wilayah selatan Kabupaten Berau. Sedangkan Pulau-pulau yang sangat terkenal saat ini adalah Pulau Derawan, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki, Pulau Maratua, pulau Samama dan pulau Panjang.
Pulau Kalimantan terbentuk pada masa Miosen sekitar 30 juta tahun yang lalu, berasal dari benua Eurasia yang besar, bergeser sehingga membentuk sebagian Jawa dan Kalimantan bagian selatan. Pembentukan ini dilanjutkan pada masa Pliosen sekitar 12 juta tahun yang lalu melalui gerakan-gerakan tektotik yang menyebabkan pulau Kalimantan terangkat keatas permukaan laut. Kemudian disusul pada masa Pleistosen sekitar 1 juta tahun lalu yang menyebabkan pula pasang surut tidak menentu.
Pulau-pulau yang ada di Kabpaten Berau terbentuk akibat proses geologi sehingga dibeberapa pulau terdapat batuan kapur didataran tinggi. Pembentukan Cekungan Tarakan (the Tarakan Basin) diduga didahului dengan pembentukan laut Sulawesi dengan pemisahan Sulawesi dari Kalimantan pada pertengahan akhir jaman Eosen. Menuju kearah timur laut dari sub-cekungan muara dihubungkan dengan zona patahan, yang menyebabkan pengangkatan dasar karang Muara Tua dan membentuk Pulau Maratua (Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Berau, 2009).
Luas pulau Maratua  kurang lebih 2.375,70 hektar. Pulau paling luas diantara sekian banyak pulau yang ada di wilayah utara Berau. Pulau Maratua sangat jauh dilaut, oleh karena itu pulau Maratua menjadi salah satu pulau terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaisia dan Filipina. Karena menjadi salah satu pulau terluar di Indonesia, maka pulau Maratua saat ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah Kabupaten Berau. Di Pulau Maratua saat ini sudah dibangun bandar udara dengan panjang 1.400 meter yang masih mungkin dapat diperpanjang sampai 1.700 meter. Fungsi bandara Maratua tersebut yang utama sebagai tempat singgahnya pesawat tempur milik TNI-AU untuk mengawasi perbatasan dengan negara tetangga dan dapat difungsikan juga sebagai bandara komersial untuk kunjungan wisatawan bahari. Mudah-mudahan sebelum Bupati Berakhir masa jabatannya Bandara Maratua sudah dapat didarati pesawat TNI-AU dan pesawat komersial. Atau paling tidak akhir tahun 2015 atau paling lambat awal tahun 2016 bandara Maratua sudah dapat difungsikan sebagaimana harapan masyarakat Kabupaten Berau.
Pulau Maratua tidak jauh beda dengan Pulau Kakaban merupakan sistem lahan Dataran Karst berbukit kecil, yaitu sistem lahan yang mempunyai bahan induk dari batu kapur yang mempunyai jenis tanah dengan top soil yang sangat dangkal (<10 cm). jenis tanah yang terdapat di Maratua adalah Litosol Eutrik atau Eutric Troporthents. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa lebih dari 50% dan reaksi atau PH > 6.5.
Batuan dan struktur geologi Pulau Maratua memiliki dua satuan marfologi, yaitu dataran pantai dan perbukitan rendah sampai tinggi. Dataran pantai memiliki topografi datar sampai bergelombang. Daerah dataran yang bertopografi datar sebagian besar merupakan daerah pemukiman, sedang daerah yang bergelombang serta perbukitan adalah daerah hutan campuran. Batuan penyusun daerah perbukitan adalah batu gamping terumbu yang mengalami pengangkatan. Dataran pantai tersusun oleh endapan pasir pantai yang merupakan endapan alluvial. Di Pulau Maratua terdapat dua tipe pantai, yaitu pantai berpasir dan pantai terjal (cliff). Pantai berpasir terbentuk karena pengendapan pasir di pantai oleh gelombang, sedangkan tipe pantai terjal terbentuk oleh terumbu karang yang terangkat. Di pulau Maratua terdapat hutan Mangrove seluas 369 hektar sampai saat ini masih dalam kondisi baik. Vegetasi pantai dengan kondisi sedang, hutan Kapur dengan luas 2.065,72 hekar juga dengan kondisi yang masih baik, selain itu kebun seluas 166,55 hektar.
Padang Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk  hidup terbenam didalam laut. Lamun hidup diperairan dangkal pada substrat pasir, lumpur, puing lamun atau campuran ketiganya pada pulau utama dan rataan terumbu pulau karang. Secara ekologis memiliki fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu : 1) sumber utama produktivitas primer; 2) sumber makanan bagi organism, misalnya penyu; 3) menstabilkan dasar yang lunak; 4) tempat berlindung organism dari predator; 5) tempat pembesaran beberapa spesies ikan; 6) peredam arus; 7) tudung pelindung sinar panas matahari bagi penghuninya. Sebaran Padang Lamun di Pulau Maratua dapat ditemukan di Teluk Pea, Payung Payung, Bohe Bukut, dan Tanjung Bawa. Penutupan padang lamun di Pulau Maratua berkisar antara 5 sampai 80 %. Spesies yang ditemukan adalah Halodule univervis, H. pinifolia, Cyamodocea rotundata, Syrimgodium isoetifolium, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, halophila ovate dan Halophila ovalis.
Eko system terumbu karang mempunyai produktivitas organic yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kemampuan terumbu untuk nutrient dalam system dan berperan sebagai kolam untuk menampung segala masukan dari luar. Keberadaan terumbu karang dengan berbagai fungsinya sangat penting untuk dipertahankan. Fungsi tersebut diantaranya mampu melindungi pulau-pulau kecil dari terpaan ombak, tempat beristirahat dan makan bagi penyu, serta tempat berlindungnya ikan-ikan.
Beberapa atol ada yang telah terbentuk menjadi pulau dan ada yang terbentuk menjadi danau air asin. Atol yang ada di kawasan laut Berau hanya ada di bagian utara yaitu Pulau Kakaban, Pulau Maratua, dan gusung Muaras. Luas atol Kakaban 19 km2, luas atol Maratua 690 km2, luas atol Muaras 288 km2. Luasan tutupan terumbu karang di Pulau Maratua rata-rata karang keras 26,43 % dan tutupan karang hidup 37,09 % (Survei Manta Tow 2005). Jumlah spesies karang keras di Pulau Maratua 507 sepsises, menunjukkan keanekaragaman hayati di kawasan laut berau nomor 2 setelah kepulauan Raja Ampat di Papua.
Cetacean  adalah nama kelompok bagi paus (whale) dan lumba-lumba (dolphin). Perairan laut Berau sebagai bagian dari Selat Makassar, merupakan koridor migrasi cetacean. Selain itu cetacean juga banyak yang tinggal dan menetap di kawasan perairan laut Berau. Spesies yang mempunyai kemampuan migrasi sangat jauh adalah Sperm Whale dewasa yang hidup dilintang tinggi dan bermigrasi ke Indonesia lewat Selat Makassar untuk beranak ditempat yang hangat. Perairan Pulau Maratua merupakan tempat migrasi (breeding migration) keluarga paus Sperm. Cetacean (paus dan lumba-lumba) sebagian besar individu ditemukan antara 1-2 mil dari pulau dengan kedalaman 200 meter. Perairan sebelah timur Maratua dan timur Kakaban (Maratua ‘Canyon’) cukup luas dan dalam, namun demikian hanya satu mil sepanjang kanal Maratua ditemukan sperm, melon-headed dan pilot whale dan spinner dolphin. Hal ini dimungkinkan karena adanya manta ray di Pulau sangalaki 12 meter sperm whale di antara pulau Kakaban dan Pulau Maratua. Perairan Maratua mempunyai habitat untuk makanan Paus (Sperm Whale). Dengan ditemukannya asosiasi antara cetacien, yang tidak kurang dari 856 individu sekitar Pulau Maratua, Pulau Kakaban, Pulau Balikukup, dan Pulau Kaniungan, wilayah Bahari Berau sangat potensial untuk tujuan wisata ikan paus (whale watching tourism) dan lumba-lumba (dolphin watching tourism).
Luasan batu kapur dan luasan hutan kapur, serta hutan mangrove sudah mulai terusik dengan dibangunnya bandara Maratua dan banyak dibangunnya rumah tinggal, penginapan  dan resort. Tetapi tidak sampai merusak lingkungan yang ada di Pulau tersebut, karena kesadaran masyarakat dan pemerintah akan pentingnya perlindungan dan menjaga kesimbangan Pulau Maratua sangat tinggi. Sepanjang masyarakat, pemerintah dan pengusaha komitmen untuk menjaga, merawat, melindungi, melestarikan bersama kawasan pulau Maratua, maka Pulau Maratua tetap terjaga seperti apa adanya. 
Disekitar Pulau Maratua, diperairan yang banyak ditumbuhi sejenis ganggang atau rumput laut berdaun hijau menjadi makanan penyu hijau (green turtle), dan penyu sisik (hawksbill turtle) disana mereka makan dan kawin. Ada beberapa ekor penyu naik dan bertelur disekitar pantai yang berpasir seperti  Payung-Payung dan Bahe Bukut. Penyu yang jinak dan lucu banyak berkeliaran disekitar perairan dangkal kampung Payung-Payung dan kampung Teluk Harapan/Bohe Bukut diwaktu air pasang. Penyu berenang bebas itu menjadi atraksi yang sangat memukau bagi para pelancong yang datang ke Pulau Maratua.
Selain keunikan dan kekayaan Pulau Maratua yang telah dijelaskan diatas, untuk lebih mencintai Pulau Maratua masih ada beberapa keunikan lain yang perlu diketahui antara lain :
1.       Danau Maratua
Danau Maratua sama dengan Danau Kakaban, terdapat 4 spesies ubur-ubur endemik dan tidak menyengat. 4 spesies atau genera yang berbeda yaitu : 1) Mastigias; 2) Cassiopela; 3) Aurelia; dan 4) Tripedalia, ubur-ubur itu berenang bebas di Danau Maratua. Endemik disini dipahami dengan jenis sama, tapi bentuk, proses pembesaran, dan air tempat berkembang biak tidak sama, tidak se-asin air laut dan tidak menyengat. 4 jenis ubur-ubur  dan beberapa jenis ikan terkurung di danau, sudah beradaptasi puluhan ribu tahun. Jika ubur-ubur dianggap sebagai zooplankton, maka sejumlah besar medusa ubur-ubur jenis Mastigias dan Aurelia ditemukan sangat banyak di Danau Maratua. Danau Maratua di sebut juga dengan nama Danau Haji Buang.  
2.       Danau Tana Bamban
Selain itu masih ada 1 lagi danau di Pulau Maratua yaitu Danau Tana Bamban. Sekeliling danau Tana Bamban  indah sekali, airnya tenang dan payau. Di danau tersebut dihuni pula oleh spesies ubur-ubur yang sangat unik terdiri dari ubur-ubur tidak menyengat  dan ubur-ubur menyengat. Bagi penyuka berenag dan menyelam, sebaiknya berhati-hati di danau ini. Apabila terkena jenis ubur-ubur yang menyengat racunnya sangat cepat menjalar, dapat membayakan bagi yang berenang disini.
3.       Monyet Endemik
Ratusan ekor monyet yang ada di hutan Pulau Maratua terkurung dan tidak keluar sejak ribuan tahun yang lalu. Monyet Maratua tidak mengenal daratan luas, selain Pulau Maratua sebagai habitatnya dan sudah beradaptasi dengan alam Maratua sangat sempuirna. Monyet Maratua dianggap sebagai hama oleh masyarakat. Walaupun sebagai hama buah kelapa, monyet ini harus dilindungi, karena sangat berbeda dengan monyet-monyet lain yang ada didaratan luas Kalimantan. Dengan memiliki ke-khususan tersebut Monyet Maratua punya nilai jual tingga sebagai salah satu atraksi wisata pulau terluar selain hutan mangrove, hutan kapur, gua, danau, karst, penyu, dan diving. Endemic disini berarti selalu terdapat pada tempat tertentu, bersifat endemis. Boleh kita beri nama dengan Maratua Endemic Monkey (MEM)
4.       Kepiting Kenari
Kepiting Kenari atau Coconut Crab juga masuk dalam kelompok kepiting endemik. Kepiting Kenari banyak ditemukan di Pulau Maratua. Kepiting ini hidup didarat, sapitnya besar dan sangat kuat, mampu mengupas dan membelah kelapa. Yang lebih hebat coconut crab mampu memanjat pohon kelapa yang tinggi dan mengambil buah kelapa sekaligus memakannya. Karena endimik, Kepiting Kenari harus dilindungi. Yang harus melindunginya pastilah masyarakat Maratua, karena coconut crab mampu menghipnotis wisatawan untuk datang ke Pulau Maratua karena keunikan dan ke-endemikannya. Coconut crab juga menjadi salah satu atraksi wisata minat khusus di Pulau Maratua.
5.       Goa Angkal-Angkal
Adalah salah satu goa (cave) yang terbentuk sejak ribuan tahun yang lalu, bersamaan naiknya daratan batu karang  kepermukaan, goapun terbentuk secara alami. Goa horizontal dengan lorong yang panjang dan bercabang. Terdapat runtuhan di tengahnya sehingga sinar matahari dapat menembus masuk kedalam goa. Ornament goa masih alami, sangat indah dan menakjubkan.
6.       Goa Sembat
Goa Sembat tidak jauh beda dengan goa Angka-Angkal. Keduanya sama-sama goa horizontal. Keindahan Goa Sembat, didalamnya ada kolam air yang cukup dalam, makanya dinamai Goa Sembat, goa yang ada kolamnya. Kedalaman air kolam tidak kurang 3 meter, bisa dijadikan tempat berenang khusus dalam gua. Terdapat pengaruh perkolasi sehingga terbentuk ornament goa yang sangat indah dan menawan.
7.       Mercusuar Bolituatan
Di ujung Pulau Maratua terdapat satu mencusuar berwarna putih. Mencusuar tersebu dijadikan alat pemandu kapal-kapal  yang melintasi Pulau Maratua diwaktu malam.
8.       Sumur Bohe Naga
Bohe berarti air dalam bahasa Bajau. Jadi Sumur Bohe Naga artinya Sumur Air Naga. Di Sumur Bohe Naga terdapat tujuh mata air. Dikisahkan masa lalu naga keluar atau muncul dari laut langsung menuju kesana minum air tawar ditempat itu, makanya disebut dengan Sumur Bohe Naga atau Sumur Air Naga. Apabila sudah pernah meminum air Sumur Bohe Naga kelak akan kemabali lagi ke Maratua. Nah…apabila wisatawan yang ingin datang lagi ke Pulau Maratua sebaiknya minum air Sumur Bohe Naga, agar dapat rejeki yang banyak dan kelak datang lagi ke Pulau Maratua.
9.       Batu Payung
Batu besar yang naik kepermukaan dipantai ujung kampung Payung-Payung berbentuk seperti payung. Model payungnya nampak jelas saat air sedang surut, tertutup air waktu pasang besar. Batu Payung tersebut menjadi aikon Kampung Payung-Payung.
10.   Pantai Lumantang
Pantai Lumantang terletak di Kampung Teluk Alulu. Hampir seluruh pantai wilayah Kampung Teluk Alulu semuanya batu karang yang tajam, ketika air surut baru terlihat sedikit pantai yang berpasir. Diantara pantai berpasir yang sedikit itu adalah Pantai Lumantang. Di pantai ini bisa dijadikan tempat bersantai dan bermain sekaligus tempat yang eksotis untuk menikmati matahari terbit. Jangan lupa suguhan buah kelapa muda sebagai penghapus dahaga.
11.   Pantai Tanjung Siku
Pantai Tanjung Siku terletak diujung utara Kampung Bohe Bukut. Disamping pantainya indah, dekat dengan kampung, pada malam hari sering penyu hijau naik kepantai sampai naik kedaratan untuk bertelur. Pantai Tanjung Siku siap menerima kedatangan wisatawan yang bersantai di Kampung Bahe Bukut.
12.   Pulau Pabahanan
Pulau Pabahanan adalah pulau kecil yang terpisah dari Kampung Teluk Alulu, berada diujung Pulau Maratua. Disana tersedia resort Nabucco yang menerima kedatangan wisatawan. Reseort Nabucco menyiapkan tempat tinggal berkelas dan menawarkan fasilitas Diving, Snockeling, dan Caffe.
13.   Tempat Menyelam
Hampir semua wilayah perairan sekeliling Pulau Maratua dapat dijadikan spot menyelam. Tetapi sangat disarankan kepada penghobi selam menggunakan gaide yang tersedia di resort atau masyarakat yang sudah terlatih dan bersertifikat untuk membawa dan menunjukkan tempat-tempat penyelaman yang bagus, nyaman, dan aman. Seharusnya penyelam didamping oleh penyelam yang berpengalaman dan memiliki sertifikat. Disarankan sekali untuk menjaga dan  menghindari kecelakaan laut saat menyelam.


14.   Sunset
Pemandangan menjelang saat matahari tenggelam sangat berbeda, bagi para penggemar dan penikmat matahari tenggelam serta penghobi fotografi sunset, momen semacam ini sangat di tunggu-tunggu. Di Pulau Maratua menyediakan tempat indah dan nyaman seperti ini, yang paling ideal berada di pesisir barat Pulau Maratua. Bagi yang Muslim sekalian membawa persiapan Sholat agar tidak terganggu menikmati matahari tenggelam menjelang senja itu. Bagi penghobi fotografi sebaiknya menyiapkan peralatan lebih awal, sebelum momen terburu hilang ditelan bumi.
15.   Sunrice
Matahari tenggelam atau sunset berbeda dengan menikmati matahari terbit atau sunrice. Untuk menikmati matahari terbit persiapannya harus lebih sigap, sebab saat bersiap-siap pagi-pagi sekali lingkungan sekitar masih gelap. Kalau sudah kesiangan namanya bukan menikmati matahari terbit lagi, tapi menikmati suasana pagi di Pulau Maratua. Tempat yang paling ideal untuk menyonsong pagi indah dan ceria di pantai timur pulau. Pemandangan yang diambil adalah kapal-kapal kecil milik nelayan dan sunrice. Kapal kecil sembari digoyang  dan diayun ombak, kesempatan itu momen bagus menikmati sunrice di Pulau Maratua.
16.   Teluk Pea
Pulau Maratua berbentuk “U”, didalam “U” adalah Teluk yang sangat dalam. Di pesisir pantai sepanjang Teluk itu di tumbuhi hutan mangrove yang sangat lebat, sebagian lagi ditumbuhi tanaman kelapa milik masyarakat Kampung Bohe Silian dan Kampung Teluk Alulu. Yang lebih indah dan nyaman menikmati segarnya hutan mangrove yang sebagian besar tumbuh diatas batu karang adalah di Teluk Pea. Teluk Pea terletak antara Kampung Bahe Silian dengan Kampung Payung-Payung.
17.   Gelas Raksasa Penampung Air Hujan
Pulau Maratua terbentuk dari peroses alam pada ratusan ribu bahkan jutaan tahun yang lalu. Terbentuk dari atol atau batu karang yang naik keatas permukaan. Dari peroses naiknya batu karang tersebut meninggalkan lubang-lubang, rongga-rongga dari permukaaan sampai bagian yang paling dalam. Diatasnya ada yang datar, dan berbukit-bukit tidak beraturan. Oleh karena itu dibawah Pulau Maratua banyak rongga kecil dan rongga yang besar. Rongga yang besar ada yang berbentuk Goa fertikal maupun horizontal. Adapula rongga besar itu berbentuk seperti tempayan atau gelas raksasa yang dapat menangpung ribuan meter kubik air tawar. Air hujan yang jatuh ke dasar pelataran Pulau Maratua tidak langsung masuk kelaut, tetapi sebagian besar masuk ke pori-pori lubang-lubang batu kapur atau batu karang itu, terus masuk dan turun kebawah, tertampung di tempayan atau gelas raksasa. Tempayan raksasa itu sangat rentan untuk pecah, karena sebagian dindingnya ada yang tipis. Penyebab pecahnya dinding tempayan atau gelas raksasa itu antara lain disebabklan oleh :
1)      Gempa bumi yang berkekuatan 4,5 sampai 7 skala rister.
2)      Gerakan atau pergeseran kerak bumi atau pergeseran patahan lempengan bumi
3)      Bangunan yang sangat berat diatasnya
4)      Getaran kegiatan pekerjaan yang menggunakan alat besar dan berat, seperti boldouser, traktor, dan eskapator.  
Apabila retak atau pecah tempayan atau gelas raksasa penampung air tersebut, maka air tawar yang tertampung didalamnya keluar, waktu air laut pasang besar, air laut masuk menggantikan air tawar. Yang terjadi adalah ketersediaan air tawar di Pulau Maratua menjadi langka dan mahal, semua sumur-sumur yang ada air tawarnya juga berubah menjadi asin.
18.   Dermaga Payung-Payung
Dermaga ini dijadikan tempat bongkar muat barang keperluan sehari-hari kampung Payung-Payung. Kapal-kapal kecil milik nelayan dan pedagang, tambat disini. Kemudian setelah bongkar atau selesai muat kapal-kapal tersebut pergi meninggalkan dermaga. Di dermaga Payung-Payung ini dapat menyaksikan keindahan sunset, keindahan karang, sejuknya hembusan angin, indahnya deburan ombak. Disini juga dapat menyaksikan langsung hilir mudik penyu hijau di padang lamun dan ikan warna warni di sela-sela batu dan terumbu karang…sangat menyenangkan. Di ujung Kampung Payung-Payung berdiri sebuah resort yang cukup megah dan mewah. Resort menyiapkan tempat menginap, menyediakan diving dan pelatihan diving, snockeling, dan caffe. Dari Resort Maratua Paradise ini langsung berhadapan dengan Pulau Kakaban.
19.   Dermaga Lawang-Lawang
Dermaga Lawang-Lawang berada di belakang kampung Bohe Bukut yang sekarang dikenal dengan Teluk Harapan. Dermaga yang cukup panjang ini tidak terkena ombak laut, karena berada didalam Teluk Pulau Maratua. Dari Teluk yang luas itu, dermaga masuk lagi ke Teluk yang lebih kecil. Teluk tempat dermaga ini seperti sungai yang memanjang disebut Lawang-Lawang. Dermaga menghadap laguna Maratua dan menjadi tempat bertambatnya kapal-kapal nelayan. Disana terdapat mahligai disebelah baratnya. Ikan kecil banyak yang lalu lalang didekat dermaga dan masuk kedalam hutan mangrove yang sangat subur. Mangrove itu tumbuh diperairan dangkal sepanjang dermaga. Dermaga Lawang-lawang juga digunakan tempat bongkar muat hasil nelayan dan barang keperluan sehari-hari kampung Teluk Harapan.
20.   Dermaga Bandong
Terletak di Kampung Teluk Alulu, disampaing tempat bongkar muat barang sehari-hari, dermaga ini sangat cocok digunakan untuk bersantai menikmati laguna Teluk Maratua.

Tanjung Redeb, 28 Januari 2015

Daftar Pustaka :
1.       DKP Berau, 2009. Kawasan Konservasi Perairan
2.       Humas Berau, 2014. Buku Kerja Pemda Berau
3.       Ithur Saprudin, 2013. Pulau Derawan




BIODATA PENULIS
SAPRUDIN ITHUR

Saprudin, Lahir di Samarinda tanggal 3 Januari 1960. Ithur adalah nama ayahanda tercinta (almarhum), untuk menghormati dan menghargai ayahanda tercinta nama digabung menjadi  Saprudin Ithur, sedangkan nama ibunda (almarhumah) tersayang Arbayah, kedua orang tua tinggal di KM 5 Purwajaya Loa-Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menikah pada tahun 1986 dengan seorang gadis cantik asli Berau namanya Nornaningsih lahir di Tanjung Redeb, Berau tahun 1969. Dari pernikahan tersebut dikaruniai putri tiga orang, yang pertama Shylva Novelia Saprudin  lahir di Tanjung Redeb tahun 1987, yang kedua Shinta Oktavia Saprudin lahir di Tanjung Redeb, tahun 1993, dan yang ketiga Fitria Ramadhani Saprudin.  Ketiganya lahir di Kota Sanggam kota Tanjung Redeb Berau Kalimantan Timur.
Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar Negeri No. 22 Purwajaya, naik kelas empat sekolahnya tutup, pindah ke Sekolah Dasar Negeri 11 Loa-Janan lulus 1973. Kemudian melanjutkan ke SMPN 2 Samarinda sekolah sore berhenti, dan sekolah lagi di swasta SMP Bhakti Loa-Janan, lulus di SMP Negeri Loa-Kulu pada  Tahun 1976, dan melanjutkan ke SPG Induk Samarinda, kelas dua diberhentikan, pindah ke SPG Khairiyah Samarinda, ujian akhir di SPG Katholik Samarinda, lulus Tahun 1979/1980. Pada tahun 1980 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil sebagai Guru Sekolah Dasar  di Kabupaten Berau
Perjalanan menjadi Guru cukup panjang mulai 1981 sampai dengan 1991  berpindah-pindah dari SDN Tanjung Batu Kecamatan Pulau Derawan, menjadi Kepala SD Inpres Tanjung Perepat Kecamatan Talisayan, sekarang masuk Kecamatan Biduk-Biduk, dan terakhir pindah menjadi Kepala SD Inpres Kampung Batumbuk Kecamatan Pulau Derawan. Kemudian diangkat menjadi Penilik Kebudayaan Kecamatan Tanjung Redeb sampai dengan Tahun 1996, menjadi Kasubag Kepegawaian pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Berau 1996 - 1999, diangkat sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Depdikbud Kabupaten Berau  1999-2000, jadi Kepala Cabang  Pendidikan Kecamatan Biduk-Biduk 2002-2004, dipidah lagi menjadi Kepala Seksi Atraksi Seni Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Berau 2004-2009, menjadi Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Berau 2009-2012. Menjadi Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau 2012-  . Pengabdian sebagai Pegawai Negeri Sipil seluruhnya di Kabupaten Berau.
Melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka lulus pada tahun 1995 sebagai Sarjana Ilmu Politik, kemudian pada tahun 2000 berkesempatan menyelesaikan Akta IV di Universitas Mulawarman Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, serta menyelesaikan Pasca Sarjana di Universitas Terbuka Program Magister Administrasi Publik lulus tahun 2013.
Buku pertama yang dicetak adalah Kumpulan Puisi, lebih seratus Puisi yang dikarang sendiri masuk dalam buku tersebut, dilanjutkan dengan buku kedua dengan judul Bang Bal Menjadi Raja penulis mengangkat ceritera rakyat terdiri dari 1) Ceritera Rakyat Dayak Punan “Asal Usul Punan Segah”;  2) Ceritera Rakyat Berau “Asal Usul Kerajaan Berau”; 3) “Asal Usul Perahu Batu Di Long Nung” Dayak Punan; 4) Buaya Giram Tip; 5) Ceritera Rakyat Dayak Ga’ai ”Bang Bal dan Kepala Tua”; 6) Ceritera Rakyat Berau “Batu Bual”; 7) Ceritera Rakyat Dayak Ga’ai Long Ayan“Lui Las Anak Dewa Langit”; 8) Ceritera Rakyat Pesisir Dayak Ake Biata Ulu “Nek Nimbul”; 9) Ceritera Rakyat Berau Makam Keramat “Puan Sipanaik”; dan 10)  Kisah nyata empat pahlawan yang gugur Pulau Balikukup pada tahun 1957 “Pertempuran Melawan Maut”
Dalam buku tiga dengan judul Lamin Talungsur penulis mengangkat ceritera 1) Legenda Lamin Talungsur; 2) Putri Naga dan Nakhoda Muda; 3) Ayus Putra Rimba Raksasa,; 4) Pangeran Ulok; 5) Andai Samira Ka Gunung Padai; 6) Perang di Laut Batu Putih.  Buku empat, Legenda dengan judul Batu Langkup, yang mengangkat ceritera rakyat Dayak Ahi Kampung Tembudan Kecamatan Batu Putih. Buku lima dengan judul Meriam Pijitan mengangkat ceritera 1) Meriam Pijitan; 2) Meriam Sumbing; dan 3) Pelangi Bidadari.
Yang belum dicetak menjadi buku antara lain Legenda Batu Bual versi bahasa daerah Berau, Legenda Srikandi Berau Kannik Barau Sanipah, Berkembang dalam Lumpur (drama), Kissah Tambing Siring, Pangadakan (drama), Palas Banua, Pambakal Ambi, Sekilas Pahlawan Bajau, Situs Raja Alam, Si Palui, Tragedi Malam Tahun Baru (cerpen), Meniti (cerpen), Mistri di Ujung Pulau (cerpen), Ulun Lebbo, Pembunuh Berdarah Merah, Danau Tebo’, dan menulis 23 lagu Daerah Berau. Sampai saat ini masih aktif menulis dan mengarang lagu.
Organisasi yang pernah dan masih digeluti sebagai Sekretaris Soksi Kabupaten Berau, Sekretaris Alumni UT Kabupaten Berau, Pendiri Yayasan Kalbu, Pemerhati Kebudayaan, Pengurus Gerakan Pemuda Asli Kalimantan, Pembina Teater, Pembina Penulisan Sastra, sekretaris club Dance, Wakil Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar Kab. Berau. Nara sumber diberbagai kegiatan, masih aktif sebagai Dosen STIT Muhammadiyah Tanjung Redeb, Berau
Alamat rumah : Jl. Durian 3 Gang Haur Gading No. 03 Tanjung Redeb Berau, Kaltim, Indonesia. 77311 HP. 085249518790/085753870395.
Alamat Kantor : Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Berau. Jl. Pemuda no. 35 Tanjung Redeb Berau, Kaltim Indonesia Telp/fax 0554 21219
Email : saprudin_brau@yahoo.com                         Facebook : saprudin ithur
Youtobe : saprudin ithur (7 Lagu Daerah Berau Kaltim

5 komentar:

  1. Saya baru kali ini baca ulasan yang mendetail mengenai Maratua, sangat membantu sekali untuk wisatawan yang ingin mengeksplore Maratua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tks. Missy tinggal dimana ? klo di kota Tanjung Redeb boleh berkunjung kerumah sy utk mengekplor lebih luas lagi ttg pariwisata Berau....
      Salam kenal dan persahabatan

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. untuk bandara sekarang panjang RUNWAY 30 x 1600m dengan Taxiway 15x75 dan Apron 100x70 semua dengan konstruksi ATB untuk penerbangan route saat ini TARAKAN - MARATUA ( PP )
    MARATUA - KALIMARAU ( PP ) Maskapai SusiAir masih subsidi untuk warga Maratua
    (perdana 12 juni 2017 )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tks pa Budi atas informasix. alhdlh dari kota Tanjung Redeb-Maratua atau sebalikx sdh lebih mudah. ada pesawat SusiAir dan tetap ada speadboat milik masyarakat Maratua dari kota Tanjung Redeb-Maratua dengan harga Rp. 250.000 per orang. mari lanjut kita buka lebar-lebar Maratua sebagai Pulau Terluar Indonesia dan sebagai Pulau dan spot diving terindah dan terpopuler di dunia.........

      Hapus