CERITA TENTANG SUNGAI
BERIAK AIR BERSELIMUT BUSA
MEMBANGUN PUSARAN KECIL MELIBAS BATU HITAM
MELIUK-LIUK MEMBELOK TAJAM
ARUS KENCANG MENGHANTAM DINDING TEBING
AIR BERLARI KE HILIR
BENING SAAT INI
HUJAN, AIR SEKETIKA MENYAPU
MENENGGELAMKAN BIBIR SUNGAI
YANG BERSOLEK BATU KORAL DAN PASIR
KARRASIK UJAR URANG BARRAU
SUNGAI MEMBELAH GUNUNG SAMPAI DALAM
MEMBENTUK LUKISAN
MEMBENTUK RELIEF
MEMBENTUK PATUNG TANPA NAMA
LIHAT MATAHARI MASIH TINGGI
MENGINTIP PULUHAN ANGGREK DI KAPUT POHON
DI SELA DAHAN YANG MENJURAI
DI SELA BATU GUNUNG TERJAL
MENEMBUS DAHAN RANTING DI DEDAUNAN
POHON BESAR DAN KECIL
MASIH BERBARIS SEPERTI SEMULA
MENGAPIT SUNGAI
MEMBENTUK GUA
DAUN-DAUN MUDA BEREBUTAN
MENGEJAR SELA-SELA KOSONG
BUAH SEBENTUK ANGGUR MASIH HIJAU
JATUH BERGANTIAN KE MULUT SUNGAI
IKAN MENYAMBAR TANPA MALU
POHON SUKANG SERIBU MASIH TUMBUH SUBUR
AKU DATANG MENJENGUK KE ELOKAN
MENITI BIBIR SUNGAI
BERENANG DIAPIT POHON
TEBING SUNGAI MEMANGGIL KENCANG
DAUN SERDANG MELAMBAI-LAMBAI
BEKANTAN TUAN RUMAH BERHIDUNG MANCUNG
BURUNG MURAI BERNYANYI TENTANG SYURGA
LIHATLAH KECERIAAN TUPAI
KUKANG MASIH MENCARI BELALANG
UNGGAS TERBANG BEBAS
SINGGAH DI RANTING MENJULANG
MEMATUK DAHAN MATI
MEMUNGUT ULAT
DI DAUN LEBAR
BERKICAU SAHUT MENYAHUT
LENGKING, KENDOR, PARAU DAN MENDAYU
MONYET HITAM BERCINTA
BERPELUKAN DI DAHAN BENGKIRAI
BERCERITA TENTANG DAUN ASAM
BERCERITA TENTANG BUAH MERAH
BERCERITA TENTANG AKAR YANG MENJUNTAI KE DASAR SUNGAI
MENJELANG SENJA
BUNYI JANGKRIK HUTAN
BUNYI KERERIANG TAJAM
MENUSUK DINDING TELINGA
SEDANG BURUNG-BURUNG MANDI
BERTENGGER MENGIBAS SAYAP
BURUNG BEO MEMUJI DIRI
MENYINDIR BETINA DENGAN KEMOLEKAN PARUHNYA
AYAM HUTAN EKOR PANJANG
MENGEPAK SAYAP TERBANG MENCARI PERADUAN
AKU MENELUSURI SUNGAI DALAM KERINDUAN
AKU MEMANGGIL POHON DENGAN SENYUM
AKU MEMINTA SUNGAI TERUSLAH MENGALIR
AKU MENYITIR UNGGAS BIAR BERNYANYI
AKU MENGGURUI PARIMATA
SONG-SONGLAH MASA DEPAN
MELOMPATLAH DARI RANTING KE RANTING
DARI AKAR BERGELANTUNGAN
CIUMILAH POHON DENGAN KASIH
HIRUPLAH AIR DENGAN DAHAGA
KATAKAN RUMAHKU ADALAH HUTAN
KATAKANLAH SUNGAI SUNGAI TEMPAT KU BERKACA
JUTAAN TAHUN TELAH DATANG
MENGHIDUPI SEMANGAT KEAGUNGAN
SYURGA DUNIA MASIH
MENYISA
SEDIKIT DARI MILYARAN YANG HILANG
SUNGAI SEGAH
SUNGAI KELAI
SUNGAI SIDUUNG
MENYIMPAN JUTAAN MISTERI
MENYIMPAN SEJUTA CIRI
MENYIMPAN SERIBU BUNGA
MEMENDAM KECANTIKKAN
MERINDUI MALAM SEGERA DATANG
KETIKA PAGI MATAHARI MENGINTIP LAGI
BERLARILAH MENGEJAR BENING DAN BERIAKNYA SUNGAI
SYURGA MASIH MENYISA
BIARKAN RASA MENJADI DAMAI
BIARKAN SYARAF RILEKSASI
JAUHKAN ADONAN KOTA
YANG MENYESAK
DENGAN BERENDAM
MENYELAM
BERENANG BERSAMA IKAN
JALAN DENGAN KAKI TELANJANG
AKU MENGGAULI ALAM SANG PENCIPTA
MENELUSURI SUNGAI MENANTANG GIRAM
MEMBIARKAN TUBUHKU BASAH
DISIRAM AIR SUNGAI
MEMBIARKAN KEMEJAKU KERING OLEH PANAS
SEDANG LANGIT MASIH SETIA
MENUNGGU KEDATANGAN
SANG PENCINTA
PENCARI DAMAI
Berau, 24 November 2005
HAKIKAT DAMAI
SEORANG LELAKI TERMENUNG RAGU
MENGHENYAK DI ATAS AWAN
SETELAH LELAH DALAM PERJALANAN
MENGELILINGI BUMI
MENYAPA BULAN KEMERAHAN
LELAKI MENYAKSIKAN PERANG DI MANA-MANA
LELAKI MENYAKSIKAN PERKELAHIAN DI MANA-MANA
LELAKI MELIHAT PERGUMULAN DI MANA-MANA
LELAKI MELIHAT PERSELINGKUHAN DI RANJANG GEMAWAN
LELAKI MELIHAT PERSETERUAN POLISI DENGAN RAKYAT JELATA
LELAKI MENYAKSIKAN DEMONSTRAN YANG MENGGILA
LELAKI MEMPERHATIKAN UNJUK RASA YANG MERUSAK,
BRUTAL DAN MELEMPARKAN BATU
LELAKI MENYAKSIKAN TRAGEDI SERANG MENYERANG
SALING HANTAM DAN MEMBABI BUTA
LELAKI MENYAKSIKAN KELOMPOK YANG GARANG MENGHANCURKAN
KEYAKINAN YANG BERBEDA
LELAKI BERTANYA HAKIKAT DAMAI KEPADA SANG LANGIT
LANGIT DIAM
SAMPAI LELAKI ITU TIDUR MENDENGKUR
DALAM MIMPI LANGIT MENJAWAB
HAI LELAKI MUDA BUKA MATAMU
HIDUPKAN JIWAMU
AYO BANGUNLAH, DENGAN RASA BUGAR DAN KERONAAN
BERSIHKAN MATAMU DENGAN AIR DALAM BEJANA PUTIH
TETESKAN AIR PANCURAN KEDUA TELINGAMU
MINUMLAH AIR CINTA DENGAN ADONAN DOA-DOAMU
KELUARKAN KOTORAN DAN HIDUNGMU DAN BASUHLAH
CUCILAH TANGAN DAN KAKIMU DENGAN AIR KEHANGATAN
BILASLAH HATIMU DENGAN AIR SUCI
LALU LANGIT DIAM SEJENAK
HAKIKAT DAMAI ADALAH CINTA SESAMA
CINTA KASIH YANG TULUS DAN MURNI
SALING MENGHORMATI DAN MENGHARGAI
MELINDUNGI ATAU MENGAYOMI YANG LEMAH DAN SEKARAT
MENERIMA PENDAPAT ORANG LAIN
WALAUPUN DIA DI BULAN ATAU KOLONG JEMBATAN
TERSENYUMLAH WALAU BELUM SEJALAN
KETAHUILAH HAI LELAKI
ORANG LAIN TIDAK PERNAH SAMA DENGAN DIRIMU
WAJAHNYA
PERILAKUNYA
SUARANYA
PENDAPATNYA
UKURANNYA
KETEBALAN RASA DAN CINTANYA
APABILA SAMA, DIA ADALAH BONEKA DARI KAYU
KETIDAKSAMAAN ITU AROMA DUNIA
MENGHIASI SEMESTA DENGAN RASA GELORA
LIHATLAH BULAN
MATAHARI DAN BINTANG GEMINTANG
BERGERAK DAN MENGISI RUANG DENGAN EDARNYA TERATUR
TIDAK MERASA PALING BERKUASA ATAU MENENTUKAN
LIHATLAH MATAHARI DENGAN KEBESARAN SINARNYA
MENERANGI JAGAT RAYA MENEMBUS BATAS DAN WAKTU
KALAU MATAHARI GUSAR
DAN MEMERANGI BENDA-BENDA LANGIT
BIMA SAKTI
MAKA MUSNAHLAH SEMUA
MAKA MUSNAH PULA
KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
MANUSIA PASTI TERBAKAR DAN LEBUR MENJADI DEBU
KETIKA KAMU MERASA PALING PINTAR
TUNDUKKANLAH KEPALA DAN CIUMLAH BUMI
KETIKA KAMU MERASA PALING KUAT
LETAKKAN JEMARIMU PADA PIPI YANG MEMELAS DAN KURUS
KERING
KETIKA KAMU MERASA PALING KAYA
INGATLAH KETIKA MANUSIA SEKARAT
KETIKA MENGHEMBUSKAN NAFAS TERAKHIRNYA
DAN MATI BUJUR KAKU
DIA MATI SENDIRI
DIA DIMASUKKAN DALAM KOTAK KAYU SENDIRI
DIA DIMASUKKAN KE DALAM LUBANG SENDIRI
GUNDUKAN TANAH ITU DIINJAK DENGAN KAKI KOTOR
HARTA,UANG DITINGGALKAN
KETIKA KAMU BERBICARA LANTANG DAN MENJELEKKAN
KAMU MENGAKUI KERENDAHAN DAN KEBODOHANMU
KETIKA KAMU MEMUJI DIRIMU
KETIKA ITU KAMU
MELUMURI DIRI DENGAN LUMPUR BUSUK PENUH SAMPAH
MENODAI DIRI DENGAN NISTA YANG PALING DALAM
BERBUAT BAIKLAH UNTUK DIRIMU
BERBUAT BAIKLAH UNTUK ORANG LAIN
DAMAIKANLAH SENGKETA DAN PERKELAHIAN
JAUHKANLAH BUMI DARI SALING CURIGA DAN SALING MEMBUNUH
JAUHKANLAH DARI PEPERANGAN
SYUKURILAH KEHIDUPAN DAMAI
DAMAI DARI PENYAKIT
DAMAI DARI FITNAH
DAMAI DARI AROGANSI
DAMAI DARI TEKANAN DAN PENGHINAAN
DAMAI DENGAN PENUH CINTA
DAMAI DENGAN PENUH RASA AMAN
DAMAI DALAM SUKA CITA
DAMAI DALAM DIAM
Tanjung Redeb, Berau, 8 Maret 2006
DAYAK DAN PEDALAMAN
KUMPULAN-KUMPULAN ORANG-ORANG
KELOMPOK-KELOMPOK KECIL
KOMUNITAS YANG TERBIAR
ADA DITEPI-TEPI SUNGAI MENJOROK
JAUH KEHULU MENYENDIRI
MEMISAH DARI KUMPULAN-KUMPULAN LAIN
ADALAH MEREKA DAYAK YANG TERSINGKIR
ADA PUNAN
ADA SEGAI
ADA BASAP DAN
ADA LEBBU
ADA KENYAH
BERSATU DENGAN SUNGAI-SUNGAI
PERAHU PANJANG HALUAN DIUKIR
MELIUK-LIUK MENGIKUTI ALUR
BERIBU IKAN MENYAMBUT UMPAN
BERSATU DENGAN HUTAN
ROTAN, GAHARU, SARANG BURUNG,
POHON JADI TUMPUAN
LEBAH MADU BERGAYUT DIPANJAT MENITI
DARI POHON KEPOHON BERGELANTUNGAN
HUTAN ADALAH KEHIDUPAN
HUTAN ADALAH NAFAS DAN RUH MEREKA
DAYAK DAN HUTAN SATU DALAM DAMAI
DILUAR HUTAN JADI MATI AKAL
ORANG LUAR MELIHAT UANG DIPEDALAMAN
DARI MUARA SAMPAI HULU SUNGAI
PEDALAMAN DAMAI TERSIARKAN DENGAN LAGU-LAGU
PETIKAN DAWAI YANG MENGHUNJAM JANTUNG
TARI-TARIAN DAN MENGENAI
MENGALIR JAUH SAMPAI KELAUTAN
TRADISI PENGOBATAN DI IRINGI MUSIK BERNADA
DEWA HUTAN, DEWA SUNGAI, DEWA GUNUNG
DEWA BANGRIS, DEWA JERAM, DEWA KIHAM DATANG
DENGAN MATA CURIGA DAN GEMBIRA
MENGIKUTI MUSIK YANG MENGHENTAK-HENTAK TUMIT
ULANG TAHUN DAN PANEN PADI DIRAYAKAN
BAJIAK BERPUTAR-PUTAR
ORANG BARU MENGHUNJAM KUASA
MEMETAK HUTAN MEMBAGI AREAL
AUNG GERGAJI MESIN MENGGILA
POHON-POHON TEMPAT PARA
DEWA TUMBANG
ORANG UTAN, KIJANG, BANTENG, BERUANG, RIMAUNG DAAN,
LARI TUNGGANG LANGGANG
MATA DAYAK MEMANDANG SEKELILING
JAUH DILUAR BENAK DAN OTAK
INIKAH KEMERDEKAAN
INIKAH CERITERA TENTANG KEMERDEKAAN ITU
KOMUNITAS ITU MENYINGKIR LAGI
BOLDOUSER MEMAKSA KAYU KELUAR
LOGGING ANTRI PENUH MUATAN
KELOMPOK ITU HANYA KENAL KUDA-KUDA
MENARIK KAYU DENGAN BAHU DAN OTOT PERKASA
SEKARANG MEREKA MENGADU
KEMANA LEBAH MADU BERGAYUTAN
KEMANA RUSA BURUAN ITU
SARANG BURUNG MILIK ORANG KOTA
AKU JADI PENCURI DITANAH SENDIRI
DISIKSA DAN DIRENDAM
KAMI TAK KUASA
ROTAN YANG BERSIMBAHAN SUDAH HILANG
EMAS DIKERUK DENGAN MESIN
BUAH-BUAH HUTAN BUSUK DITANAH
TANAMAN NENEK MOYANG DIGUSUR
KUBURAN ADAT DI INJAK-INJAK
KUBURAN DI GUA, DITEBING GUNUNG BERANTAKAN
PORAK, PORAK PORANDA
GUCI, MANIK, BENDA BERHARGA DIRAMPAS
BIARKAN ITU MILIK ORANG MATI
SEDANG BABI MENGAMUK MENYERANG KEBUN
INIKAH KEMERDEKAAN ITU
INIKAH CERITERA TENTANG KEBEBASAN ITU
HAK KAMI SUDAH DIRAMPAS
KEBEBASAN KAMI SUDAH PERGI
DAYAK DIBIARKAN
SEDANG HUTAN SUDAH KIKIS
HAI BAPAK…….. HAI IBU PENGUASA
DENGARKAN DETAK JANTUNG MEMBURU
INTIP HATI NURANI
KAMI BAGIAN DARI HUTAN ITU
KAMI BAGIAN DARI SUNGAI-SUNGAI ITU
PEDALAMAN NAN ROMAN
MILIK MOYANG
DIHUTAN KAMI MAKAN
DIHUTAN KAMI TINGGAL
DIHUTAN KAMI TIDUR
DIHUTAN KAMI HIDUP
DIHUTAN KAMI BERKELIARAN
DIHUTAN KAMI MENCARI MAKAN
DIHUTAN KAMI MENJUAL
DIHUTAN KAMI MEMBELI
DIHUTAN KAMI BERBURU
DIHUTAN KAMI KAWIN
DIHUTAN KAMI MELAHIRKAN
DIHUTAN KAMI MATI
DIHUTAN TEMPAT SEGALA BENTUK
JANGAN USIR KAMI DARI HUTAN MOYANG
BIARKAN KAMI DIHUTAN LEBAT
KAMI MERDEKA
KAMI BEBAS MENGUASAI HUTAN
ILMU KAMI TENTANG HUTAN
PIKIRAN KAMI ADALAH HUTAN
KELESTARIAN KAMI ADALAH HUTAN
RUMAH KAMI ADALAH HUTAN
PENDIDIKAN KAMI TENTANG HUTAN
SEJAK MOYANG MENJAGA KESEIMBANG HUTAN
BIARKAN KAMI BERSAMA HUTAN
Biduk-Biduk, 8 Mei 2004
Sabtu, pukul 11.00 wite
MASIH KADA PARCAYA
( BHS BANJAR )
BALAH DADAKU ADINGAI
AMBIL HATI DAN JANTUNGNYA
IKAM LIHATI BUJUR-BUJUR
APA NANG DI SAMBATNYA
APA NANG DI TULISNYA
APA NANG DI URAIAKANNYA
NGARAN IKAM SAMATA
NGARAN IKAM BATIPAK
KADA KAWA DI LAPAS LAGI
KUPAS KALUPAK MATA KANDA DINGAI
APA NAG IKAM LIHAT
JANAKI BUJUR-BUJUR
BAYANGAN IKAM NANG TALINTAS
MUHA IKAM NANG BUNGAS TAGAMBAR
KANAPA IKAM MASIH KADA PARCAYA
KANAPA IKAM MASIH SAK WASANGKA
MANUDUH AKU MANDUAKAN IKAM
MAMBIARAKAN AKU TAKAPIT RASA
NANG KURINDU IKAM HAJA DINGAI
SIANG MALAM KADADA LAIN
KU HANDAK MALIHAT IKAM SABAN WAKTU
SABAN BAISUKAN
SABAN SIANG
SABAN SURI
SABAN MALAM
DINDA KU SAYANG
CIUM RINDUKU
DINDA KU SAYANG
JANAKI HUMBAYANGKU
DINDA KU SAYANG PAGUTI MIMPIKU
JANGAN BIARAKAN SAKIT NANG LAWAS
BUKA HATI IKAM
JANAKI KAHALUAN
AKU MASIH DUDUK MALAMBAI
DISINI DIBAWAH PUHUN RAMBAI
AKU MASIH MANUNGGUI DINGAI
Tanjung Redeb, 17 Desember 2005
PERCIKAN CINTA SANG WANITA
SEORANG WANITA SETENGAH BAYA
MONDAR MANDIR BERJALAN
DI ATAS ASPAL BETON TENGAH TERIKNYA MATAHARI
SESEKALI WANITA ITU MENGHENTAKKAN KAKINYA KE DASAR
BUMI
DAN
SESEKALI WANITA ITU MENGEPAKKAN TANGANNYA
KEPIPI PANTAT BAGIAN LUAR
KEMUDIAN WANITA ITU BERLARI KECIL
DI ATAS TROTOAR PAPING BLOK YANG BANYAK PECAH DAN
BERLUBANG
KEMUDIAN MENGOMEL
AKU TELAH MENDAPATKAN PERCIKAN CINTA DARI SANG
PECUNDANG
AKU MENGHAMBURKAN CINTA DENGAN KEBASAHAN BIBIRKU
AKU BIARKAN CINTA MENJULANG SAMPAI KEAWAN
PERCIKAN CINTA TERUS MENEBARKAN AROMA
KEINDAHAN ALAM DENGAN WARNA-WARNI
MEMBURU DAN MENGAIS KERTAS
BEBERAPA SAAT WANITA ITU DIAM
LALU DUDUK
DITEPI PARIT YANG BERBAU BUSUK
AIR MENGALIR TIPIS HITAM PEKAT
BERCAMPUR DENGAN NODA-NODA
SEDANGKAN ULAT BERTUMPUK-TUMPUK
MENGGEROGOTI TIKUS MATI
MENGGUMPALI IKAN LAPUK
LALU WANITA ITU SEKONYONG-KONYONG
MENENGADAH KEATAS
WAJAHNYA BERUBAH BERINGAS
MATANYA LIAR MENANTANG LANGIT
LALU IA BERTERIAK
CINTA MEMANG INDAH
CINTA MEMANG IDAMAN
CINTA MEMANG KEMURNIAN
CINTA MEMANG LUBUK YANG DALAM
OI…CINTA MEMANG MILIK KITA
CINTA MILIK ORANG
MEMANG CINTA MILIK MANUSIA
CINTA PASTI MILIK TUHAN
CINTA MILIK BIRUNYA LANGIT
CINTA MILIK BINATANG YANG MENGENDUS DIHUTAN
CINTA MILIK HEWAN DILAUT YANG MENGIBA
CINTA MILIKKU YANG HILANG
CINTA MILIK SANG PECUNDANG
PERCIKAN CINTA SUDAH KUTABURKAN
MENODAI MIMPI-MIMPI YANG HILANG
BIRAHI SANG PECUNDANG
MELUMAT BIBIR MERAH DELIMA
MEREMAS DADA SINTAL
MENUSUK ANUS SANG KOTOR
MEROBEK DINDING SELANGKANGAN
MENODAI KESUCIAN WANITA
KEMUDIAN WANITA MENGAIS KERTAS DAN PELASTIK
DAN BERCENGKERAMA DENGAN PARIT BERBAU
TERTAWA TANPA TEMAN YANG LUCU
IA MENGIRIS RASA SILAM
MENANGIS DALAM DUNIA KELAM
CINTA DENGAN SERIBU MALAM
SANG PECUNDANG
BIARKA AKU MENANGIS DITEPI JALAN
BIARKAN AKU MENGIRIS NISTA
LUMPUHKAN SEMUA BIRAHI
Haaaa..MOBIL PUTIH DATANG
MEMBORGOL KEDUA TANGAN
WANITA DITARIK PAKSA
DAN MELAJU MENINGGALKAN WAKTU
TERDENGAR KATA BERGELOMBANG
MENINGGALKAN NISTA SEPANJANG JALAN
AKU TELAH TINGALKAN JELITAKU
AKU TELAH SERAHKAN MASA MUDAKU
AKU MERENGKUH MASA KECEMASANKU
DIUSIA SETENGAH BAYA
MOLEKKU BERSAMA RAUNGAN KETAKUTAN
Tanjung Redeb, 10 Oktober 2006
WAJAH
WAJAHKU ADALAH WAJAH DIA
WAJAHKU ADALAH WAJAH MEREKA
WAJAHKU ADALAH WAJAH AKU
KATANYA AKU BUKAN BINATANG
KATANYA AKU
BUKAN TANAMAN
TAPI AKU KADANG HARIMAU
TAPI AKU KADANG MONYET
TAPI JUGA KADANG AKU JADI BERINGIN
WAJAHKU ADALAH WAJAH DIA
JADI MERAH
JADI HITAM
JADI PUTIH
JADI RAKSASA
SESAAT DI HARI-HARI PUTIH
SESAAT DI HARI-HARI MERAH
SESAAT DI HARI-HARI KELAM
AKU SEBAGAI HANTU
MERABA BIBIR BIBIR PUCAT
AKU SEBAGAI MALAIKAT
PUTIH YANG MENGAKU-AKU
Ruang Auditorium
Pusat Pengembangan Penataran Guru Kesenian
Jogjakarta, 21 Nopember 1997
M A T A H A R I
Kami adalah
segelintir dari mereka
Dibawah
matahari……….penuh perjuangan
Disana……disana………dan
disana
Perjuangan
menggelegar dan dahsyat
Menantang
matahari,
Semakin
dekat, panas semakin menyengat
Disana…….disana……..dan
disana
Rubuh
Terbaring
Tidur untuk
selamanya
Tubuh mereka
penuh darah…..bergelimang
Tubuh mereka
terkapar puas
Peluru
mengiyang, lalu menembus dada
Peluru lepas
tak pernah bersahabat
Membelah
semangat menjadi lebur
Hilang
Musnah
Dan………………
Ternyata
tidak lenyap,
Dibelakang sana masih banyak
Bahkan beribu-ribu
dan berjuta semangat
Tak pernah
padam terselubung
Wahai para
syuhada
Jiwamu putih
seperti melati
Jiwamu teguh
seperti baja
Sinarmu
membias sebagai matahari
Menembus
dada-dada kami
Tabur benih
dijiwa kami
Wahai engkau
para Syuhada
Atas nama
seluruh bangsa ini
Memuji akan
kegagahanmu
Memuji akan
keluhuranmu
Semangatmu
adalah semangat kami
Jiwamu
adalah jiwa kami
Merdeka………..
Merdeka……….!
Merdeka………!!!
24-9-1987
NEGERI PERMAI
Dibawah
lingkaran langit biru
Diatas
bulatan bumi
Terbentang
Terhampar
Dan
bermacam rupa
Hak cipta
Tuhan yang Agung
Manusia
diciptakan untuk
Untuk
semua………..Ciptaanya
Merawat
Menjaga
Agar alam
lebih baik dan indah
Dan sejuk
nyaman terasa insan
Manusia
yang mampu
Untuk
berbuat sesuatu
Serta
menggunakan segala isinya
Bukan untuk
merusak
Dan………..
Memporak
porandakan
Atau………..
Mengikis
dan memperkosa
Mempitnah
Menyiksa
Dan dengan
bermacam cara
Alam untuk
kita
Untuk
manusia yang pandai menggunakannya
Bukan untuk
Dewa-dewa perusak
Sayang………………..
Jagalah
alam kita
Manis…………….
Jagalah
alammu
Jagalah
alam Indonesia
ini
Agar
lestari sepanjang masa
Agar makmur
Penghuni
tercinta
Episot, 1987
SELAMAT JALAN MATAHARI
TEMAN…………
TADAH
MUKAMU
LIHAT
MATAHARI………MERAH MELINGKARI SAYU
SEDIH TANPA
UNGKAPAN
NAMPAK
ENGGAN UNTUK PULANG
DAN…….NAMPAK
ADA TANDA-TANDA KESEDIHAN DIMATANYA
YANG
TERLALU AMAT DALAM
SERASA
RESAH UNTUK MENGHILANG
SERASA
SUSAH UNTUK MELUPAKAN
KENANGAN
YANG TERLANJUR TUMBUH DAN TERPATRI
SERAYA
BAHAGIA MENCENGKRAM DALAM DADA
TEMAN……….
MATAHARI
BANYAK TUGAS UNTUK KITA
ALAM JAGAT
RAYA TEMPAT SEMUA MAHLUK
TERMASUK
KITA DAN SEMUA ORANG
LALU ……. IA
MENGHILANG DIBALIK LINGKARAN LANGIT
LANGIT
PALING BAWAH SEKALIPUN
AH……… SUSAH
…….
UNTUK
MELUPAKAN SEMUA KENANGAN
SELAMAT
JALAN…….SELAMAT JALAN MATAHARI
SELAMAT
BERPISAH
KALU BOLEH
ESOK KITA AKAN JUMPA LAGI
Tanjung
Perepat, 1987
UNTUK AYAH
Ayah
Bahagia Terasa
Jauh Untuk Dapat Kau Cicipi
Derita Lebih
Banyak Menghimpit Dan Menjepit
Sampai Tuamu
Sampai Akhir
Mejelang Hayatmu
Ayah,
Engkau Tetap
Tegar
Engkau Tetap
Kokoh
Dan Engkau
Selalu Tersenyum
Menikmati Hidup
Sekalipun Tantangan
Dan Tantangan
Tetap Engkau
Melangkah
Sampai Tuamu
Sampai Akhir
Menjelang Hayatmu
Ayah,
Engkau Tauladan
Nyata
Untuk Anak
Juga Cucumu
Walau Disini
Masih Ada Nampak Coretan Merah
Yang Kaku
Remang-Remang
Ayah,
Kini Kau
Hijrah Di Alam Baru
Alam Yang
Belum Pernah Kau Kenal
Alam Itu
Alam Tempat Penentuan
Akhir Dari
Semua Kehidupan
Dan
Impian
Ayah,
Tak Ada
Yang Dapat Aku Sembahkan Untukmu
Selain Pasrah
Dan
Doa-Doa
Kami
Untuk Menyertaimu
Disisi Tuhan
Terima Kasih……….
Ayah……..
Terima Kasih……..
30 September 1988
KEMBANG-KEMBANG BERKEMBANG
KEMBANG….
KAU TELAH
TEBAR
BENIH-BENIH
KEMULYAAN DAN KEAGUNGAN
SAMPAI JAUH
KE MADAGASKAR
DAN NEGERI
CINA
KEMBANG-KEMBANGMU
BERKEMBANG
HARUM
MEWANGI………
DAN TERCIUM
OLEH
KUPING-KUPING BINAL
MULUT-MULUT
BUSUK
KAKI-KAKI
JAHIL
JUGA
TANGAN-TANGAN JAHANAM
KEMBANG-KEMBANG
MU RUNTUH DAN BERANTAKAN
WALAU
SESEKALI SEMANGATMU MASIH NAMPAK
KEMBANG…….
ORBAMU
BENAR-BENAR BERKEMBANG
MEMENUHI
ALAM JAGAT
MENEMBUS
LAPISAN-LAPISAN
EMBUN DAN
KABUT
KEMBANG-KEMBANG
BERKEMBANG
MENGHIAS
CAKRAWALA MU
NUSANTARA.
01 Oktober 1988
K A M I
Seratus Atau
Dua Puluh
Lima Tahun Yang Lalu
Kami Berdiri
Tegar, Kokoh Menjulang
Diangtara Bumi………
Dan Langitmu Tuhan
Tangan Dan
Jemari Kami Bergerak Lincah
Daun Kami
Sering Melambai Mesra Mempesona
Derap Langkah
Penghuni Turut Bernaung
Lelah Dan
Lelap Sepi Tertidur
Menikmati Alam
Hamparan Permadani
Terima Kasih
Beribu Kata Beribu Bahasa
Padamu
Tuhan Pencipta Smesta
Langkah…….Baru…..Tua…Muda
Semua Mengucap
Puji Syukur,
Sujut Dalam Diam
Tapi Kini………..
Tenang,
Bahagia, Tegar Dan Kokoh
Akan Musnah
Dan Rapuh Tanpa Kesan
Derap-Derap
Langkah Penghuni Berganti Manusia
Bersamaan Dengan
Raungan Boldouser
Mengiris-Iris
Kulit Batang Kami
Rontok,
Rubuh, Perih Sekali
Pedih Dan
Sakit Mengiris Sampai Jantung-Jantung
Boldouser Meraung
Terus Melangkah Maju
Tidak Mengenal
Cinta Kasih……..Dan Sayang
Menghimpit Dan
Menjerat Satu Persatu
Sayang Teriak
Kami Hanya Pasrah
Buat Perut
Gendut Perut Buncit
Kapan Kau
Hentikan Derap-Derap Itu
Episode, 1988
MANYARUYUK
SUBUH –
SUBUH PERAHU DIDAYUNG
AIR SUNGAI
SURUT, MENJELANG PASANG
TANGGAR
DITANCAP IKAT DIPASANG
TEMPATNYA
SELALU DIUJUNG TANJUNG
HUJAN DI
ULU TURUN MERUAH
AIRNYA
DERAS, WARNA SUSU MENGERUH
ALANGKAH
AJAIB REZKI MELIMPAH
BUNTALLI
SAKKUL SARUYUK DITUMPAH
BERJAM-JAM
LAMANYA DUDUK DIATAS
BERKALI-KALI
DIANGKAT PUNGGUNG MEMBUNGKUK
MATAHARI
PIJAR MERAYAP MENJENGUK
TERASA
MENYENGAT DIPUNDAK PANAS
ALANGKAH
HEBAT SUNGAMU BERAU
JADI JALAN
UNTUK LALU LINTAS
TIDAK
KERING WALAUPUN KEMARAU
UDANG, IKAN
DIDALAM JADI PENGHIAS
88/89
======================================
T E
M A N
Teman
Aku Pergi
Pergi Bukan
Penasaran
Tapi Dadaku
Penuh Dengan Ilmu
Ilmu Dari
Guru-Guru Kita
Teman
Enam Tahun
Lamanya
Bahkan Ada
Yang Lebih
Duduk Dikursi
Ini
Menulis Diatas
Meja Itu
Dan Masih
Lekat Dimata
Papan Berwarna
Hitam
Gaya Dan Lenggang Lenggok
Wibawa Guru-Guru
Kita
Hari Ini
Akan Aku Tinggalkan
Kutinggalkan
Dengan Segudang Kenangan
Suka Duka,
Lucu Dan Riang Gembira
Semua Masih
Lekat Terpatri Didadaku
Teman
Kami Pergi
Banyak Tujuan
Barangkali Berhamburan
Atau Hanya
Diam Menatap Langit …….Kelam………Gersang
Aku Kamu
Dan…… Dia
Punya Tujuan
Membawa Niat
Luhur Dan Cita-Cita
Kealam Bebas
Nusantara Ini
Teman
Kami Juga
Kamu Adalah Juga Kami
Sama Semua
Dilahirkan Dibumi Yang Tercinta
Lalu Mencari
Ilmu Untuk Mengisi Hidup
Berbangsa Bernegara
Cinta
Pancasila
Selamat Tinggal
Teman
Selamat Berpisah
Kita Masing-Masing
Punya Tujuan
Kita Timba
Ilmu Sebanyak Mungkin
Untuk Bekal
Dimasa Depan
Selamat Tinggal
Adik-Adik Semua
Selamat Berpisah
Perpisahan SD No. 015 Tanjung
Perepat
Pertama, Juni 1988
TANGISAN POHON TUA DAN JERITAN ORANG UTAN
SATU, DUA, TIGA
SEPULUH, DUA PULUH
SERATUS…..SERIBU………SEJUTA,
DAN……….
AKH……….
CUCU-CUCU DAN ANAK-ANAK
MEREKA CIKAL BAKAL…..PENERUS GENERASI
AGAR KAMI TETAP LANGGENG
AGAR KAMI TETAP……
ADUH…..
SUDAH MULAI TUMBANG DAN BAHKAN SUDAH TUMBANG
LALU RUBUH DAN AMBRUK
TUMPANG TINDIH
SANGKUT…..DAN ……… PATAH-PATAH
AKU DAN KAMU TAK ADA
YANG MAMPU MEMBENDUNG
BALA TENTARA ITU
SEDANG MUNDUR PASTI TIDAK MUNGKIN
LALU WAKTU……. PULUHAN TAHUN, KAMI TERHIMPIT
BUKAN
BUKAN KALAH UNTUK MENANG
TAPI KALAH UNTUK KALAH…..DAN TERUS KALAH
PUCUK-PUCUK NIKMAT BERDAUN LEBAT
BUAH-BUAH SEGAR HARUM RANUM
BERGANTUNGAN, TAPI JARANG
MEMBUAT MALAPETAKA DAN KEGARANGAN
AKU DAN KAMU SERING BERTARUH NYAWA
UNTUK DAPAT MEMILIKI
YANG MENANG ADALAH PENGUASA
SI TUA SEMAKIN KURUS
SI LEMAH MENJERIT…….
DAN LARI PONTANG PANTING
Batumbuk, Berau, 1989
K O T A K U 79
KOTAKU…………
DIANTARA
DUA BELAHAN SUNGAI
DULU, KAU
DUDUK MENATAP LANGIT
TANPA
PERMOHONAN DAN PERMINTAAN
SEDANG
USIAMU BUKAN KANAK-KANAK
SUDAH
MENGGELARKAN NASIP, TERPUTUS-PUTUS
MELANGKAH
MAJU TERBATA-BATA
TUBUHMU
LEMAH…….RAPUH
KEPALA-KEPALAMU---TERSINGKAP
OLEH ANGIN
KULITMU
LUSUH DAN KOYAK
SEDANG
KAKIMU BERGERIDIK SEPERTI KEDINGINAN
KAU BARING
TAK TERATUR
SEMAUNYA………..
SEPERTI
PERKAMPUNGAN DARURAT
TEMPAT
BERPIJAK….. AKH……
TELAPAK
RASA GELI
BULAN
BESAR, TANAH BASAH MERATA
DAN
AIR……..AU
NAIK
SETINGGI LUTUT
BERJALAN
RASA DIATAS KOLAM
LALU MEREKA
MELEMPARI SUNGAIMU DENGAN SAYUR-SAYUR TAK BERNYAWA
DAN
PERUT-PERUT BINATANG YANG BERBAU BUSUK
PADAHAL
SUNGAI ADALAH JALAN RAYA
PADAHAL
SUNGAI ADALAH MATA PERTAMA
PADAHAL
SUNGAI ADALAH IDAMAN BIDADARI
KOTAKU…….
HARI INI
SAHABAT KITA PALING KENTAL
MARAH-MARAH…..MENGAMUK
DAN MEMBABI BUTA
MURKA, TAK
KENAL KAWAN ATAU LAWAN LAGI
SEDANG
DISANA-SINI TERDENGAR TERIAKAN
API…..APIIIII………….APIIIIIIII……….
KEBAKARAN…….KEBAKARAN…….
MEREKA
TERLALU PANIK
YA TUHAN
KOTAKU
TINGGAL ABU-ABU BERSERAKAN
Tanjung Redeb, 1989
BUNGA CUMA SEKUMTUM
SELEMBAR
DAUN GUGUR
DITEPI
RUMAH
GEMERICIK
MENGHAMBUR BERTAUTAN
SEMUT
BERPERUT BESAR
LARI
PONTANG PANTING
SERUDUK-SERUDUK
LIUK-LIUK,
SIUK-SIUK
MENGHINDAR
DAUN-DAUN, BERSERAKAN
ANGIN
KENCANG TERUS MENGGAYUT
MEMBAWA
SEMUA
YANG
TERBAWA
MENGNGUAK-NGUAK,
MENYIUK
BERPUTAR-PUTAR
BERPUTAR-PUTAR
MENGKAJI
ULAK-ULAK
LINGKARAN
PELANGI
SELEMBAR
DAUN GUGUR LAGI
BUNGA
SEKUNTUM……
MEWANGI-MAWANGI
DAN
BENCANA
BERTAUT
SILIH
BERGANTI BERSAMA ANGIN
Tanjung Redeb Berau, 23 Pebruari
1991
* D E R A W AN *
WAJAHMU
ANGGUN SANGAT
PIPIMU
PUTIH BERSULAM
MENYILAUKAN
BAK AWAN
MENGHAMBUR RIUH-RIUH
HIDUNGMU
MANCUNG
CENTIL
GEMAS
APA LAGI
BIBIRMU
ADUH……..
KESEM SEM
SEM, KESEM SEM SEM
NYUM NYUM
NYUM, NYUM NYUM NYUM NYUM
HA HA HA
HA…….HA HA HA HA
BADANMU KUMAL–KUMAL
MATAMU
JALANG JELOLOTAN
MENERAWANG
KELANGIT-LANGIT
LANGKAHMU
BELUM SAMPAI
JARIMU KUAT
KAKU-KAKU
NYUM NYUM
NYUM, NYUM NYUM NYUM NYUM
SEYUM KAMU
TERHALANG
AWAN
SAYANG
Tanjung Redeb Berau, 23 Pebruari
1991
Udin Utuh dan Galuh
HUJAN SEMUSIM
PANAS SEMUSIM
DAN
BEBERAPA MUSIM DILEWATI SUDAH
UDIN UTUH DAN SI GALUH
MASIH MENERAWANG
MERATAP MATAHARI
OH……
RONA SENYUM IBUMU
SERING DATANG
SINGGAH MENJENGUK ANAK BERSAUDARA
ANAK-ANAK ITU KADANG TERSENYUM
MASING-MASING
LALU……
LARI SIUK-SIUK MENGEJAR RONA RINAI
LALU…..MERATAP
DAN ISAKAN SEMAKIN KENCANG
BERPELUKAN ERAT-ERAT
SEPERTI BATU KARANG
SEPERTI BATU GUNUNG
SEPERTI BATU CADAS BIRU
SEPERTI MUAK
INDUK SEMANG KETIGANYA
PEJAM LAMA
INDUK SEMANG KETIGANYA
BUJUR KAKU DIBAWAH BATU
KETIGANYA BERDIRI DIATAS DURI-DURI
KETIGANYA BERJALAN DAN BERJALAN
DIATAS LUMPUR-LUMPUR BERBAU
TELAPAK TANGAN TERBUKA LEBAR
MENERIMA HINA DAN CACI MAKI
MATA JALANG
Tanjung Redeb, 17 Pebruari 1991
Kuwitan Lawan Anak
Uma lawan Abah
Lawas banar sudah pian
Mamalihara ulun
Halus sampai ganal
Mandapat ilmu ulun,……sampai pintar ba akal
Uma……Abaha
Tuhuk banar sudah pian bagawi
Panas muha…..takuyak……
Kancang batis….. balancat…..
Kancang urat pagalangan
Pinggang bungkuk
Burit balicak
Lilih mahambur balacak manyamai
Uma….. Abah
Paluh pian balilihan
Paluh pian bahamburan
Titikan katanah
Titikan kaluluk
Titikan karumput
Hujan biar panas pian tahani
Kada jua ampih
Ujar pian kaina gasan ulun……
Umai……
Uma…….Abah
Tuhan haja nang tahu
Tuhan haja nang kawa mambalasakan
Wayahini pian tuha banar
Awak ringkuk
Pinggang bungkuk
Mata rabun
Kada kawa lagi bahimat-himat
Tinggal mahadapi sisa sadikit hidup hampian
Uma……Abah
Sebagaai bukti
Bujur-bujur kuwitan
Sabagai bukti anak pian bujur-bujur
Ulun do’a akan
Berau, minggu malam 10 Pebruari 1991
BERAU DULU
Angin semilir berhembus rata-rata
Dari timur kebarat
Dari utara keselatan
Dari barat ke timur…..
Dan
Dari selatan keutara
Wajahmu rona
Senyum bangga
Tubuhmu bak gitar klasik
Menyambutku dengan tari-tarian
Tari leleng, tari gantar
Dan…..
Bajiak
Bajapin
Aku haus seni
Aku haus hiburan
Suara unggas lantang
Nyaring
Merdu
Sendu
Dan
……..sayu
membawa aku semakin menyusup
dalam suasana lengang
dalam suasana hiruk
tawa dan sendau gurau
pekik histeris dan ketakutan
……………….
Kini kerangkeng dan banyak kerangkeng
Kalibarau
Menangis kesepian
Tiung meratap terbata-bata
Ah……
Inikah zaman baru itu
Berau, Minggu pukul 09.30
10
Pebruari 1991
MARET & LMD
SETAHUN TAK
TERASA
LAMPAUI
DARI KENYATAAN
SETAHUN TAK
TERASA
LAMPAUI
DARI DUKA RIA
SETAHUN
KEMUKA DUA TIGA
ANGAN-ANGAN
IMPIAN
IDE…..DAN….
INSPIRASI
BERKARAT
TUMBAL
MEMBATU
KAKU
JANGAN
SIA-SIAKAN
MARET
ADALAH MATAHARIMU
HAPUS
BERSIH INGUS ITU
SIKAT PUTIH
GIGI ITU
TUMPAH
IMPIAN-IMPIAN
CUCI KARAK
HITAM PEKAT
PECAH
LEBURKAN BONGKAH-BONGKAH BATU
YANG
TERKALANG
AGAR JALAN
SEMAKIN LEHA
JANGAN
BELENGGU MEREKA DENGAN TALI-TALI KUSUT
JANGAN
PAMERKAN MEREKA DALAM WARNA-WARNA BINAL
MUSYAWARAHLAH
MUFAKATLAH
DALAM WADAH
LMD
GAPAILAH
BINTANG-BINTANG
Batumbuk, Berau
Sabtu malam, 02 Maret 1991
G U
R U
HARI-HARI
KAU LALUI TANPA RINDU
HARI-HARI
KAU LAMPAUI PASTI
KEMARIN
HARI INI
DAN JUGA
LUSA
WAJAHMU
SENYUMMU
TAWAMU
DIUPUK
TIMUR MATAHARI
PADA HAL
HATIMU LUKA
OLEH
BINALNYA MEREKA
PADA HAL
HATIMU SEDIH
OLEH
BODOHNYA MEREKA
PADA HAL
HATIMU PERIH
OLEH OCEHAN
MEREKA
PADA HAL
HATIMU PEDIH
OLEH
CEMOOHAN MEREKA
BIBIRMU
TETAP SEMARAK
BIBIRMU
TETAP RIUH….SIBUK
MENANTANG
TERANG BENDERANG
SEDANG
ISTRIMU
SEDANG
ANAKMU
SEDANG
DIRIMU
SEDANG
PERIUKMU
MENANTANG
MATAHARI
OH…..GURU
GURUKU
SAYANG
LENGGOKMU
BAGAI KERTAS USANG
Batumbuk Berau, malam minggu 3 Maret 1991
BUAH SI MALAKAMA
BUAH SI MALAKAMA
BUAH SI MALAKAMA
BUAH SI MALAKAMA HUI
BUAH SI MALAKAMA HUI…!!!
BUAH SI MALAKAMA
BUAH SI MALAKAMAAAAAAAAA
HUH HUH HAH- HUH HUH HAH- HUH HUH HAH- HUH HUH HAH ( SEDANG )
HUH HUH HAH- HUH HUH HAH- HUH HUH HAH- HUH HUH HAH ( CEPAT )
HUH HUH HUH HAH
PADANG RUMPUT
LUAS MENGHAMPAR
BAK PERMADANI
HUTAN BELUKAR DAN BELANTARA
RATA – RATA
TINGGI RENDAH………. TINGGI RENDAH
BESAR KECIL……………BESAR KECIL
GUNUNG BATU SICANTIK PASIR
SI HITAM PEKAT, SIKUNING MENAWAN
BAK JAMRUT DIKATULISTIWA
BAK MOLEK DIZAMAN PURBA
MEMBAWA HARAPAN
RIBU – RIBU IMPIAN
JUTA – JUTA ANGAN – ANGAN
DAN MALAPETAKA
DAN KEGONCANGAN
DAN TERIAKAN
DAN TANGISAN
BUAH SI MALAKAMA………
BUAH SI MALAKAMA
BUAH SI MALAKAMA
Batumbuk, Berau
Sabtu malam, 2 Maret 1991
* MALAM PERTAMA KUNIKMATI ENGKAU *
CINTA KITA BELUM LARUT
CINTA KITA BELUM HILANG
CINTA KITA MASIH DIMATA
AKU
ENGKAU
JUGA RERUMPUTAN MASIH PANTAI
PUNCAK BINAL CINTA
BIRAHI SESAMA
SINGGAH CUMA DI ANGAN-ANGAN
SEKEDAR GUNDUKAN DIAM
RAGU – RAGU, HANGAT
JEMARIKU LEMAS
DADAKU MENGEMBARA
SEBAGAI BULAN MENUNTUN
SEBAGAI MATAHARI MENERANGI
SEBAGAI BINTANG LAMPU KEINDAHAN
ENGKAU BENARKAH ENGKAU
AKU BENARKAH DIRIKU
BUNGAMU MASIHKAH SEMERAH MAWAR
BUNGAKU MASIHKAH SEPUTIH MELATI
AH……. KASIH
AKU SERING KALI
INGIN MERAIH DAN MENYUSUP DALAM SYURGAMU
DAN AKU SERING KALI
INGIN MERAIH DAN MEREMAS RANUMNYA
KAU ALIH JARI-JARI NAKAL
KAK……..
MALAM SINGGASANA CECAK BERBUNYI
MALAM SINGGASANA, AWAN HITAM
MEMBUKA
SYURGA KITA
LIHATLAH, MAWAR MERAH
SEMERAH SUTRA
SENYUMMU LELAH
Berau Maret 1991
“ B A N U A N G K U “
SIKUNING
MOLEK BERUAH DIHULU
SIPUTIH
SIBELANG BERTABUR DIHILIR
SIHITAM
PEKAT SEMBUNYI DIAKAR BUMI
SIHIJAU
MELAMBAI, KEKAR DAN JANGKUNG
TALI TEMALI
BERGAYUT
BERSIMBAH
MENGANYAM BUMI
SEPUTAR
RIMBA RAYA
BANUANGKU
LIUK-LIUK,
KELOK-KELOK
MEMBELIT
HENDAK
GARANG DAN
GANAS BERBULU LENTUR
BEREKOR DUA
SUNGAIKU
BERCABANG ILANG-ILANG
BANUANGKU
ADALAH RUMAHKU
TELAH LAMA
BERSINGGASANA
NAMUN
TERMENUNG
BERSOLEK
TEBAL-TEBAL ALAMI
MENUNGGU
MENANTI
DAN
CEMAS-CEMAS
HARAP AKAN
DATANGNYA
TANGAN-TANGAN
SEPUTIH SALJU
TANGAN-TANGAN
SEKERAS BAJA
TANGAN-TANGAN
SETEGAR KARANG
DAN
TANGAN-TANGAN BIJAK CENDIKIA
MARI
PUNDAKMU
MARI
LANGKAH-LANGKAHMU
BIARKAN
KOTOR SEDIKIT DIKULIT KITA
MENANG,
MENANG……..DAN ……… MENANG
MENJULANG
TINGGI
DILANGIT
BIRU
Tanjung Redeb, akhir Juli 1991
= G
U G U
R =
AKU USAP
UJUNG-UJUNG PICU ITU
BAU MISIU
MELANGLANG
BUANA PURI
LANGIT
HITAM TEBAL
MENYAPU
RATA-RATA
BINTANG
TERHIMPIT-HIMPIT
KELINCI
PUTIH
MUNDUR
SERIBU KAKI
GEMURUH
GAJAH
MEMEKIK
HARIMAU
MEMBELAH
NUSANTARAKU
MEMBURU
MENGEJAR
MENERKAM
MENCABIK-CABIK
MENCAKAR
DENGAN KUKU-KUKU YANG TAJAM
DAN
MENGINJAK –
INJAK LUMAT KEAKAR BUMI
PELURU
MENEMBUS DADA
MEMATAH-PATAH
TULANG BELULANG
KAKI
TERTINGGAL BUSUK SENDIRI
JARI JEMARI
MENGGELINDING
MAYAT
SBAGAI SAMPAH
GUGUR
SERIBU KESUMA
PUTRA-PUTRA
BANGSA
Rabu, 09 September 1991
= KAMU PILIH DIANTARA DUA =
SENYUMKU
BAHAGIA
POLOS
PELONTOS MENGGAPAI SERIBU
ANGIN TERUS
MENIUP
MENGIKUTI
KEHENDAK ALAM SEMESTA
PERUTKU
TELAH KENYANG
HANYA INGIN
SESUATU
AGAR NIKMAT
BERTAMBAH DIMALAM SUNYI
RAMADHAN
INI
SAAT AKU
DIKEJUTKAN OLEH SATU SOSOK TUBUH
BUNGA SEDAP
MALAM MEKAR
HARUM
MEWANGI-WANGI
KAGUM
TERBATA-BATA, MENATAP RINAI
WAJAH
SERIBU BUNGA
WAJAH
SERIBU HARAPAN
CAHAYA
INTAN DISELIMUTI DAUN-DAUN KERING
AKU
LAKI-LAKI
SEKALI, DUA
KALI, DAN TIGA KALI
RENTETAN
CERITERAMU PANJANG
PILU,
SAKIT, SEDIH, SERAM DAN GERAM
DIA
PERTAMA, BINATANG BUAS ADANYA
AKHIRNYA
HATIKU LULUH
SEJUTA
KATA, SEJUTA ANGIN, SERIBU NADA-NADA
INGIN
MENGGAPAI LALU MEMETIKNYA
BUNGA
KOKOH,
BUNGA
DIMATA HARI
HANYA
SEKALI – SEKALI DIBAWA ANGIN
HARUMNYA
MENGIBAS
DISELA-SELA
SINAR CAHAYA INTAN, NAMPAK DUA
MENEMBUS
CADAS, BELUKAR
AH……..
Loa Janan,
08 April 1992
G U
R U
MATAHARI
PANAS
BIASNYA
PATAH-PATAH
PELANGI
DIUPUK MASIH MALU-MALU
KALANG
MENGALANG TERTATIH JALAN
SITUA
SIGAGAH
SIPERKASA
BANYAK
TERLALU ANGAN-ANGAN
BUMI
PERTIWI GUNCANG
BUMI
PERTIWI HAMBUR
BUMI
PERTIWI MELEDAK
NYALA
MELANGLANG HANGUS
MENGEPULKAN
ASAP SAMPAI DILANGIT
ANGKASA
PURI MERUAK BUKA
MENGGUNCANG
PARA DEWA
BELALAK
MATA SEMUA BELIA
MEREKA BARU
MANDI
MEREKA
SINGSING LENGAN BAJU
BAJA
DIPATRI
DALAM DADA
KUAT-KUAT
LAUTAN API BANDUNG
BUKA SEMUA
MATA
PAHLAWAN
TANPA TANDA JASA
MENYUSUP
DISELA-SELA
RUMPUT
DISELA-SELA
PARIT TUA
DIANTARA
DURI-DURI BERBISA
DIA
TERSIUK-SIUK TAPI PASTI
SINGO LODRO
SIAP MENERKAM
PAHLAWAN
TANPA TANDA JASA
NAMAMU
TERTINGGAL
HARUMMU
HANYA SAMAR
PAHLAWAN
PERANG PUNYA NAMA
AH…………
BUMI
MENJADI TERANG
BULAN
MENULIS KATA
NUSANTARA
TERBACA
TANAH AIR
LUAS DIRANGKUL
PROKLAMATOR
BERDIRI TEGAP
BAPAK
PEMBANGUNAN MENGHALAU MISKIN
TUNA AKSARA
HAPUSKAN DIBUMIKU
GURU….
TABIR KAU
SINGKAP LEBAR-LEBAR
IMPIAN JADI
NYATA
Tanjung Redeb, 03 Agustus 1992
PULAU SYURGA
WAJAHMU
ANGGUN MOLEK BERSINGGASANA
BELIA
MEMAPAR SEJUTA HARAPAN
PERAWAN
SERIBU RUPA
DERAWANKU
PULAU SYURGA
MENGUAK………MENGIBAS……..MENGIKIS
JERABAH
DILANGIT-LANGIT
DAUN-DAUN
HUTAN RIMBA RAKSASA
KARANG-KARANG
TAJAM MENYAKITKAN
TERBUKA……….
TELAH
TERBUKA MATA DUNIA
PULAU
SYURGA
DIA TITISAN
DARAH LAUT
BERDARAH
PAHLAWAN
MENYONGSONG
MERIAM
SABA’ANI
TELAH MENANTANG
SABA’ANI
MENGANGKAT KEPAL
DIA BERDARAH
LAUT
TITISAN
LAUT
BELUM KIKIS
PULAU
SYURGA
BIBIRMU
SERONOK ADUHAI
SEMUT
BERIRING MERAH DELIMA
SENYUM
MENGIKAT
OMBAK
PATAH-PATAH BERGULUNG
MENGHEMPAS
JARING
BERLOMBA
UNTUK MENDAKI
MERAMBAH
SAMPAI DIKAKI
NYIUR
MELAMBAI
PEPIKAT
BERKELIT INGIN
BUNGAMU
BERHAMBUR
HARUM
SEMERBAK SAMPAI
……………………….
DI NEGERI
PUTIH
DI NEGERI
HITAM
DI NEGERI
KUNING LANGSAT
PULAU
SYURGA
TITISAN
DARAH LAUT
BERDARAH
PAHLAWAN
TIDAK
LUNGLAI SERIBU BAYANG
TIDAK LAPUK
OLEH HUJAN
TIDAK
REKANG OLEH PANAS
BATIWAKKAL
SANGGAM
SIMBOL
KEYAKINA
Tanjung Redeb, Jumat malam
30 Oktober 1992
BANUANGKU II
SEMALAM AKU
MIMPI
SI MOLEK
HITAM
SI PUTIH
PUTRI
SI KUNING
ULAI-ULAI
TELINGA
PANJANG
MENYATU
HATI
SUNGAIMU
BERAU
SATU
BERCABANG
ULAK DAN
TANJUNG PERTANDA
ULAR-ULAR
BERKAIT SIMBAH
SELAGI
MENITI
DIRAKSASA
POHON BANGRIS
BERJUTA
SENGAT
SEBAGAI
SUSU BERGAYUT
SINTAL
BERISI KENTAL
PUTTING-PUTTING
MENGHAMBUR AROMA
SEDANG
SEKELILING BERIBU SATWA
BERTERIAK
BERSIUL
MENATAP
MATAHARI
DIPESISIR
PASIR
PUTIH
MENYILAU
BERAGAM
HARTA TERSELIP
DIANTARA
KARANG DAN BIRU
KIMA
RAKSASA MENGHIASI
PULAU
BERTUMBUH BARU-BARU
BANUANGKU
ADALAH DARAHKU
TETESAN
BERIBU NYATA
DEWI-DEWI
DUDUK MENANTI
BANUANGKU
ADALAH RUMAHKU
BANUA
SANGGAM MOLEK DIMATA
MENGUAK
MATA DUNIA
LEBAR-LEBAR
TANGAN TERBUKA
Kemah sastra bersama Emha Ainun
Nadjib
Taman Budaya Samarinda,
Sabtu malam, 10 Juli 1993
SURAKARTA KU SAYANG
SOLO BERSERI
RENTANG
JALAN CUKUP PANJANG
TIKUNG,
LIKU PUDAR DIKEPALA
TAMAN BUDAYA AKU KAGUM
KRATON
MESJID AGUNG
RATUSAN
TAHUN DIBELAKANG
AKU ANGKAT
TOPI
HORMAT
SEBAGAI
GADISMU
BEGITU KENTAL DAN SINTAL
KAU PAJANG
WARNA KEINDAHAN
KAU URUT
DARU UJUNG KAKI
BERGELIAT
NYAMAN
GEMURUH
DADA GEJOLAK
AKU LELAH
BERNAPAS BASAH
LAGU-LAGU
KAGUM
MENGALIR
CINTA DAMAI
RASA
BERSATU
DALAM YAKIN
DIRI KITA SEMUA TERBUAI DALAM ILMU
ALAM
TERBIAR
TEMBOK CINA
MENGHAMBUR LABA
KAU PASTI
RINDU ITU
ORANG GILA
TELANJANG
TERPAJANG
PEMINTA
HARAP BELAS
MEMELAS
BUS KOTA SIBUK MENENGADAH
KAU PASTI
RINDU ITU
CINTA
SESAMA
GEMBIRA
SESAMA
BUKAN
KENCING DISUDUT- SUDUT TEMBOK
DISELA-SELA
POHON
DIALUN-ALUN
KERATON
BAU PESING
MENGHAMBUR
KAU PASTI
RINDU ITU
SURAKARTA
KU SAYANG
SOLO MU
BERSERI
Surakarta, Kamis, 22 Juli 1993
PALU TEMAN
GERGAJI
MELOTOT
MATA MEMANDANG KAGET
SEKETIKA
AKU MELEJIT
SEPERTI
TAUPAN TIDAK RATA
MATAHARI
COBA DEKATI AKU
PANASNYA
TERASA DIJIDAT
MERAMBAH
KEPIPI
LALU MASUK
KEDADA PELAN-PELAN
SAMPAI-SAMPAI
DIKAKI
SELANG ENAM
KALI BERTEMU
MASIH
BANYAK SALAH
DAN MASIH
BANYAK KAKU
DAN HATI
MASIH BEKU
PENGALAMAN
BARU SATU - SATU
BECEK
MENGHEMPAS BERGULING
SEDANG
GERGAJI TELAH DIKIKIR
MEMOTONG
MAU, YANG BELUM DATANG
SEPERTI
HUJAN TURUN
LALU BANJIR
MENGHEMPAS
KAYU-KAYU
BUSUK
BINATANG-BINATANG
BUSUK
TERLEMPAR
OLEH ARUS EMOSI
SEPERTI
NASIHAT
PEDAS,
TAJAM
BECEK DAN
DURI MENGACAU
GERGAJI
MENGHUNJAM BATANG
KASIHAN DIA
BEKERJA SENDIRI
LALU AKU
HANYA DIAM
ITU BIASA,
AKU MENAHAN DIRI
LELAH TIDAK
PERNAH MENGUAK KEPERMUKAAN
PALU PASTI
TEMAN GERGAJI
KATAKU
PASTI
MENGIRIS
JARI DALAM HATI
Senin Malam, 1 Nopember 993
Sajak buat anakku
S A
Y A N G
SHYLVA ANAK
YANG PANDAI
DIA SUKA
BELAJAR DAN MENYANYI
ADIKNYA
BERNAMA SHINTA OKTAVIA
SUKA
MENGGANGGU WAKTU SHYLVA BELAJAR
TAPI KAKAKNYA TIDAK MARAH
KARENA DIA
SANGAT SAYANG PADA ADIKNYA
ADIKNYA
SELALU SHYLVA CIUM
SHINTA
HANYA PANDAI TERIAK DAN TERTAWA
DIA SUDAH
MULAI PANDAI BERJALAN
WALAU
SEKALI-SEKALI MASIH JATUH
PERNAH JUGA
KEPALA SHINTA TERKENA KURSI
DAN
TERBENTUR LANTAI TERSERUDUK
LALU IA
MENANGIS SEKERAS-KERASNYA
SHYLVA DAN
IBUNYA DATANG MENOLONG
AYAHNYA
KAGET BERTERIAK
SETELAH
DITIMANG DAN DISAYANG-SAYANG
SHINTA
KEMBALI TERTAWA
KAMI SEMUA
JADI GEMBIRA
Tanjung Redeb, Jumat, 10 Nopember 1993
P E
C I
PECI
BERSIMBOL SEMANGAT
LANGKAH
MENANTANG TERTATIH
LAGU
MENGGEMA
TEPUK
SEMANGAT MEWARNAI
VOKAL
GEMURUH BERAGAM JENUH
TELINGA BOSAN
BERKIPRAH
KALIMAT
MONOTON KAKU
ITULAH
PILIHAN
SEDANG DI
CADAS MASIH TUMBUH RUMPUT
SEDANG DI
HUTAN MASIH BANYAK BANGRIS DAN ULIN
AMONG
BERIBU TUMBUH
DI PASIR
PANTAI
DI HUTAN
BELANTARA
DI AIR
JERNIH
DI AWAN
PUTIH
DAN
DI
DASAR-DASAR
PRAJA MUDA
KARANA PANDU PILIHAN
MENGEPAL
TANGAN TINGGI-TINGGI
TERIAK
LANTANG DI DEPAN BARUNG
DEPAN GARDU
DEPAN
SANGGA
DEPAN
RACANA
SEDANG KAKI
DI POTONG
SEDANG
KEPALA DI POTONG
SEDANG JARI
DI POTONG
DI POTONG
DI POTONG
DI POTONG
SEMUA DI
POTONG
DARAH
MENGUCUR DI DADA
KERINGAT
BERHAMBUR
MENETES
SATU-SATU KEBUMI
AKU HARUS
PILIH DIA
PECI HANDAL
PEMBINA
MENEBAR
SERIBU WANGI
HARUM
SAMPAI KEBILIK-BILIK
NAMA
TERTINGGAL BERBEKAS
DAPUR ASAP
MALU
HIDUNG
DITUTUP ENGGAN
PECI HANDAL
PEMBINA
MENEBAR
SERIBU WANGI
Tanjung Redeb, 20 Desember 1993
T E
G U R
KETIKA HATI
DAN PERASAAN BERBUNGA
BERBUSANA GEMBIRA
BERTAKHTA TAWA MENJULANG
BERBUSA DUKA HILANG BERGANTI
LEGA
LUASA
KOSONG
LENGANG DI DALAM
SEDANG SENYUM MENGHIAS INGIN
DIMANA-MANA, DAN
DUDUK DIBIBIR TERSUNGGING
KETIKA LANGKAH INGIN MENUJU
KEARAH GAPAI SAMPAI
GEMBIRA MENANJAK BUANA
MELEWATI BATAS-BATAS LANGIT
PUTIH, BIRU AKHIR PANDANG
TAK LAMA BERSELANG
GEMBIRA BERGANTI
TIBA-TIBA LANGIT BERUBAH
AWAN PUTIH BERGULUNG
MENGIKIS PUTIH JADI HITAM
BIRU HABIS TENGGELAM
TEGUR TERNYATA SAAT ITU
TANDA-TANDA MENITI
GEMBIRA
LEGA
LUASA
KOSONG
LENGANG
AKU HARUS MEILHAT PANJANG
TANDA TERPAJANG TERANG
KITA HARUS BERPIKIR
TAHU DARI SEGALA
SATU-SATU DARI RIBUAN TANDA
TEGURAN DIA
RENTETAN PASTI
Tanjung Redeb, 09 Pebruari 1994
B U
L A N
MALAM TIGA
BELAS
AKU BERDIRI
LURUS DIGANG RUMAHKU
EMPAT PULUH
DERAJAT
DARI
HADIRMU AKU MENATAP
TAJAM
BERKALI-KALI
ADA AWAN PUTIH MELINGKARI TIPIS
INGIN
MEMANGSAMU TUAN
BEBERAPA
SAAT KEMUDIAN
BIAS SINAR
NONA CANTIK BERWARNA
SULIT PULAN
KATAKAN
SEMAKIN
MENERJANG AWAN TIPIS ITU
KETIKA
DUA JAM
BARU TADI BERLALU
KETIKA
AGAI
BERHAYAL SASTRA BULAN SABIT
MENGHIAS
PAGELARAN BANUA SANGGAM
BERKUMADANG
KEPENJURU-PENJURU
MELONTARKAN
SYAIR
PUISI
SAJAK-SAJAK
SERIBU BUNGA
KARANG-KARANGAN
BADIWA
MENGHENTAK
MENGGELEGAR
MENGALUN
SEDIKIT TERBATA
PASTI
BERANI
TAKUT
TERSEMBNUNYI
BARANGKALI ADA CIKAL TERSIRAT
MENGHAMBUR
BENIH SUBUR
DUA PULUH
TAHUN KEMUDIAN
MALAM
SASTRA BULAN SABIT HADIR
HARUM
BERNAMA SUDAH ADA
ULUNG
BEBERAPA KEMBANG TERUKIR
AKU BANGGA
OLEH MAKNA HAYAL
MENJADI
CIKAL BULAN PURNAMA
Malam Minggu, kota Sanggam, 26 Maret
1994
H E
B R O N
MANUSIA
AMBRUK TUMPANG TINDIH
LANTAI SUCI
DITIMBUN PETAKA
65 JIWA
MERUAK DIAM
MUSLIM
SEBAGAI SEMUT
SUDAH DI
INJAK GAJAH
GAMPANG
DIROBEK HARIMAU
RINGAN
DITENDANG KUDA
MUSLIM
SERIBU DEMENSI
MEREKA
HANYA ORANG-ORANG LUMPUH
YANG
MENGHAMBUR DARAH
MENJADI
AMIS, BUSUK
65 JIWA
MELOTOT KEJANG, TERPAKU
MUSLIM
SEBAGAI NASI BASI
DILEMPAR
UNTUK AYAM DAN KUCING LAPAR
ANJING-ANJING
KURUS KERING
DI SELOKAN
DAN TEPI-TEPI SUNGAI
MUSLIM
SERIBU BENTUK
MENYANYI
MENARI
DAN
BERKHOTBAH
DI BELAKANG MINYAK
BERSEMBUNYI
DI BELAKANG PEKAT
AKU
BERTERIAK…….
AKU
MUSLIM !!!
AKU
MUSLIM !!!!!!
MUSLIM…MUSLIM……MUSLIM !!!!!!!!!
API PANAS
SEBATAS CORONG PIPA
DI TUDING
MATA
TERBIAR
BIBIR
SENYUM DI KULUM
SEDANG…….
MONCONG
SENJATA SUDAH DI HIDUNG
HEBRON SUDAH DIHINA
SEPERTI
KODOK DI MULUT ULAR
BETULKAH……KITA
MUSLIM ?
TERKUTUK !!!!
KAU YAHUDI
Benua sanggam, 26 Maret 1994
@ G
E G E R @
Marsinah
Tokoh Kecil
Lari Pontang
Panting Dikejar Setan
Dasar Setan
Ya Setan Kataku
Dia Mati
Dihimpit Pabrik
Dia Mati
Menyedot Asap
Dia Mati Di
Iris Gurinda Baja
Dia Mati
Diseret Emosi
Dia Mati
Ditindis Kijang
Dia Mati
Diseruduk Corola
Dia Mati Di
Injak Mersi
Dia Mati
Disambar Satpam
Hansip
Megap-Megap
Polisi
Pakai Payung
Marsinah
Mengepal Tangan
Pada Hal
Susah Diangkat
Kalau
Memang Dodol
Ya Dodollah
Dodol
Garut, Dodol Kandangan
Atau
Dodol-Dodolan
Aku Tertawa
Sinis
Marsinah
Unjuk Gigi
Melemparkan
Api Jauh-Jauh
Mati
Terkapar
Di Guyur
Emosi Gila
Kalau Sudah
Gila
Ya Gilalah
Ujarku
Jangan
Mabok Pura-Pura
Main
Hantam, Main Seruduk, Main Tikam
Dan
Main-Main Pelatuk
Aku Angkat
Seraung
Hormat
Sbagai Tanda
Baru
Marsinah Punya Nama
Pada Hal
Ribuan Yang Terhempas
Terlanjur
Dan Mati
Sebelum
Kamu
Hanya
Disiram Minyak Lonceng
Kota Sanggam, 26 Maret 1994
A D
U H
KAMJAI
KONGTAVORM
BERHARAP
PENGAMPUNAN
DARI
PERJALANAN
AKHIR MENJELANG MATI
MENANGIS
SUDAH TERLALU BANYAK
SEDANG
HARAPAN JAUH
SAMAR-SAMAR
TENGGELAM
DITELAN DEBU
GANJA
MENGHAMBUR PASTI
MUANGTHAI
DIKEPALA DAN PADAT
PERMATA,
BIDADARI
MELAMBAI
DIPELUPUK
LAMAT-LAMAT
TENGGELAM
DITELAN
AWAN HITAM
AIR MATA
MENJADI-JADI
ADUH………
SECARIK
KERTAS AKU KANTONGI
TIDAK
SETEBAL MOBIL
TERTAWA
SEKEDAR DIBIBIR
TERALI
BASAH OLEH DESAH
SERIBU BINTANG
DISESALI
MATAHARI
MENGINTIP
LEWAT
LUBANG JENDELA TERALI
ADUH………
BULAN
SINARNYA MENYIKSA
MATA MERAH
SUSAH, PERIH
DIPEJAMKAN
TIDUR
BERTANDANG MIMPI
MIMPI
MENIKAM DADA
MENGHEMPAS
KEPALA
GEMURUH
PERUT IRAMA TAI
SEMUA
MENAKUTKAN
Kota Sanggam, 28 Maret 1994
W A
W…….
XANANA
GUSMAO
MANUSIA
PLINPLAN
FRITILIN
LABIL
SUDJONO
NGOMEL
GRASI DI
MOHON SUNGGUH-SUNGGUH
PENGAMPUNAN
TURUN DEMI POLITIK
PADAHAL
UJAR UNDA
PENJAHAT YA
PENJAHAT
KALAU JAHAT
YA MEMANG JAHAT
ATAU BELUM
TENTU
XANANA YA
XANANA GUSMAO
KEMANA
HARUS BERKILAH
SEDANG
BIBIR
BUKAN LUBUK
HATI YANG DALAM
KURASA
PERASAAN
BUANGLAH JAUH-JAUH
XANANA
TOKOH PUNYA ARTI
SATU KATA
SUDAH CUKUP
BUAT
TEMAN-TEMANNYA
WAW…….
PILIPINA
MENGADUK
AIR MENJADI KERUH
KONFRENSI
DIADAKAN
DONATUR
ANTI INTEGRASI AKAN HADIR
PORTUGAL MENDONGAK KEKESALAN
BAGAIMANA
BANGSA MORO DINEGERIMU KAWAN
APAKAH
LEBIH BAIK DARI KAMI ?
…….ASTAGFIRULLAH
TERNYATA
TIDAK
W A W ……
Tanjung Redeb, 18 Mei 1994
= AKU DAN KAMU SAMA-SAMA =
SAAT HATI
MENGAMBANG
MENGEMBARA
KE ANTARIKSA PURI SEJATI
GELOMBANG
RINDU TERUS MEMBARA
SIAPAKAH
AKU DAN KAMU
SAAT GEMA
MENGOMBANG-AMBING HATI
TERNYATA
DIA DAPAT MENUSUK
JAUH-JAUH
SAMPAI KELUBUK, AKU YANG PALING DALAM
KUNING
MEMBAHANA
MERUAK
MEMBUKA
TABIR
DISINGKAP MELANGLANG BUANA
MEROBEK LANGIT
HITAM
MENJAUHKAN
EMOSI GILA
MELERAI
JAGAL-JAGAL KEPALA
MENUTUP
SUMUR BUAYA HINA
KUNING
MENYAPU TANAH LAPANG
BERSATU
SEBAGAI LAUTAN
RAMAI
MENDERU MENYERBU
SBAGAI
TAUFAN YANG MENGHEMPAS
KEPEDULIANKU
DATANG
MENYATU
PADU SEHALUAN
MENERJANG
TERUS
SELALU BERADA
PALING DEPAN
AKU, KAMU
DAN KITA SEMUA
SAMA-SAMA
MELAJU
KUNING
BERTERIAK
“ KITA
HARUS BERSATU “
“ RAPATKAN
TERUS BARISAN “
“ SIAP
BERKORBAN UNTUK NUSA BANGSA “
HIDUP
GOLKAR !
HIDUP
GOLKAR !!
HIDUP
GOLKAR !!!
BERJAYA DAN
BERSATU
Kota Sanggam. Rabu malam
28 September
1994
PANTAI SENGGIGI
KETIKA AKU
TERPERANGAH
MELIHAT
GUNUNG-GUNUNG MENJULANG SURAM
INDAH
MEMPESONA…….. AKU KAGUM
DITUMBUHI
KELAPA TEPI-TEPI
DIBAWAH
DASAR TANAH
KERING KERONTANG
JAUH
BERBEDA DENGAN NEGERIKU
PANTAI ………
OMBAK TERUS MENGHEMPAS
MENGHAMTAM
TANJUNG-TANJUNG BETON
PANTAI
DILILIT KAWAT
DICENGKRAM
BATU KONGLONGMERAT
SUSU GADIS
BULE DAN
NYONYA-NYONYA
DIBUKA……..
DIPANASKAN
SINAR MATAHARI
DIBIARKAN
MENGKAL BERADU PASIR
AH…….
MEMBUKA
GAIRAH TIMURKU
JAUH
BERBEDA DENGAN TANAHKU
AKU DUDUK
DIBAWAH POHON KETAPANG
AKU DUDUK
DIBETON MENJOROK KELAUT
PEMANCING
IKAN BEREMPAT ASYIK
SATU-SATU
TERPERANGKAP
AKU KAGUM
DAN MEMUJI
AKAN KATA
BEGITU RAPI
SOPAN
SANTUN DAN TRADISI
SOPIR
HORMAT BEGITU JADI
KAIN SARUNG
SEPANJANG JALAN
BUKAN MAIN PESONAMU
DITEMPAT
TADI BUAH DADA BULE MENGKAL
MASIH
BANYAK KUINTIPI
Lombok, Mataram, 13 Sept. 94
= RAJA ALAM =
=============
PANGERAN DI
ULU SEBUAH TARI TRADISI
MENGANGKAT
BUDAYA BANUA SANGGAM
RAJA
ALAM MENGHENTAK KAKI
KERAS-KERAS
MENGGETAR BUMI
MENGANGKAT
BAHU, KEPAL MAJU
MENUNJUK
SAMA TINGGI
MERAUP
MILIK SENDIRI
BERPIJAK
DIBUMI NENEK MOYANG SENDIRI
MENUAI ALAM
SENDIRI
MENIKMATI
HATI NURANI SENDIRI
RAMBUT
BUKAN PERBEDAAN MANUSIA
TUBUH BESAR
BUKAN MENGINJAK KAMI
TIDAK AKAN
RELA
DIRI
DIKIKIS, DICAKAR
DIROBEK-ROBEK
DIHINA,
DICACI
MARTABAT
DILECEHKAN
MANUSIA
KERDIL DILUMPUHKAN
OLEH DIA
MATA-MATA
SIPIT
MATA-MATA
BIRU
MATA-MATA
BINAL
MATA-MATA
LIAR
DAN MATA-MATA NAKAL
“ BUMI
KITA, LAUT KITA, LANGIT KITA ADALAH MILIK KITA “
TERIAKNYA
LANTANG
BELIAU
DILEMPAR SAMPAI JAUH
KETANAH
BUGIS DI MAKASSAR
15
SEPTEMBER 1810
KAKI PANAS
MENGINJAK KEMBALI
TANAH
SENDIRI, TANAH KELAHIRAN
SEMANGAT
TETAP MEMBARA
NAFAS RAJA
ALAM
MASIH
MENEBAR DIBUMIKU
DAN TERUS
AKAN LESTARI
TIDAK KENAL
ZAMAN
MODERNISASI
DAN GLOBALISASI
NAFAS
MENYUSUP KEDALAM
PEMUDA
BERCITA-CITA TINGGI
LELAH
BIARKAN SENDIRI
TANGAN
BEKERJA
KAKI TERUS
MELANGKAH
Kota Sanggam, 2 Oktober 94
= A
P I =
PANAS TERIK
MENIMPA BUMIKU
DAUN-DAUN
BASAH BERTINDIS TAHUN
SUDAH
HITAM, SUBUR, GEMBUR
POHON-POHON
HUTAN SUDAH RINDANG
DARI LANGIT
INDAH PERMADANI
MENJADI
KERING DAN RINGAN
MUSIM TUGAL
MEJELANG SUDAH
PELADANG
BERPINDAH
BERKELOMPOK
BERSATU KATA
AKAN
MEMBAGI HUTAN DAN GUNUNG-GUNUNG
AKAN
MERINTIS
AKAN
MENEBANG
TUMBANGKAN
POHON-POHON BESAR
LALU……..
MENCINCANG
DAHAN DAN RANTING
SERATA
RUMPUT BERIWIT DAN ILALANG
PANAS
SEBULAN
HAMPARAN
DAUN, RANTING, DAHAN
DAN BATANG
KAYU KECIL
KERING
KERONTANG
MEREKA BAWA
OBOR-OBOR DISIANG BOLONG
DAN
KEMUDIAN SIRAMKAN API
PADA
HAMPARAN TEBANGAN HUTAN
SEKETIKA
BERUBAH SUASANA
API
MENGGELEGAR
MENJADI
NERAKA
ASAP
MEMBUMBUNG SETINGGI LANGIT
MENGHANTAM
AWAN DAN BUTIRAN-BUTIRAN AIR
API
MENGHALAU DAN MEMBAKAR SEGALA
SEMUT
KUPU-KUPU
JANGKRIK
TEKKE
LABA-LABA
TUNGAU
KUTU-KUTU
KAYU
KECOA
KUMBANG
SEPIT-SEPIT,
DAN KALA-KALA KECIL
CILAKA……
CILAKA..
!!!
API
MELAMPAUI BATAS
MERAMBAH
KEHUTAN YANG DALAM
API ALAM
TURUT RAMAI
MENGHAMTAM
GUNUNG, RAWA
BATU BARA
DAN TUNGGUL TUA
API
MENGEJAR BABI
API
MENGEJAR RUSA
API
MENGEJAR BERUANG
API
MENGEJAR ORANG UTAN
API MENGEJAR
SEGALANYA
API
MEMBUNUH SEGALANYA
ASAP
MEMBUMBUNG DIATAS BUMIKU
KABUT
MENYENGAT MATA
AYAM HUTAN
LARI PONTANG PANTING
Kota Sanggam, 25 Oktober 1994
= S E M O G A =
sajak perpisahan
DIKOTA
SANGGAM KITA BERTEMAN
DIKOTA
SANGGAM KITA BERGAUL
BERTEMAN
KITA SEPERGAULAN
BERGAUL
KITA BERKUMPUL-KUMPUL
BADDIT DI
PATTUNG BADDIT DI KURINDAN
SEBUAH
RENCANA BESAR MENGAGUMKAN
DRAMA
KELASIK KITA ANGKATKAN
SEBAGAI
UPAYA MEMPERKENALKAN
WIBAWA
KETUA DIA TUNJUKKAN
TEATER
SANGGAM WADAH PERKUMPULAN
KESANA
KEMARI KITA TUNJUKKAN
BUSAK
MALLUR GEDUNG WADAH LATIHAN
UMAI
PENGATUR LAKU BILANG PAMARAHAN
YANG BANDEL
NAKAL DIKUMPULKAN
SEBULAN
LEBIH URAT GULU BAKANCANGAN
MENGATUR
LAKU SEBAGAI SUTRADARA LAKON
PERTUNJUKAN
DIGELAR DIGELORA TARUNA
SEMUA
PEMAIN SIAP MENTAL BERLAGA
KETUA DAN
ISTRI MENONTON JUA
MENGHASIL
SATU USAHA KELOLA
RASA HIMUNG
BANAR BAKAWAL LAWAN INYA
BERTANGGUNG
JAWAB ATAS SEGALA
KESANA
KEMARI MENCARI DANA
UNTUK
KESUKSESAN SEMUA RENCANA
SUDAH
BERHASIL, SUDAH TERLAKSANA
SEBUAH
KENANGAN YANG TAK AKAN TERLUPA
KINI HATIKU
TERASA LUKA DAN DUKA
BAPAK
DICINTA AKAN MENINGGALKAN KITA
BIBIR
TERKATUP SULIT BERKATA
UCAPAN APA
YANG HARUS TERBUKA
SEDIH
TERASA SESAK DALAM DADA
HANYA DOA
SELAMAT DAPAT TERTATA
SULIT
RASANYA BERTEMU LAGI
DENGAN
BAPAK BESERTA ISTRI
KEBAIKAN
KELUARGA TETAP DIPUJI
SEBAGAI
KENANGAN YANG PALING MURNI
SELAMAT
BERPISAH SELAMAT JALAN
KOMI DOAKAN
SAMPAI TUJUAN
SELAMAT
BERPISAH SELAMAT JALAN
SEMOGA
NANTI BERTEMU JALAN
Kota Sanggam, 4 April 1995
= G
A R I
S =
RENTANG
WAKTU TERUS KUBIAR
BERJALAN
DENGAN SENDAT-SENDAT
DENGAN
LAMBAT-LAMBAT
DENGAN
HATI-HATI
DENGAN
CEPAT-CEPAT SEBAGAI DIKEJAR-KEJAR
KADANG KALA
SEOK-SEOK
KADANGKALA
MALU-MALU
KADANGKALA
SANGAT PASTI
PERJALANAN
PANJANG
USIAKU
SUDAH LIMA
PULUH TAHUN
YA TUHAN…….
AKU TIDAK
MAU KEMBALI
SEPERTI
USIAKU MASIH BAYI
SEPERTI
USIAKU MASIH REMAJA
YANG SERING
DILINDAS OLEH GARIS KEJI
YANG SERING
DIHANTAM OLEH OMBAK GANAS
KAMI
TUMPANG TINDIH
RUBUH
BANGUN BERATUS KALI
ANGAN-ANGAN
SAJA SAMPAI DILANGIT
GARIS TELAH
ADA
PACEKLIK
DAN PENDERITAAN
BIARLAH
JAUH-JAUH DIBELAKANG
ADALAH SURI
TAULADAN
DAN
KUMPULAN CONTOH-CONTOH
MARI KITA
BANGUN
JANGAN
BIARKAN LAUT HANYA MEMBIRU
JANGAN
BIARKAN HUTAN HANYA MENGHIJAU
JANGAN
BIARKAN PERUT BUMI MELEDAK SENDIRI
KITA ACI
BEGITU JADI
YA TUHAN………
AKU BANGGA
DENGAN NEGERIKU
BIARKAN
TETAP ABADI
Tanjung Redeb, 11 Meri 1995
GEJOLAK JIWA
TUJUH BENUA DAN RANTAU DISATUKAN
BADDIT DIPATTUNG BERGELAR ADJI SURYANATA KESUMA
FIGUR PEMIMPIN RAJA PERTAMA
563 TAHUN SILAM
BERGEMA NAMA SAMPAI DINEGERI SEBERANG
378 TAHUN KEMUDIAN
SI PEMBERANI GAGAH PERKASA
BERJIWA BESAR CINTA TANAH AIR
BERGELEGAR MENGHANTAM, MENANTANG
DIA ADALAH RAJA ALAM
API PANAS MEMBAKAR LANGIT
KERATON HANCUR DIMAKAN PETAKA
BELANDA MENGINJAK BUMI PERTIWI
MENGIRIS-IRIS DAN MEMBELAH-BELAH
ADA DOMBA, ANJING KEPARAT
BERAU MENJADI DUA
1810 RAJA ALAM KEMBALI
GEJOLAK JIWA MENANTANG MENAHAN DIRI
MAKASSAR PENJARA PAHIT PEMBUANGAN
BIAR SEMANGAT MASIH MEMBARA
TAPI BUMI TELAH DINJAK-INJAK
BELANDA SUDAH MENGHINA NEGERIKU
AKU BERKATA “ USIR MEREKA
DARI DADAKU YANG TELAH SESAK “
JIWA PERSATUAN ADJI SURYANATA KESUMA
JIWA CINTA TANAH AIR RAJA ALAM
MASIH ADA DAN TERUS ADA
PADA JIWA-JIWA BESAR BUNG-BUNG
KOTA SANGGAM ADALAH BUKTI
TERUS MENITI DAN ITU PASTI
MEMBENAH DIRE DAN MEMBUKA TABIR
MERUAK DAN MELEBARKAN SAYAP-SAYAP
MENGEPAK TERBANG, BUKAN ANGAN-ANGAN
DIPELOSOK HINGGA KOTAKU
BANGUNAN BERDIRI BERGANTI-GANTI
JALAN SETAPAK JADI RAYA
AMBOI RAMAINYA KOTAKU
DUDUK DITEPIAN ANTARA PERTOKOAN
DAN SUNGAI SEGAH YANG MENANTANG
SIMPANG SIUR ORANG BERDESAKAN
DIWAKTU MALAM KOTAKU BENDERANG
TERIMA KASIH BAPAK KAMI
BAPAK TERCINTA ARIFIN SAIDI
TELAH TERBUKTI, KAMI LIHAT DISINI
SEMANGAT BESAR DARI KONSEP-KONSEP BESAR
SUDAH KENYATAAN
YANG BARU BUKANLAH SERBA BARU
TERUSKAN YANG SUDAH NYATA
TUTUPI KEKURANGAN
BENAHI KETERLUPAAN
HAMBURKAN SENYUM-SENYUM MANIS
SEMAIKAN BENIH-BENIH CINTA
DENGARKAN
KELUH RESAH SUARA RAKYAT
ITU ADALAH JIWA-JIWA KAMI
BUNG TAHU, BUNG ADALAH PILIHAN KAMI
BUNG ADALAH KEPERCAYAAN KAMI
SELAMAT JALAN BAPAK ARIFIN SAIDI
SEMOGA TUHAN SELALU MELINDUNGI
SELAMAT BEKERJA BUNG MASJUNI
SEMOGA JALAN LURUS TERUS TERBUKA
Tanjung
Redeb, 25 September 1995
Pelepasan
dan pertemuan Bupati
Berau, 28 September 1995
·
HALAL BI HALAL *
YA ALLAH, YA TUHAN PENGUASA ALAM SEMESTA
SUNGGUH BESAR KARUNIA YANG TELAH ENGKAU BERIKAN PADA MANUSIA
SUNGGUH HINA BILA MEREKA LUPA PADA ENGKAU, YA RABBI
SUNGGUH NISTA, KAMI DIDUNIA BILA TIDAK KENAL ENGKAU, YA RABKU
KAMI SEBAGAI KHALIFAH DIMUKA BUMI
MANUSIA YANG BANYAK BERBUAT DOSA DAN LUPA
KAMI SUDAH TUMPAHKAN SEGALANYA KEPADA ENGKAU
MEMOHON AMPUN DAN KEMBALI KEPADA FITTRAH
RAMADHAN TELAH MENYAPU DAN MENGIKIS
KEALPAAN KAMI KEPADA ENGKAU,
YAAAAA ALLAH
AIDHIL FITRI TELAH DATANG
BERJUTA UMMAT SUJUD DAN SYUKUR KEPADA MU
SEBAGAI PENGAKUAN MANUSIA HANYALAH SEBAGAI MANUSIA
SENYUM KEBAHAGIAAN MERATA DIBIBIR MEREKA
KEMUDIAN TANGAN-TANGAN HALUS MENYALAMI SESAMA
DAN MENGUCAP MINAL AIDIN WAL FAIJIN, MAAF LAHIR BATHIN
KEMUDIAN DATANG HALAL BI HALAL
SALING HALAL MENGHALALKAN DARI SESAMA
DARI GUNJANG-GANJING
DARI CEMOOH MENCEMOOH
DARI HINA MENGHINA
DARI JANJI YANG LUPA
DARI PEMBICARAAN YANG KOTOR
DARI UMPAT MENGUMPAT
KAMI TAHU, MANUSIA ITU LEMAH
LAHAULAWALA KUWATA ILLABILLAH
LAHAULAWALA KUWATA ILLABILLAH
LAHAULAWALA KUWATA ILLABILLAH
TIDAK DAPAT BERBUAT SESUATU KECUALI KARENA ALLAH
HARI INI KAMI MENGHALALKAN
ATAS KEKURANGAN DAN KEALPAAN KAMI
Tanjung Redeb, 24 Pebruari
1996
05 Syawal 1416 H
DI AWANG-AWANG
LANGIT
BUKANLAH TEMPATKU
BUMI SBAGAI
TOMBAK MENGHADANG MERAJAM
BULAN AKAN
AKU GAPAI
SEDANG
GUNUNG BELUM AKU DAKI
SEPAROHNYAPUN
SUDAH MEGAP-MEGAP
BINTANG
GEMINTANG MENGHAMBUR DILANGIT-LANGIT
RANTING-RANTING
PATAH BERGAYUTAN BERJATUHAN
DAUN-DAUN
BESAR, TUA JATUH DIATAS DURI
DAUN-DAUN
KECIL TUA DIBAWAH TUANNYA
BERSERAKAN
DISELA-SELA BATU
DAN DIHIMPIT
BATANG KAYU BUNDAR
DAN DI INJAK
KURA-KURA BERBOKONG KAKU
BOLDOUSER
BUKANLAH DIA
DAUN-DAUN
MUDA YANG TERTIMPA TANGGA
MENERJANG
PUING-PUING DAN SISA DAKI
MEMAKAN
DAGING-DAGING MAKHLUK SEMPURNA
SEMPURNA
DALAM KEBODOHAN
DAN DIBODOH-BODOHKAN
AKU DIMANA
ATAUKAH
DIANTARA LAUT DAN POHON-POHON
ATAUKAH
DIANTARA LANGIT DAN BUMI
ATAU
DIANTARA MATAHARI DAN BULAN
ATAUKAH
DIANTARA JELATA DAN PENGUASA
AKU HARUS
HATI-HATI
SALAH
SEDIKIT SAJA AKU BERPIJAK
KAKI
TERPEROSOK TERKULAI PATAH
SALAH
SEDIKIT SAJA
PENGLIHATAN
DAN
PANDANGAN MATAKU
AKAN JATUH
KEDALAM JURANG
DAN MENJADI
FITNAH
SALAH
SEDIKIT SAJA PENDENGARANKU
CACI MAKI,
SUMPAH SERAPAH
DAN HUJATAN
YANG AKAN MENGAUNG
SALAH
SEDIKIT SAJA PENCIUMANKU
BAU BUSUK
COMBERAN
DAN
BANGKAI-BANGKAI YANG AKAN MENERPA
AKU DIMANA
TUAN ?
AKU DIMANA
TUAN ?
Tanjung Redeb, 30 Desember 1998
Rabu, pukul 02.00 wite
CERITA
TENTANG BOHONG
DILEMPARKAN DITENGAH DAUN-DAUN MUDA
BERGOYANG KAKI
DILEMPARKAN DITENGAH-TENGAH DAUN TUA
YANG SUDAH DAN SIAP GUGUR
DIALUNKAN SENANDUNG DITENGAH NGARAI
DAN SEPANJANG SUNGAI
DINYANYIKAN LAGU BERDAYU-DAYU
SAMPAI KEPESISIR PANTAI
DAN DIBUIH-BUIH OMBAK
DISELA BUKIT DAN GUNUNG
DIANTARA JELATA DAN MELATA
HARIMAU DIASUH BATU
KUCING BERJALAN DIATAS AWAN
EKOR DAN TELINGA DIJADIKAN LAYAR
BABI DISIMPAN PADA KAMAR GELAP
LUSUH BERWARNA MERAH
BERBAU HINGAR ANTARA DUPA, KEMENYAN
DAN MINYAK LONCENG
SAPI BONGKOK DIASUH MONYET BEKANTAN
EMAS DAN INTAN
DAN PERMATA-PERMATA HIASAN TANGAN
DIBUANG KEBELAKANG SEPERTI AMPAS KELAPA SISA
SEHARI MAKAN RUMPUT
BERHARI-HARI JUGA MAKAN RUMPUT
RUMPUT DITEBAS DAN DIRACUNI
GAJAH BERDIRI DIATAS MONAS
BERCERITA DENGAN KERAS DAN LANTANG
TENTANG DUNIA BOHONG
SEDANG PERUTNYA SUDAH BUNCIT
TANJUNG REDEB, 31 DESEMBER
1998
KAMIS, PUKUL 11.00 WITE
H
A I
Hai Pemuda Tengoklah Dibelakangmu
Anak-Anak Yang Penuh Dengan Daki
Kotoran Tanah Yang Melekat Dikuku Kakinya
Giginya Kuning Membatu Dan Ingusan
Mengejar Belalang Ditengah Padang
Hai Pemuda Lihatlah Didepanmu
Rumah Bersusun Indah Mempesona
Gadis-Gadis Cantik Didalamnya
Dengan Permata Dikaki Dan Hidungnya
Ditarik Dan Diusap Mesra Oleh Hidung Belang
Menggoda Dengan Irama Panas Dan Goyang Dangdut
Hai Pemuda Liriklah Kiri Kananmu
Anak Baru Gede Plai Memutar-Mutar Kepala
Telapak Kaki Dihentak Dengan Keras Kemuka Bumi
Tubuhnya Melayang, Limbung, Pikiran Hengkang
Nipam, Doubel L Membabi Buta
Awas Narkotik Dan Sabu-Sabu
Sudah Mengintai
Ketika Mulut Ternganga
Hai Pemuda Apakah Kita Masih Diam
Atau Sekalian Membisu Saja
Hai Pemuda
Singsingkan Lengan Baju
Lepas Kacamata Dn Topimu
Kencangkan Ikat Pinggang
Ayo Kita Bersatu Padu
Membersihkan Becek Dan Rumput-Rumput Liar
Tanjung Redeb, 28 Oktober
1999
MELENIUM
BERJUTA
KATA, BERIBU PRILAKU DAN RATUSAN RENCANA
YANG SUDAH
KITA LONTARKAN DAN KITA LAKUKAN BERSAMA
ADA YANG MENUSUK PERASAAN
ADA YANG SANGAT MENYAKITKAN
ADA
PULA YANG
MENYUDUTKAN
DAN ADA YANG MENYENANGKAN
MEMBUAT
KITA TERTAWA TERPINGKAL-PINGKAL
ADA RENCANA YANG SUDAH KITA SELESAIKAN
ADA YANG MASIH LUMPUH DIPERJANAN
ADA
PULA YANG MASIH
BELUM DIAPA-APAKAN
GONCANGAN
AKHIR ABAD DUA PULUH
BEGITU
KERASNYA
MENGHANTAM
IBU PERTIWI
BAHKAN DIS
INTEGRASI SUDAH BERGULIR
MENGGOYANG
REPUBLIK TERCINTA
DILAIN
TEMPAT
TERIAKAN
REFORMASI KENCANG KEUDARA
MEMENUHI
AWAN GEMAWAN
CERCA DAN
CACI MAKI JADI SANTAPAN SETIAP HARI
PEKIKAN
REFERENDUM DAN NEGARA FEDERAL
MEMANCING
SUASANA SEMAKIN PANAS DAN KERAS
RAKYAT
MENJADI KORBAN
MENGUNGSI
DAN MENANGIS
DITAMBAH
PERSOALAN SARA’ YANG MEMILUKAN
MENJADI
SARATNYA PERSOALAN NEGERI INI
DATANG LAGI
TERIAKAN MERDEKA
TIDAK KERAS
MEMANG
TAPI
MENYAKITKAN DAN TIDAK PANTAS
YAAAA….ALLAH !
UNTUK APA
REPUBLIK INI
APAKAH KAMI
HIANATI SUMPAH PARA PEJUANG
YANG RELA
BERKORBAN DEMI KEMERDEKAAN
MASIH
TERNGIANG DIHENTAKAN KAKI SETIAP ORANG
UNTUK
MEREBU NUSANTARA DARI TANGAN PENJAJAHAN
YAAAA…….
ALLAH !!
KAMI TIDAK
RELA REPUBLIK INI PECAH BELAH
HANCUR
SEPERTI YUGOSLAVIA
INDONESIA TETAP BERSATU DALAM PANGKUAN IBU
PERTIWI
KRISIS
BERKEPANJANGAN KAMI LALUI DENGAN KEYAKINAN
DOA-DOA
KAMI MEMENUHI JAGAT RAYA
PULIH JUGA
MULAI SUDAH
PERTENTANGAN
HILANGKAN DARI PERMUKAAN
PUTIHLAH
HATI KAMI
SEPUTIH
NURANI
KITA HARUS
MAJU
ILMU KITA
KAIS BIAR DIMANA-MANA
DAN BUKA
SERTA CUCI TABIR YANG TELAH KOTOR
BIARKAN
MENJADI PUTIH BAGAI OROK YANG BARU LAHIR
TAHUN 1999
TINGGAL DIUJUNG JALAN
KITA
SONGSONG TAHUN 2000 DENGAN SEMANGAT PIKIRANBARU
SBAGAI
MELENIUM TIGA PENUH TANTANGAN
AYO KITA
KOBARKAN SEMANGAT KEJUANGAN
INDONESIA JAYA, MAKMUR, SENTOSA
YAAAA…….ALLAH
KABULKAN
DOA-DOA KAMI
KIBARKAN NEGERI KAMI DI ANGKASA RAYA
YANG KAMI
TAHU SEMUA INI ADALAH MILIKMU
AMIN……..
AMIN……..
AMIN……..
Tanjung Redeb, 30 Desember 1999
PRAHARA BALIKKUKUP
( 1957 )
27 DESEMBER
1949 MERAH PUTIH PERTAMA BERKIBAR
DIANGKASA
TANAH BERAU
DIHALAMAN
GEDUNG IKATAN NASIONAL INDONESIA I. N.
I
DIJALAN
KARTINI, PEMUDA ADJI MUHAMMAD YUSUF
DAN
KAWAN-KAWAN
BANGGA
MENENGADAH MENATAP LANGIT
SIAP DAN
HORMAT SEMENJADI
“ AKU
BANGGA DENGAN TANAH BERAUKU
YANG HIJAU
RANAU DAN KAYA “
DELAPAN
TAHUN KEMUDIAN MERAH PUTIH DIGONCANG
SIANG ITU
CERAH SEKALI
MATAHARI
MENYINARI DENGAN PERKASANYA
KETIKA AZAN
BERKUMANDANG
MATAHARI
PERGI BERSAMA SINARNYA
MENINGGAL
BIAS MERAH DIUFUK BARAT
BURUNG-BURUNG
LAUT SIBUK MENCARI TEMPAT BERTENGGER
BERSIAP
TIDUR NYENYAK SEMALAMAN
SUARA
BINATANG MALAM BERSAHUTAN MENYAMBUT MALAM
DIJALAN
KECIL MASIH RAMAI ANAK-ANAK BERLARI BERMAIN
BERTERIAK
MENYAPA TEMAN-TEMANNYA
KERIANGAN
NAMPAK DIRAUT WAJAH-WAJAH
ORANG
SEPULAU KECIL DITENGAH LAUT
SEHARIAN
MEMANCING IKAN, MENCARI KIMA, ULAT TERIPANG
MEMBUAT
PERAHU, MENGUPAS KELAPA
MENJEMUR
IKAN YANG TELAH DITABURI GARAM CURAH
LAMPU STRONGKENG
MENERANGI RUMAH-RUMAH
GUBUK,
WARUNG
DAN TEMPAT
MENGUPAS SABUT KELAPA
SEDIKIT
FIRASAT BURUK TIDAK NAMPAK
DIWAJAH
KECERIAAN BAKAL MENIMPA
APALAGI
KECURIGAAN PAGI KELAM MENCABIK-CABIK PERKAMPUNGAN
PEMUDA DAN
LAKI-LAKI YANG GAGAH TURUN KELAUT
IKAN BERHAMBUR
SBAGAI DAUN DIHEMBUS ANGIN
UDANG
BERBARIS
PENYU DAN
SISIK BERSORAK
LUMBA-LUMBA
BERKEJARAN
MUTIARA
MASIH BERSEMAYAM DIDASAR LAUT
22 MARET
1957 DATANG
SAAT SUBUH
SUNYI TENANG
TRAGEDI
MEMILUKAN MENCEKAM, MENCENGKRAM PULAU KECIL
DARAH
TUMPAH RUAH DI PULAU BALIKKUKUP
MUHAMMAD
SAMIN, KOMANDAN MUDA POLISI
HUSIN, AGEN
POLISI TINGKAT SATU
PANUT, AGEN
POLISI TINGKAT DUA
JOHANES
AMANAH, AGEN POLISI TINGKAT DUA
DAN
RIONG
BATONG, AGEN POLISI TINGKAT DUA
HARUS RELA
BERSIMBAH DARAH
DAN
DICINCANG-CINCANG
TUBUHNYA OLEH LANUN PEROMPAK JAHANAM
JAHANAAAAAAAMMMMM
EMPAT JIWA
KESATRIA GUGUR DIMEDAN LAGA
MUHAMMAD
SAMIN, HUSIN, PANUT, DAN JOHANES AMANAH
GUGUR DALAM
WAKTU YANG SAMA
TUBUHNYA
DITERJANG PELURU PANAS
DI CINCANG
DAN DI INJAK-INJAK
RIONG
BATONG BERWAJAH CINA
SELAMAAT
DARI KEPUNGAN
DAN
PEROMPAK
MENINGGALKAN AMIS DARAH
HARTA
RAKYAT DIRAMPAS
DIPAKSA DAN
DIPERKOSA
EMAS,
ARLOJI, UANG, INTAN, MUTIARA, TERIPANG
BERAS,
GULA, RADIO PHILIF, MESIN TEMPEL, SENTER, IKAN KERING
HABIS
DIANGKUT
MEREKA JADI
MISKIN
PRAHARA
BALIKKUKUP MENINGGAL BEKAS YANG DALAM
PERIH,
PEDIH, SEDIH, DUKA NESTAPA
TANGIS
IBU-IBU
TANGIS
ANAK-ANAK MASIH MENGIANG
SEDANG
GADIS REMAJA TRAUMA
ORANG-ORANG
PULAU BALIKKUKUP BERHAMBURAN
MENCARI
TEMPAT BARU YANG AMAN
KE PANTAI
HARAPAN, TANJUNG PEREPAT, BATU PUTIH,
MARATUA,
DAN TELUK SULAIMAN
TRAGEDI
MASIH MELEKAT
EMPAT
SYUHADA TERBARING DIMAKAM PAHLAWAN KESUMA
EMPAT PULUH
LIMA TAHUN SUDAH
SAMPAI
AGUSTUS 2002 TIBA BERSAMA
SAAT INI
AKU
KUMANDANGKAN
AKU
TERIAKKAN
SUDAHKAH
KITA JADI PEMBELA RAKYAT
ATAU SEMAKIN
GANAS MEMAKAN HAK RAKYAT
DEMIKIAN
ADANYA
PRAHARA
BARU DENGAN SEPULUH DEMENSI
TAMENG
DEMOKRASI PENUTUP WAJAH
BIARKAN
SEMUA BERLALU DENGAN SENDIRI
PRAHARA
BALIKKUKUP SANGAT MENGENASKAN
Tanjung Redeb, 22 Agustus ‘02
K U S U T
RATUSAN BENANG WARNA WARNI
MENJADI SATU KAIN
INDAH CEMERLANG
KOLABORASI TINGGI
DARI KOMONITAS
BINTANG-GEMINTANG
MATAHARI DAN
PURNAMA
AIR LAUT
AIR YANG KELUAR DARI SELA-SELA BATU DI GUNUNG-GUNUNG
POHON KAYU HITAM
POHON KAYU ULIN
BERUANG, BEKANTAN, ORANG UTAN
TERUMBU KARANG
PENYU DAN MANTA
ITU SEMUA
KESEPAKATAN IDE GEMILANG
INTELEKTUAL
DAN SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA
RATUSAN BENANG WARNA WARNI
BERHAMBURAN DITERPA ANGIN
DICEKER AYAM
DISIMBAH ANAK-ANAK KUCING
NAKAL TIDAK BERAKAL
RATUSAN BENANG WARNA WARNI
KUSUT MASAI
SALING MENJERAT
SALING BERSIMBAHAN
SALING PAMERAN
SALING TUDING
AKU YANG P[ALING OKE
WARNANYA TAK SE ELOK
KAIN BERSULAM
BERCAMPUR DAN SEMRAWUTAN
AKU YANG PALING TAHU SEGALANYA
ENTELEKTUAL TENGGELAM DITELAN ASAP HITAM
DIRUMAH-RUMAH TUA
DIRUMAH-RUMAH MEWAH
DIVILA-VILA
DIMOBIL-MOBIL
DI PESAWAT TERBANG
DI PANTI PIJAT DAN RUMAH-RUMAH BORDIR
ASTAGA
BENANG KUSUT
WARNA-WARNI
Tanjung Redeb, 24 Agustus 2003
K A M P A N Y E
GEMURUH KENDARAAN BERKELILING KOTA
TERIAKAN KEMENANGAN DI-ELU-ELUKAN
MENARI-NARI MENGGUNCANG DADA
BERTOPENG BERBAJU LAMBANG
LUPAKAN BERAS BARANG SEHARI
AKU YANG TERBAIK
KAMI YANG PALING COCOK
PILIHLAH AKU
AKU BERSUMPAH DEMI RAKYAT
BERJANJI DEMI BANGSA TERCINTA
BERSATULAH DALAM SATU GENGGAM
PARTAI BINTANG GEMINTANG
PROGRAM KERJA MELAMPAUI MATAHARI
MENGHAMBUR DITANAH LAPANG
DIPADANG RUMPUT, AULA DAN CAPE
TERIAKAN MENGHANTAM DINDING-DINDING
SINGKIRKAN CALEK BUSUK
SINGKIRKAN ORDE BARU
SINGKIRKAN ORANG-ORANG BODOH DAN PEMALSU
REFORMASI GAGAL……………….!!!!
PENGUASA KORUP………..!!!!
WAH AUDEN
SEMAKIN GILA
ETIKA TERSINGKIR
BIARKAN KATA-KATA KEBERANIAN
DAHSYATNYA PROPAGANDA
MERANGKUL BESAR KECIL
MEREKOL KECURANGAN
YEL-YEL SEMAKIN MELANGIT
DUA PULUH EMPAT PARTAI ADU TENGGOROKAN
AKU TIDAK KENAL
SIAPA YANG LANTANG MENJUNJUNG RAKYAT
KEGANANGAN MENYELIMUTI
MERABA GOLMER ATAU GOLPUT
MEMILIH ATAU DIAM
DIAM DAN TIDUR SEKALIAN
Kota Sanggam, Selasa 9
Maret 2004
SURAT BUAT KASMAWATI
( 1978 )
RUMAH DISEBERANG JALAN, TEPI SUNGAI KECIL
SUNGAI PINANG
GADIS MUNGIL BERAMBUT PANJANG
SUKA BERKEPANG DUA
DIJALIN, DIKUNCIR MERAJUT
DIA GADIS IDAMAN
MENJADI ANGAN, HARAPAN
MELEKAT DILENSA MATA
DIHATI YANG PALING TERSEMBUNYI
DIA CANTIK
DIA LINCAH
DIA MENGGEMASKAN
BIBIR BASAH DENGAN KATA-KATA INDAH
AKU TERMENGAH DAN TERBAWA
KEDUNIA SERIBU TAHUN
SENANG
GELAK
SUKA
CINTA KEDASAR, MALU DAN KEMANJAAN
BERCERITA RUNTUT TENTANG TEMAN-TEMAN
TENTANG SMA ISLAM
TENTANG LELAKI JAUH USIA, SERING DATANG
MALAM MINGGU
ATAU MALAM LAIN DALAM GELISAH
AKU MENATAP MENANG
DIATAS ANGIN
KAU SUKA AKU
DIA SABAR
RELA MENUNGGU
MENUNGGU KEPASTIAN
MENUNGGU JAWABAN DARIKU
UJARMU
ABAH DAN MAMA SUDAH SETUJU
KATA MERANGKAI BIBIRMU BERUJAR
DIDEPANKU DENGAN HARAPAN
AKU HANYA MENGAMBANG
AKU HANYA TERSENYUM
AKU TIDAK PASTI
MASA DEPAN JAUH DIPUNCAK BUKIT
AKU TINGGALKAN SEKIAN WAKTU
MENJELAJAH KOTA
TUA
MENGHEMPAS WANGI LELAKI
BERCINTA MENGHAMBUR DUSTA
DIA MENANG
DIA MERENGKUHMU
YANG BELUM PERNAH AKU GAPAI SEDIKITPUN
YANG BELUM PERNAH AKU NIKMATI
YANG BELUM PERNAH AKU CICIPI SEUJUNG RASA
ASMARAMU
GAIRAHMU
HEMBUSAN NAPASMU
AMBILLAH SEMUA KEKECEWAAN
KEGETIRAN NURANI YANG TENGGELAM
DUA TAHUN KUHABISKAN WAKTU
MELELANG HARI-HARI BELUM PASTI
AKU DATANG MENJENGUK
MAMA BERCERITERA PANJANG
TENTANG AYAH
TENTANG KELUARGA
TENTANG ADIKMU
TENTANG KEHIDUPAN
TENTANG………
SEMUANYA…….
DAN KAU GADIS KEPANG DUA
GADIS SUNGAI PINANG
SEBERANG JALAN TEPI SUNGAI KECIL
SUDAH BERDUA
DAN MENGGENDONG BUAH HATI
LULUH LANTAK
JANTUNG BERGETAR
MENEPIS KENYATAAN
HANCUR RASA
KATA-KATAKU TERBATA
RAUT WAJAHKU MENANGIS
SEJADI-JADINYA
KUTUTUP DENGAN SENYUM
SEMANIS GULA-GULA
LALU PULANG
LANGKAH GONTAI, MENGAMBANG
DIKEJAR MALU
HAMPA SAMPAI DILUBUK
MENEKAN DARAH LELAKI
KUTELAN BUMI DAN MATAHARI
AKU CINTA
AKU SAYANG
AKU MENGUKIR DIDINDING
AKU MERENDA KEBUTAAN
AKU MERENGKUH JALA-JALA
AKU BODOH
AKU DUNGU
AKU MEMANG LABIL
CINTA BUKAN KATA-KATA
SALAH PADA LELAKI KURUS
MENGAMBANG DAN SENYUM
DINGIN DAN DIAM
LALU PERGI MELANGLANG
KAPAN DATANG ?
SATU SAJA KATA
TIADA ADA
DIKIRIM
WAJAR SAKIT HATI
KECEWA
MARAH
MUAK MENUNGGU
LELAKI KURUS KEREMPENG
YANG HILANG
KAU AMBIL DIA DIJALAN PINTAS
YANG KERAP DULU KAU CERITERAKAN
KEGEMUKANNYA
KETUA-ANNYA
KESABARANNYA
KEPASTIAN MENGGAPAI MATAHARI
KAU CINTAI DIA DALAM KESEPAKATAN
DOSA JAUH LARI MENGHINDAR
ITU JALAN BEBAS, BENAR
AKU TERLALU SALAH
MENEPIS KECONGKAKAN
DUA PULUH LIMA
TAHUN WAKTU KUBIAR
BERLALU MENJARING BULAN
LUPAKAN
DAN KUKUBURKAN
MEMORY BERKISAH ULANG
DALAM SENDIRI
KEKHUSU-AN
LAGU KENANGAN MENGALUN
BERGAYUTAN CERITA TERUNTAI
SEINDAH PERJALANAN KITA
MENGAMBIL UMBI BENGKOANG
NONTON DI WISMA CITRA
MENGHANTUI
MENUSUK SAMPAI KEDALAM JANTUNG
AKU SERING KESEPIAN
CERITERAMU MENGALIR
MENGALIR
MENGALIR SAMPAI LARUT MALAM
DINI HARI BUTA
LELAP DAN TERSENTAK
CINTAMU MELANTUN
CINTAMU MENGALUN
CINTAMU MENGALIR
DALAM MALAM
CINTAMU SIMPONI BUNGA MALAM
MENYESAK DADA
DIAM
DIAMLAH DALAM MEMORI
Biduk-Biduk, 22 Maret 2004
Senin malam pukul 22.30
B E L A N G
AKU MAKAN
DAGING
SEDIKIT
TERSISA DITULANG
YANG
TERSINGKIR DARI SKOP DAN GARUK
KETIKA
DIANGKAT KEDALAM SEBUAH MOBIL SAMPAH
KU USAP KUMISKU
DAN MULUTKU
DENGAN TANGAN BERKUKU
LEGA
PERUTKU
MALANG MELINTANG TULANG-TULANG KECIL
YANG REMUK
AKU GIGIT
TAHUKAH
KAMU
KETIKA
PERUTKU SUDAH PADAT
AKU TIDUR
LELAP DIATAS KARUNG LUSUH
TERLIPAT
DIBELAKANG PINTU
DIBAWAH
KOTAK MINI
PENUH DEBU
DAN SARANG LABA-LABA
KETIKA AKU
BANGUN
AKU
LANGSUNG MENUJU SEBUAH BASKOM BERISI AIR
MILIK
TUANKU
LEGA LAGI
PERUT
SETELAH
KUHIRUP DENGAN LIDAHKU
AKU LARI
PONTANG-PANTING
AKU LUPA
DIMANA TADI AKU
MELOMPAT
DAN KELUAR DARI SEBESAR KEPALAKU
KETIKA
SIBELANG DATANG DAN MENGHARDIKKU
SUARANYA
BEGITU KASAR
MATANYA
TAJAM
BULU
TUBUHNYA MEMBESAR
AKU LARI
PONTANG PANTING
Samarinda, 13 Maret 1999
Dibaca pada penutupan festival
Teater se- Kaltim di Taman Budaya
BONGKAR PASANG DAN CERMIN
REFORMASI
KEBESARAN
DIBANGUN DENGAN KEBANGGAAN
KEMEWAHAN
DIBANGUN DENGAN KESEMPATAN
KEMOLEKAN
DIBANGUN DENGAN CORETAN-CORETAN KUMAL
KECINTAAN
DIBANGUN DENGAN KEPALSUAN DAN KEDUSTAAN
NESTAPA
MENJERIT SESAKIT-SAKITNYA
GEMBIRA
DIBANGUN DENGAN TAWA TERPINGKAL-PINGKAL
HAHAHA….HAHAHAHAHA……HAHAHAHA
MARI KITA
TERTAWA BERSAMA
HAYO….HAYO!…….HAHAHA…….HAHAHAH
!!!!
MELENIUM
KITA TAPAKI DENGAN WAS-WAS
PERTANYAAN
TERLALU BESAR MENGANGA DAN MENGHANTUI
SEDANG
REFORMASI DIGELAR SAMPAI KERAK BUMI
KIKIS,
KERING, TUMPAH HABIS SAMPAI MENCORENG REFORMASI SENDIRI
AKU
TERMANGU, BENARKAH DIA REFORMIS
ATAUKAH
SEKEDAR TOPENG ATAU SANDIWARA
……….ACH
MENGAPA AKU REPOT-REPOT
GAJAH
DITUMBANGKAN
SINGA
DIBUANG KEJURANG
BABI
DIPASUNG DALAM KAMAR GELAP
TIKUS
TERBIRIT-BIRIT LARI SEJADI MENJADI
KUCING
NEGERI KONON BEROTAK BRILIAN
DIANGKAT
MENJADI ORANG KETIGA
KEMUDIAN
SALAH LAGI
KEMUDIAN
DISINGKIRKAN LAGI
KEMUDIAN
WAJAH BARU SANG KANCIL DIANGKAT JUGA
DAN
TERUSLAH BERGULIR SEPERTI RODA
AKU MENJADI
PUCAT PASI
BONGKAR
PASANG…….. BONGKAR PASANG
PINTU DAN
JENDELA GONTA-GANTI
SEMUA
MERASA PALING BENAR, PALING HEBAT, MENGETAHUI SEGALA
SEMUA
DIANGGAP PETENTANG PETENTENG
ACH MENGAPA
HARUS REPOT
BIARKAN
BUMI BERPUTAR SENDIRI
SEDANG AKU
TERUS BERLARI
DIDEPAN
CERMIN REFORMASI
Purwajaya, Loa-Janan, 30 Juni 2000
( Jumat malam Sabtu )
P O
L E M
I K
DOOORRRRRRRR………!!!!!!
LAUT
BERGETAR AIR BERSIMBAH
MENGGUNCANG
SEKETIKA DAN DAHSYAT
ANAK-ANAK
PONTANG-PANTING
LARIIIIIII………..!!!!!
BERSEMBUNYI
DITERUMBU
SEDANG YANG
LAIN DISELA AKAR DAN RUMPUT LAUT
LALU
MENGINTAI DAN MENGINTIP
PERUTNYA
BOBOL
MATANYA
PECAH
JANTUNG DAN
HATINYA HANCUR
RIBUAN
LIMBUNG DAN MATI
BERATUS-RATUS
TERIAK HISTERIS
MENANGIS
SAKIT DAN PERIH
PENYU,
SISIK, LUMBA-LUMBA, HIU LARI SECEPAT KILAT
SEJAUH
KEHENDAK DAN MENGHINDAR
SEDANG
KAKAP DAN MERAH BATU TRAUMA
MEMANG TIDAK
MATI
AKU TAKUT,
AKU PERGI
AKU TIDAK
KEMBALI
OTAKKU
TERASA LULUH LANTAH
MANUSIA
SATU, DUA ORANG MENYELAM
MENJARING
IKAN DENGAN KERANJANG
TELANJANG
KAKI
BERKACAMATA
TRADISI DARI KACA,
KAYU DAN
KARET
MEMILIH DAN
MENGANGKAT RATUSAN
YANG TELAH
TELENTANG MATI DIPAKSA
DAN ADA
DIBIARKAN BERSERAKAN
MENGAIS
RUPIAH DAN SEDIKIT RINGGIT
UNTUK HARI
INI SEKEDAR SEKEJAP
ESOK
BIARKAN MASA YANG MEWARISI
BAJAK HABIS
AKU TAK
PEDULI
Tanjung Redeb, 3 Oktober 2000
Buat Bupati Berau
KETAKUTAN
DISANA AKU
LIHAT
KAYU DIPATAH
RUBUHKAN
KULIT BUMI
DIKUPAS BEGITU JADI
ISINYA
HITAM PEKAT DIANGKUT SAMPAI JAUH
DITEMPAT
LAIN AKU LIHAT JUGA
AKU TERHARU
DAN SEMPIT PIKIRANKU
KAYU-KAYU
PANJANG BERUKURAN KECIL
DIPARUT
SEBAGAI AMPAS KELAPA
JADI BUBUR
SINTAL
TANAH
BERTERIAK SEKERAS-KERASNYA
“
PANASSS……..!!! “
“
PANASSS……..!!!!!
SEKETIKA
KEMUDIAN
“
DINGIIIINNNN……. !!! “
“
DINGIIIINNNNN SEKALIIIII !!!!
PENGRUSAKAN
DIAMBANG BATAS
PULUHAN
SOWMIL MENGIRIS RIBUAN BATANG BUNDAR
KONON UJAR
BERITA,…….. KAYU REJEK
AKU HANYA
BANGGA
BERCERITERA
TENTANG ALAM HIJAU
DAN
MESIN-MESIN MENGAUNG
BELUM
MENIKMATI APA-APA
PARU-PARU
DUNIA NEGERIKU
LEBIH MAHAL
DARI EKSPLOITASI
KETAKUTANKU
SUDAH MENUSUK JANTUNG
Tanjung Redeb, 4 Oktober 2000
Buat Bupati Berau
L .
A . R
Kebebasan
ber-LSM- ria dan berkumpul
Kebebasan
mengeluarkan pendapat
Kebebasan
ber-unjuk rasa
Dan
mengatas namakan reformasi
Orang-orang
liar semakin jadi
Momok
dimuka birokrat dan pejabat
Goncang dan
Sakit
kepala memilah untung dan rugi
Sedangkan
orang liar semakin berani
Menekan
untuk kantongnya
Dan
mengatas namakan rakyat
Demopun
menyeruduk dan menguak
Lembaga
atasnama rakyat
Atas nama
orang desa yang konon tertindas
Tumbuh
sebagai jamur cinta
Lembaga
atasnama rakyat
Menginjak-injak
rumput liar
Melantakkan
belantara nan hijau bugar
Ulin,
Kapur, Meranti, Bengkirai, dan pohon-pohon kecilnya
Berteriak
sampai ke-awan-gemawan
Hutanku
hancur
Lembaga
atasnama rakyat
Mengibas
suara lantang
Menutup
hati dan mata
Otaknya
berangan seribu kemulukan
Hutanku
hancur
Monyet dan
beruang lari tunggang langgang
Censow dan
boldouser membelah langit
Aku tidak
berdiri tegak ?
Tanjung Redeb, 4 Oktober 2000
Buat Bupat Berau
KETIKA BUDAYA DIINJAK
PULUHAN
TAHUN TELAH DIAM
KETIKA
BUDAYA BARU, DATANG MELINTAS
AKAR TANAH
TERSERABUT DAN DI INJAK-INJAK
LAIN PADANG LAIN BELALANG
LAIN LUBUK
LAIN IKANNYA
PRIBAHASA
SERIMONIAL YANG HILANG DARI PELIPIS MATA
DILETAKKAN
DIBAWAH TIKAR ETIKA
PULUHAN
TAHUN TELAH DIAM
KETIKA
BUDAYA DALAM, TERUS DIINJAK
KETIKA
MILIKKU DILECEHKAN
SEDANG
SUNGAI SEMAKAIN PANAS
KECONGKAKAN
DAN KEANGKUHAN ORANG BARU
BUDAYA KAMI
SEDERHANA DAN SAHAJA
KAHARINGAN
RITUAL DAN TRADISI
BERSATU
DALAM KEKUATAN MEGIS
KAMI
SEDERHANA DAN BERSAHAJA
DIMANA BUMI
DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG
DIA BAWA
TRADISI KASAR, KAKU
MEMBIAR
MEMENUHI HUTAN DAN SUNGAI
MENGINJAK
NURANI PALING DIPEGANG
MENGGESER
LELUASA TRADISI MILIKNYA
HAK ADAT
DIGUSUR
TELAH
DIKEBIRI
SUDAH
DITELANJANGI
ACUNGAN
KEMARAHAN DIGULIRKAN
FOTO
MODERNISASI DAN PARADOKSAL
LIHATLAH
SAMPAI JAUH KEARAH SUNGAI
EKOSISTEM
HUTAN BAGIAN MEREKA
BERTAUT
TUMBUHAN DAN BINATANG
MASA
TERLALU LAMA
PRILAKU
AROGAN SAMPAI KELANGIT
AKU TELAH
BOSAN
MENARI
TRADISI DIBUANG KESEMAK BELUKAR
MEREKA
BERSATU DALAM SATU RASA
NURANI
PECAH BERKEPING
BERSATU
DALAM HENING
DIAM
BONGKAH
MENJADI BESAR
DAN TIDAK
TERTAMPUNG LAGI
SUMPIT
MELAYANG KEANGKASA
MANDAU
MEMBABAT BUTA
MENGNGAYAU
TRADISI LAMA
DATANG
BERSAMA NURANI
TIMPALAN
PROVOKASI
ADUH…….
PULUHAN
RIBU MENYEBERANG KEASAL NEGERI
SEDANG
KEPALA BERPISAH
MATI TIDAK
BERHARGA
KETIKA
BUDAYA TELAH DI – INJAK
Kota Sanggam,
9 Maret 2001
SAMBAS SAMPIT
BUDAYA
ETNIS LOKAL TERSINGKIRKAN
BUDI
PEKERTI TERLENA BERMIMIPI
BERBAUR
BUDAYA SEBUAH SELOGAN
PROPAGANDA
BARU KUAT MENYAPU
SARA’
JANGAN DIHEMBUSKAN
ADALAH
BUDAYA MENGINJAK KEPALA
SENJATA
KEBANGGAAN ETNIS MENEKAN ORANG DALAM
NURANI
TERSUNGKUR SAMPAI KEGUA
PELECEHAN
ETIKA SAMPAI KEDASAR SUNGAI
HABIS KIKIS
KERAK LUMAT
HIJAU RANAU
HUTAN KEBANGGAAN JADI
SUDAH
DIHINA
DICACI MAKI
ORANG-ORANG
SEMAKIN KEDALAM
BERSUJUD
RITUAL, MENANGIS LIRIH
PERIH
TERLALU LAMA MENGHUNJAM
MATAHARI
TELAH TENGGELAM
SUMPIT,
MANDAU BERBICARA
SANGKAKALA
MENGAYAU HANCURKAN TATANAN
SOPAN
SANTUN MILIK ORANG DULU
BUANG JAUH
OLEH IRISAN JANTUNG
USIR
PENDATANG, USIR MADURA
IMBAS MILIK
SEMUA
NEGERI
MENJADI PENGHINAAN
PEMUKA SEMUA
TERLAMBAT
SEKARANG
TINGGAL MENILAI
RATUSAN
KEPALA
AMIS DARAH
MULUT TER-NGANGA
GENDERANG
PERANG ETNIS
SUDAHLAH,
AKU TERLALU LELAH
AKU INGIN
TIDUR TERBANG SAMPAI KEBULAN
Kota Sanggam, 9 Maret 2001
11 SEPTEMBER 2001
MAKHLUK
MENYUSUP MENGGELIAT
BAYANGAN
MELIPUTI SEKALIAN BUMI
HILANG
KESEIMBANGAN
GEDUNG
PENCAKAR LANGIT SIMBOL KEBANGGAAN
LULUH
LANTAK, BERANTAKAN
GEDUNG
PENTAGON PERTAHANAN RAKSASA
MENEBAR
MATA SEJUTA
MATANYA
MENGINTIP SEMUA LEKUK
SUDUT
LAUT
LUBANG
GUA-GUA
DIGUNUNG
BENUA DAN PULAU
LANGIT TAK
PERNAH LUPUT
SEMUT
DISEBERANG LAUTAN DIBIDIK
GAJAH
DIPELUPUK MATA DILUPAKAN
DATANG DARI
LANGITKAH
DATANG DARI
PERUT BUMIKAH
ATAU DATANG
DARI DASAR LAUTAN
TERORIS
PUNYA KEKUATAN
SUPER POWER
TERPERANGAH
TUDING
SANA-TUDING SINI
MENUTUPI
KEMALUANNYA PALING BESAR
MEREKA LUPA
KEKUATAN YANG DIHANTAR
DENGAN
KESOMBONGAN
DENGAN
KEANGKUHAN
DAN DENGAN
KE-AKUAN
MEREMUKKAN
SYARAF
MENJADI
LEBIH PAMER
DAN
MENGGILA
KONTROLKAN
DIRI DIPUNCAK BUKIT
DIAM
SEJENAK MELIHAT
AKANKAH
PUTIH MENJADI MERAH
ATAU HITAM
MENYAPU SEMUA
TALIBAN
DITANAH AFGANISTAN
MILYARAN
TAWARKAN KEPALA OSAMAH BIN LADEN
TRILIUNAN
HARGA PENGUNGSI
YANG LAGI
TUNGGANG- LANGGANG
RIBUAN
PELURU MENEMBUS LANGIT
RATUSAN BOM
DAN RUDAL MEMBELAH KOTA
DAN GUNUNG
BIARKAN
TANAH ASIA SEPERTI ADANYA
DENGAN
MAYAT-MAYAT BERSERAKAN
Tanjung Redeb, 7 Desember 2001
G
U S A R
SEPENINGGALNYA PORAK PORANDA
HAMBUR KAUT BERANTAKAN
PESONA SIRNA OLEH KUSUT
DIBIAR DALAM KEGUSARAN
TERLALU DALAM, MENGHIMPIT
SIANG PEKAT HILANG SINARAN
RAMBUT BERDIRI TEGAK…….MEKAR
MATA BINAR TAJAM MENUSUK
KELOPAK MATA TANPA KEDIP
PIPI MEMAR MERAH
BIBIR MENGEPAK GETARAN TERUNGKAP
LIDAH BERMAIN MENUMPAHKAN KATA-KATA
SUARA KERAS DENGAN CACI MAKI DAN KOTOR
SUMPAH SERAPAH MUNTAH BERSERAKAN
DAGU KERAS MERENGGUT IBLIS
DIHAMBURKAN SEMUA
WANITA DASARNYA LEMAH
DITENDANG DAN DITAMPAR SEPERTI DOMBA
SAMPAI MERAH DAN BERCAK KEHITAMAN
PERIH DERAIAN AIR MATA
MENGHAMBURKAN CERITERA MENGIRIS
GUSAR……..
GUSAR……..
GUSAR……..
HANCUR OLEH DENDAM DAN KEBENCIAN
KEBENCIAN YANG MENGHANTAM JANTUNG
DENDAM YANG MENCAKAR OTAK
SYARAF-SYARAF YANG MENJADI RENTAN
PIKIRAN DIAMUK EMOSI
GUSAR YANG MENGGELEGAR
MERASA BENAR SENDIRI
MERASA HEBAT SENDIRI
GUSAR DIBIAR MENYAPU RASA
Biduk-Biduk, Sabtu, 8 Mei 2004
BOM MELEDAK LAGI
TONGGAK SUDAH DITANCAP
SEDALAM KERAK BUMI
DI AWAN GEMAWAN
DIPONDASI GEDUNG KEMBAR WTC
KOKOH MENGUKIR AKAL
GEMBALA TERUS MERANGKAI
JARINGAN TERAJUT JUNTAI
PUTUS-PUTUS
PATAH-PATAH
NEGARA RAKSASA DIGONCANG
EROFAH, RUSIA DIGONCANG
INDONESIA BERGUNCANG-GUNCANG
LEGIUN KUTA BALI
MELEDAK
HOTEL MERIOT MELEDAK
RATUSAN RUBUH
LUKA-LUKA DAN TEWAS SEKETIKA
TULANG BELULANG
DAGING MANUSIA BERSERAKAN
MATI DENGAN DENDAM
KAMIS SEMBILAN SEPTEMBER DUA RIBU EMPAT
( PUKUL 11.20. WIB )
BOM MELEDAK LAGI
DIHALAMAN GEDUNG YANG TERHORMAT
KEDUBES AUSTRALIA
GONCANG
RIBUAN MANUSIA PANIK
LARI NAIK TURUN
DAN KELUAR MASUK
RATUSAN ORANG LAGI, KORBAN
LUKA-LUKA DAN TEWAS
INI KENYATAAN
ATAU MASIH TAMBAH LAGI
ATAU MASIH DIRENCANA LAGI
KUTUK MENGUTUK SOAL TERORIS
PERNYATAAN DILEMPARKAN
LEMPAR BATU SEMBUNYI TANGAN
AKU MENGUTUK
DENGAN KELELAKIANKU
DAN
MENYIMBURKAN SUMPAH SERAPAH
DISEPANJANG PARIT DAN LORONG-LORONG
LAKNAT
JAHANAM
KURANG AJAR
BIADAB KAU TERORIS
MEREKA ORANG KERDIL
TANGGUNG JAWAB DIALPAKAN
PEMBUNUH PALING BIADAB
KORBAN ORANG TIDAK BERDOSA
SATPAM MATI
PERAWAT TAMAN MATI
KAU TAHU
DIBELAKANG MEREKA
ADA ISTRI
ADA SUAMI
ADA ANAK-ANAK
KEHILANGAN MASA DEPAN
TRAUMA DAN DENDAM
JIHAT BUKAN MEMBUNUH
JIHAT BUKAN PEMBUNUH
KALIAN BUKAN JIHAT
KALIAN PENJAHAT
JANGAN ATAS NAMAKAN AGAMA
SEMOGA ENGKAU DILAKNAT
DASAR TERORIS BIADAB
Tanjung Redeb, 11 September 2004
Pukul 19.00. wite
M A L I N G
MARI BUKA MATA LEBAR-LEBAR
SEMUA TAHU
DIMANA-MANA ADA
MALING
DI KOTA ADA MALING
DI KAMPUNG ADA
MALING
DI PEDUKUHAN ADA
MALING
DIHUTAN ADA
MALING
DI SEMAK BELUKAR ADA
MALING
DI TAMBANG ADA
MALING
DI RAWA GAMBUT ADA
MALING
DI SAWAH ADA
MALING
DI DANAU ADA
MALING
DI LAUT ADA
MALING
DI SUNGAI-SUNGAI ADA
MALING
DI JALAN RAYA ADA
MALING
DI LORONG-LORONG ADA
MALING
DI SELOKAN-SELOKAN ADA MALING
DI RUMAH ADA
MALING
DI TEMPAT IBADAH ADA
MALING
DI MOBIL-MOBIL ADA
MALING
DI KAPE-KAPE ADA
MALING
DI RESTORAN ADA
MALING
DI TEMPAT HIBURAN ADA MALING
DI TERMINAL, STASIUN ADA MALING
DI BANDARA ADA
MALING
DI BUS KOTA ADA MALING
DI BUS ANTAR KOTA ADA MALING
DI PESAWAT MALING-MALING
DI KAPAL-KAPAL JUGA ADA MALING
DI KANTOR-KANTOR MALING-MALINGAN
MALING SENDAL
MALING AYAM
MALING KAMBING
MALING EMAS
MALING UANG
MALING BUKU
MALING PEREMPUAN
MALING APA SAJA
YANG BISA DIAMBIL MALING
DI KAMPUS ADA
MALING
DIMANA-MANA ADA
MALING
AWAS DISEKITARMU ADA
MALING
DI DIRIMU JUGA ADA
MALING
MALING MATA
MALING TELINGA
MALING HIDUNG
MALING RASA
MULUT JADI MALING
MALING TERIAK MALING
AKU JADI BERANI
SAMA-SAMA JADI MALING
AWAS ADA
MALING
WASPADA MALING SIAP MERABA-RABA
DASAR MALING
Tanjung Redeb, 13 Oktober 2004
RAMADHAN
Bulan
Penuh Rahmat Dan Magfirah
Bulan
Lebih Baik Dari Seribu Bulan
Bulan
Ampunan Dan Pengampunan
Bulan
Penghapus Dosa
Bulan
Penuh Damai
Bulan
Kecintaan
Bulan
Limpahan Kesucian
Bulan
Pujaan
Bulan
Yang Dinanti-Nantikan
Bulan
Abadi Milik Tuhan
Bulan
Pahala
Idaman
Syurga
Bulan
Kenikmatan
Menahan
Haus Dan Lapar
Menikmati
Derita Dan Jeritan Kaum Papa
Kaum
Miskin
Kaum
Tuna Wisma
Kaum
Dan Anak Jalanan
Kaum
Kolong Jembatan
Kaum-Kaum
Nista Pinggiran
Kaum-Kaum
Nista Tersingkirkan
Dahaga
Memeras Tenggorokan
Mulut
Pahit Dan Berbau
Lapar
Melilit
Ujung-Ujung
Jari Gemetar
Kekuatan
Untuk Bekerja Di Ubun-Ubun
Ketika
Ramadhan Berpuasa
Aku
Sebagai Orang Miskin
Puasa
Menahan Diri
Lebih
Baik Diam
Diam
Itu Emas
Walau
Diam Tidak Selalu Emas
Telinga
Tutup Rapat-Rapat
Mata
Lihatlah Secukupnya
Bukan
Mukhrim Hindarkan
Hati
Dalam Kesucian
Kata-Kata
Menyejukkan
Raut
Wajah Simpatik
Lapar
Dan Haus Sebagai Ujian
Bukan
Miskin Dan Papa
Inikah
Derita Orang Pinggiran
Jauh
Mulut Dari Bau Busuk
Tutup
Mulut Rapat-Rapat
Jauh
Mata Dari Nista
Jauh
Telinga Dari Godaan Dengar
Yang
Menipu Hati
Ramadhan
Bulan Rahmat
Sujud
Dan Zikir
Makanan
Paling Ilahi
Diam
Tafakur Melihat Karunia
Meredam
Emosi Tuan-Tuan
Puasa
Adalah Kesucian
Rohani
Adalah Bunga Melati
Jasmani
Adalah Teladan
Aku
Diam Dan Tunduk
Melihat
Matahari
Aku
Tidur Berbicara Dengan Bintang Gemintang
Aku
Terpana Dengan Tatapan
Alam
Smesta Tunduk
Sujud
Dan
Memuji Sang Pencipta
Tanjung Redeb, 19 Oktober 2004
5 Ramadhan 1425 H
Yaser Arafat
DAMAI SEBUAH SIMBOL-SIMBOL
SEPERTI MENGGAPAI AWAN GEMAWAN
MELAMPAUI TUJUH LAPISAN
LANGIT
BIMA SAKTI DISUNDUL DENGAN
BAMBU
KEMUNGKINAN MENGAWANG-AWANG
PALESTINA SEBUAH
KEGELISAHAN
PANAS MENGGAPAI UBUN-UBUN
CINTA KASIH JADI PAJANGAN
DAMAI MENJADI SIMBOL-SIMBOL
SEPERTI MENGGAPAI AWAN
GEMAWAN
YASER ARAFAT LAKSANA MERCU
SUAR
KEMBANG API MENERANGI
PADANG LUAS
TERHAMPAR MILIK SENDIRI
PUTUS-PUTUS BELUM BERATURAN
PROPAGANDA MENGHIASI
RUMAH-RUMAH
TEKANAN TERUS MENGHIMPIT
MENYERET SAMPAI KEDUNIA
LAIN
SAMPAI LUMAT SEPERTI BUBUR
MATI DITANAH ORANG
DIHORMATI DENGAN JUTAAN
SANJUNGAN
MESIR KOBARKAN SOLIDER
DIMAKAMKAN DALAM
KURUNGAN SENGKETA
BERJUANG DITANAH SENDIRI
DITEMBAKI TENTARA NEGERI
SENDIRI
YERUSALEM ADALAH MUSLIM DAN
NASRANI
YAHUDI PUNYA JURIAT SENDIRI
TANAH PERUNTUKAN TUHAN
YAHUDI
AKU MASIH SEMPAT MELIHAT
BINTANG
SAMAR-SAMAR DITUTUPI
KEMERAHAN
YASER MENGIBAS SURBAN
MENUTUPI WAJAHNYA SAMPAI
KEPINGGANG
KEMUDIAN DIA PERGI
MENCIUMI HARUM SYURGAWI Tanjung
Redeb, 15 Nopember 2004
Yaser Arafat wafat, Jumat, 12 Nopember 2004
di Perancis
T K I
TIGA PULUHAN JUTA DIHIMPIT
KEMISKINAN
MENANGIS MENGAIS REJEKI
DIKAMPUNG-KAMPUNG
DIKOLONG-KOLONG JEMBATAN
DITUMPUKAN SAMPAH-SAMPAH
DIPINGGIR-PINGGIR SUNGAI
DI LORONG-LORONG PABRIK
DI KERIBUTAN REL KERETA
API
DILAMPU-LAMPU MERAH
PEMINTA-MINTA ANTRI
MENGETUK PAGAR
ATAS NAMA SERIBU GODAAN
RATUSAN RIBU DI NEGERI
JIRAN
RATUSAN RIBU MENGIRIM
RINGGIT
MENGIRIM DINAR
MENGIRIM DOLAR
RUMAH-RUMAH BAGUS
DISUDUT PAGAR BAMBU
MENGGODA KIAN BERSAING
BIAR TKI ILEGAL
BIAR KEYAKINAN DENGAN
HUTANG
PERGI ATAS NAMA KEMISKINAN
ANGAN MENGGAPAI
BINTANG-GEMINTANG
T K I ADALAH
TENAGA KEAMANAN RAKYAT
TENAGA KEUANGAN RAKYAT
TENAGA KEPEDULIAN RAKYAT
TENAGA KEPRIHATINAN RAKYAT
TENAGA KESEJAHTERAAN
RAKYAT
TENAGA KEHORMATAN RAKYAT
TANDA KEJANTANAN RAKYAT
TANDA KERELAAN RAKYAT
TANDA KEJUANGAN RAKYAT
TENTARA KEMERDEKAAN RAKYAT
ATAU SEKALIAN
TENAGA KORUPSI RAKYAT
RATUSAN RIBU BANTING
TULANG
SEBAGAI BURUH KASAR
PEDULI DENGAN PROPAGANDA
KETERAMPILAN
DI-INJAK-INJAK
JADIKAN LUMPUR MELUMAT
JADI BURUH BANGUNAN
JADI BURUH PERKEBUNAN
PENJAGA TOKO DAN
WARUNG-WARUNG NASI
JADI TENAGA NAFSU BIRAHI
JADI TUKANG KEBUN
JADI BABU
JADI ORANG-ORANG TERTINDAS
MUKA DISIMPAN DALAM KARUNG
BIARKAN KAKI TERUS
BERJALAN
DAN TANGAN TERUS BERKARIA
RAMBUT KUSUT
KULIT TANGAN MEMBATU
ANAK-ANAK MANANTI
SANAK DAN PONAKAN MENUNGGU
CERITERA TENTANG
BUNGA-BUNGA
CERITERA TENTANG
GEDUNG-GEDUNG TINGGI
CERITERA TENTANG
LAMPU-LAMPU
CERITERA TENTANG JALAN
BERTINGKAT
CERITERA TENTANG MOBIL
MEWAH
CERITERA TENTANG SEMANGAT DAN KEBERHASILAN
CERITERA TENTANG RINGGIT
CERITERA TENTANG DINAR
CERITERA TENTANG DOLAR
DI KAMPUNG MULUT MENGANGA
GETIR MENGGODA JADI
CELANA LEVI’S JAKET
BELEDRU
WAH…. BUKAN MAIN
PULUHAN RIBU BERDESAKAN
DIPENJARA
DIDERA
DICAMBUK
DIHINA
DILUDAHI
DI CAP PENDATANG HARAM
DIPERKOSA
PATAH KAKI
KULIT MELEPUH BINASA
WAKTU SEDIKIT PENGAMPUNAN
JIRAN DIBANGUN DENGAN
TENAGA KERJA INDONESIA ILEGAL
JIRAN DIBANGUN DENGAN
PENDATANG HARAM
JIRAN MEGAH OLEH PENCARI
RINGGIT
JIRAN MOLEK ATAS NAMA
KEMISKINAN
PULANG SEBAGAI TERBUANG
PULANG MENINGGALKAN
KERINGAT
PULANG SEBAGAI ORANG
HILANG
PULANG MEMBUKA KECEWA
KAMU HARUS PULANG
BERDESAKAN DI NEGERI
SENDIRI
BERKALANG BATU DI NEGERI
SENDIRI
BERKALANG TANAH DI NEGERI
SENDIRI
BIARKAN AIB NEGERI SENDIRI
BIARKAN TABU NEGERI SENDIRI
BIARKAN BOROK NEGERI
SENDIRI
BIARKAN KESOMBONGAN NEGERI
SENDIRI
BIARKAN KEANGKUHAN NEGERI
SENDIRI
PRASANGKA KUBURKAN
KAMU HARUS PULANG
Tanjung Redeb, 16 Nopember 2004
C I N
T A
BIARKAN SEMUA PRASANGKA PERGI SENDIRI
BIARKAN SEMUA ANGAN MENELUSURI DIRI
BIARKAN SEMUA EMOSI MENGGILAI SENDIRI
BIARKAN SEMUA BAYANGAN MENUTUPI SANUBARI
BIARKAN SEMUA CERITERA TENTANG DIRI
BIARKAN SEMUA KATA-KATA TUMPAH SENDIRI
MENGHIASI SEMESTA ALAM
MERAMAIKAN JAGAT RAYA
SEJOLI CINTA
DENGAN DEGAPAN JANTUNG YANG MENDERU
LIMPAHAN SUCI MENGAKAR DIKEDALAMAN
C I N T A
DALAM RASA YANG JAUH
KALBU CERIA SETINGGI MATAHARI
DALAM RASA YANG DALAM
DETAKAN JANTUNG TANPA BATAS
MATA MENERAWANG MENGHIASKAN DIA
BIBIR MENARI SEINDAH BIDADARI
PUJIAN TERLAMPAU BATAS
TIDUR DALAM KELELAPAN BAYANGAN
TELINGA TUTUP
SUMPAH SERAPAH BIARKAN DI AWAN GEMAWAN
KEDAMAIAN YANG HILANG
PERASAAN BERLEBIHAN
CEMBURU DAN AMARAH
MEMERAHKAN RAUT SEJOLI
AKU SUDAH BERUSIA
HINGGAP DIKEGALAUAN SENJA
DI KELOPAK MATA YANG SEMAKIN SURUT
SEDANGKAN WARNA TUBUH SUDAH LUNTUR
CINTA BUKAN SOAL
KESURUTAN DAN KEDALAMAN
CINTA ADALAH HAYALAN KEDAMAIAN
BERUBAHKAH MENJADI NAFSU ?
DIA DATANG SAAT TIDAK MENGERTI
DIA DATANG SEMAUNYA
DIA DATANG OLEH KEARIFAN
DIA DATANG SAAT TERANG
DIA DATANG SAAT KELAM
DIA DATANG SAAT KESEPIAN
DIA DATANG SAAT UPUK PAGI
DIA DATANG SAAT MATAHARI TIDUR
DIA DATANG SEMAUNYA
CINTA ADALAH KEDAMAIAN
CINTA ADALAH KESUCIAN
CINTA ADALAH KEINDAHAN
CINTA ADALAH KEPATUTAN
CINTA ADALAH PERTAUTAN RASA
CINTA ADALAH KASIH SAYANG
CINTA ADALAH KATA-KATA KEMOLEKAN
KATA-KATA PUJIAN
CINTA DALAM FITRAH
CINTA MENJAGA KESEIMBANGAN
CINTA CITRA REMBULAN KEMERAHAN
CINTA MILIK KITA
CINTA MILIK PENCIPTA
Bali, Rabu 1 Desember 2004
TRAGEDI BOJONG
TUMPAH RUAH SEMUA NURANI
DALAM KEDAMAIAN SENJA YANG HILANG
TUMPAH RUAH SEMUA RASA
DALAM KETAKUTAN YANG DALAM
TUMPAH RUAH SEMUA AZASI
DALAM KEGAMANGAN MALAM
MENCEKAM TERIAKAN TIRANI
KEBEBASAN TELAH DATANG
MASUK KEDALAM LORONG DIAM
KEBEBASAN TELAH DATANG
BERTERIAK DENGAN LANTANG
KEBEBASAN TELAH DATANG
SUARA RIUH MELOLONG BAHANA
PAGI MENINGGI
SIANG MEMULAI
SORE MEMAKI
MALAM MENCARI AIB DIMANA
KEBEBASAN ADALAH BATAS KESOMBONGAN
KEBEBASAN ADALAH BATAS KECONGKAKAN
KEBEBASAN ADALAH BATAS KEANGKUHAN
YANG LAMA DUDUK DISINGGASANA
YANG LAMA MENARI DIMAKHKOTA
BOJONG TRAGEDI KEBEBASAN YANG LEPAS
JELATA MENJADI HINGAR
HILANG DALAM NURANI BELUM PASTI
BERONTAK EMOSI KEALPAAN
BERSATU DALAM GENDERANG PERTANYAAN
MELUAPKAN SEJUTA KATA
SEDIKIT MENGERTI
MENUSUK MENYELINAP ATAS NAMA DAUN KERING
KOBARAN API MENJILAT-JILAT
HATI DAN PIKIRAN HILANG
KEKUATAN DATANG DENGAN TAMENG DAN SENJATA
PERINTAH ADALAH KEWAJIBAN
RAKYAT LAWAN DALAM PERANG
MEMBABI BUTA
PENTUNGAN MENGHANTAM BATOK KEPALA
MONCONG SENJATA SIAP MENGAMCAM NYAWA
PELURU ATAS NAMA PERISAI
MENEMBUS DAGING SEGAR
JELATA BERSIMBAH DARAH
BANYAK YANG HILANG DITELAN KELAM
PERANG TIDAK SEIMBANG
RAKYAT MELAWAN KEKUASAAN
ATAS NAMA INVESTASI
DITANGKAPI
DISERET-SERET
TANGISAN ANAK-ANAK DAN PEREMPUAN
MENJADI NYANYIAN ALAM YANG MENGIRIS
SUARA RAKYAT ADALAH SUARA KAMBING
SUARA RAKYAT ADALAH SUARA AYAM
SUARA RAKYAT ADALAH SUARA ANJING
SUARA RAKYAT ADALAH SUARA PINGGIRAN
BIARKAN KEBENARAN MENJADI AMPAS YANG TERBUANG
BOJONG ADALAH TRAGEDI
JELATA MELAWAN PENGUASA
DEMOKRASI MASIH DIMATAHARI
HAK AZASI TENGGELAM DIKERAK BUMI
ORANG PINGGIRAN BIARKAN MENDONGENG
BIARKAN BERCERITA TENTANG CINTA
BIARKAN BERCERITA TENTANG BINTANG-BINTANG
BIARKAN TIDUR LELAP
DOSA MEREKA TERLALU SEDIKIT
TIRANI ADALAH KESENGSARAAN
POLISI BUKAN PELINDUNG
POLISI BUKAN KASIH SAYANG
POLISI ADALAH JURANG PEMISAH
POLISI ADALAH RAKYAT SIPIL
POLISI ADALAH MANUSIA
PUNYA NURANI DAN CINTA DAMAI
BUKAN KEABADIAN
YANG MENYALA-NYALA
Tanjung Redeb, 7 Desember 2004
ANTARA NABIRE DAN SOLO
NABIRE SEBUAH NAMA YANG MELENGKING
DIANTARA CENDRAWASIH DAN KAYU HITAM
DI GUNCANG MURKA MAHA DAHSYAT
BUMI UNJUK RASA
RADIASI DAN GETARAN MELEDAK-LEDAK
BUKAN BOM LEGIUN KUTA BALI
DIA GEMPA BUMI DATANG TIBA-TIBA
ANAK-ANAK BERDIRI SAMPAI TIARAP
BERULANG BERGETR LAGI
PULUHAN KALI MENAKUTKAN
MANUSIA TELENTANG DIMANA-MANA
DARAH DAN DAGING MENYISAKAN KETAKUTAN
NABIRE SEBUAH NAMA YANG MELENGKING
MENCEKAM DALAM KEGALAUAN
SOLO KOTA BERSERI
KERATON SBAGAI TANDA KEABADIAN
KEBUDAYAAN DALAM KASIH SAYANG
HUJAN MENGGUYUR SURAKARTAKU SAYANG
ANAK BERANAK LEBIH SUKA DIAM
LION AIR PESAWAT BERBADAN BESAR
TURUN DENGAN KEGAMANGAN
HUJAN DAN KABUT MENUTUPI HALUAN
TURUN DITENGAH LANDASAN YANG BASAH
OLENG DENGAN KECEPATAN
MENYERUDUK LEWAT BATAS
PAGAR BETON JADI SASARAN
SAMPAI MELIBAS PEMAKAMAN DIAM
PESAWAT PATAH
PEASAWA BELAH
TERIAKAN HISTERIS
TANGISAN MENJADI IRAMA SUMBANG
KASAKITAN DAN MINTA TOLONG
TERPENTAL DAN LEPAS DARI CENGKERAMAN
MANUSIA BERHAMBURAN
TIGA PULUH SATU ORANG TEWAS SEKETIKA
HALUAN PESAWAT MENJEPIT DAGING DAN TULANG MEREKA
TRAGEDI PENERBANGAN BANGSA
TERPURUK LAGI
SALING TUDING BUKAN PROPAGANDA
MANUSIA BERENCANA
MANUSIA BERBUAT KEBAIKAN
TAKDIR SIAPA PUNYA ?
Tanjung Redeb, 8 Desember 2004
TOPENG
PERTAUTAN WAJAH DI ANTARA
BATAS-BATAS PENGAMBANGAN
RUPA DIBALIK TOPENG
SEMAKIN ASING
KUASA MENYERUAK
DIBATAS PANDANGAN
TOPENG WAJAH KIASAN
LARI DARI KENYATAAN
KOMENTAR PALING MENGAGUNGKAN
KATA-KATA DISUSUN DENGAN LAGU
OTORITAS DIJADIKAN OPORIA
WAJAH POLESAN BEDAK
ATAS NAMA GUNUNG-GUNUNG
TOPENG RUPA KIASAN
Tanjung Redeb, 9 Desember 2004
DONGENG TENTANG NUSANTARA
NUSANTARAKU
INDONESIAKU
DUDUK DIPANGKUAN KHATULISTIWA
MERDEKA
KAYA MEMPESONAKAN
MENGANGA
MEMPERANGAHKAN
BERCERITA TENTANG HUTAN
HIJAU RANAU BAK PERMADANI
MENGHAMPAR LUAS SEPANJANG PULAU
ULIN, KAPUR, KARUING, BANGKIRAI, MERANTI
GAHARU, KAYU HITAM, MANGROVE
ROTAN, DAMAR, MADU, WALET
BERCERITA TENTANG LAUT
LAUT NAN BIRU,
PERMAI, DAMAI
PENYU, MANTA, LUMBA-LUMBA, DUYUNG, PAUS, TUNA
TONGKOL, KERAPU, KIMA, MUTIARA
UDANG, KAMON, KEPITING
BERCERITA TENTANG SUNGAI-SUNGAI
MELIUK-LIUK MENEMBUS HUTAN
MEMBELAH GUNUNG DAN DATARAN
KONON BAK NAGA MENCARI MANGSA
HUTAN MENJEPIT SEPANJANG SUNGAI
SUNGAI BESAR BERANAK CUCU
BATU KAPUR TAJAM MENGIRIS AIR
MENJADIKAN JARAM-JERAM MENANTANG
ELOK MEMANG
PATIN, SALAP, UDANG, SAKKUL, BUNTALLI BERCENGKRAMA
KETIKA SIANG ULAR TIDUR
SETUMPUK-SETUMPUK
DI ATAS POHON-POHON KECIL BERCABANG DATAR
DI TEPI ANAK SUNGAI
BERCERITA TENTANG LANGIT
YANG LUAS HILANG BATAS
MENGIKAT ANGKASA CAKRAWALA KEMOLEKAN
UDARA ASRI MENGISI SEMUA RUANG
GUNUNG-GUNUNG MENJULANG
EMAS BERLIAN TERPENDAM
BATU BARA, MINYAK BERBICARA
ADAT BUDAYA BERIBU TITAH
IKAN DAN LAUT SERIBU PESONA
SEMUA BERCERITA TENTANG NUSANTARA
TETAPI AKU KAGET
AKU MENDENGAR DOGENG
NEGARAKU KAYA NAN
RAYA
TIADA TANDING SEANTERO DUNIA
KAYA HANYA DALAM CERITA
MISKIN DALAM REALITA
OH…AKU ORANG MISKIN
MISKIN MORAL
MISKIN KREATIFITAS
MISKIN ILMU
MISKIN HARTA
MISKIN UANG
JUGA MISKIN KORUPSI
ITUKAH ?
DONGENG TENTANG NUSANTARA
Kota Sanggam, 9 Juni 2004
PETAKA AKHIR TAHUN
NYANYIAN NATAL MASIH DITELINGA
MENGGEMA SAMPAI KE AWAN-AWAN
MENYUSUR ALAM JAGAT
LAGU TERUS MELANTUN PUJI TUHAN
PENGUASA ALAM SEMESTA RAYA
AKHIR DESEMBER SUDAH DATANG
PETAKA MENGOYAK SERAMBI MEKAH
ARAH BARAT MENGHEMPAS
MENGGONCANGKAN UJUNG SUMATRA
ACEH BERTERIAK KENCANG
SAMPAI KESELAPUT TELINGA
MENGOYAK LANGIT
MEMBELAH KOTA
GEMPA MENGGETARKAN TANAH KELAHIRAN
MENGGOYANG RUMAH TUA
MENGHENTAKKAN SEPEDA ONTA
MANUSIA BERLARIAN KELUAR RUMAH
LALU TANAH DIAM SEJENAK DALAM HENING
SELANG WAKTU BUMI CINTA KASIH
MENGGOYANG LAGI
LEBIH DAHSYAT
MERUBUHKAN RUMAH-RUMAH
PUTIH MENGGULUNG GEMURUH
JAUH-JAUH DATANG DARI LAUT
DIA GELOMBANG PASANG TSUNAMI
BERULAH TINGKAH
MENGGUNUNG SETINGGI RUMAH
SETINGGI POHON
SETINGGI BUKIT
MENGGULUNG LAUT
MENGHEMPAS KARANG
MELIBAS PANTAI
SAMPAI RIBUAN METER MENYAPU DARAT
POHON-POHON RUBUH
RUMAH-RUMAH MIRING
AYAM, BEBEK, KAMBING, TERBIRIT-BIRIT
PERABOT DAPUR BERLAYAR DIATAS GELOMBANG
KURSI MEJA TUMPANG TINDIH
KASUR JADI AMPAS
JEMBATAN AMBRUK
TERIAKAN
HISTERIS MEMBELAH SEMESTA
DI TEPI PANTAI
DI DALAM PERAHU
DI HALAMAN RUMAH
DI RUMAH LOTENG
TERIAKAN HISTERIS LARUT
DALAM GULUNGAN GELOMBANG
BAYI LEPAS DARI IBUNYA
ANAK-ANAK TENGGELAM BATU
DI HEMPAS KEDINDING RUMAH
RUMAH JADI DANAU
ANAK KEHILANGAN IBUNYA
IBU KEHILANGAN ANAKNYA
KEHILANGAN NENEKNYA
KEHILANGAN SEGALANYA
ORANG TUA BERENANG TIMBUL TENGGELAM
MELAWAN MAUT DI UBUN-UBUN
RUMAH PENUH AIR TUMPAH LAGI
JALAN JADI SUNGAI
GELOMBANG TSUNAMI MENGGILA DALAM SEKETIKA
ARUS BALIK YANG MENGIRIS
MEMBAWA KAYU KELAUT
MEMBAWA PERABOTAN KEJALAN
MEMBAWA PASIR KEPANTAI
MEMBAWA LUMPUR MENDAKI RUMAH
MENUTUP JALAN
MENUTUP JENDELA
MENGGEDOR DINDING KAYU
MEMBAWA PERAHU BERLAYAR TANPA AWAK
AIR ASIN TINGGAL SEBAGAI RAWA
KOTA JADI DIAM
TANGISAN KESAKITAN SERATUS PENJURU
TERIAKAN MINTA TOLONG SEBAGAI NYANYIAN
IBU BERLARI HILIR MUDIK MENCARI ANAKNYA
“ANAKKU DIMANA…ANAKKU HILANG “
SEORANG NENEK MENGHEMBUS NAFAS TERAKHIR
DI SEBELAHNYA ANAK KECIL TIDAK BERNYAWA
DI DALAM RUMAH GADIS MATI DITIMBUN KASUR
DI JALAN-JALAN TERIAKAN MINTA TOLONG
TERHIMPIT ATAP RUMAH YANG ROBOH
DI PARIT MAYAT-MAYAT TERSUNGKUR
TIDAK JAUH DARI TEMPAT ITU
DI DEPAN TOKO MAYAT TAK DIKENAL
DI DALAM TOKO BERJILBAB SERAGAM MATI BERTINDISAN
DI DALAM RERUNTUHAN MAYAT MEMBENGKAK
DIATAS RERUNTUHAN MAYAT TELENTANG DAN TENGKURAP
DI JEPIT KAYU DAN SAMPAH
DIMANA-MANA MAYAT BERGELIMPANGAN
GELOMBANG TSUNAMI MEMBUNUH SEGALA
RATUSAN REMAJA
RATUSAN ANAK-ANAK
RATUSAN BAYI
RATUSAN TENTARA DAN KELUARGA
LIMA RIBU TUJUH RATUS TUJUH PULUH EMPAT KORBAN TEWAS
TUJUH RIBU LEBIH KORBAN TEWAS
PULUHAN RIBU KORBAN TEWAS
TUJUH PULUH RIBU SEMBILAN RATUS TEWAS
PULUHAN RIBU HILANG
DAN TERUS BERTAMBAH
DUA PULUH RIBU RUMAH RUBUH DILIBAS HABIS
DI BANDA ACEH
KRUENG MANE
ACEH TIMUR
LHOKSEUMAWE
BEREUEN
PIDIE
ACEH UTARA
DESA SEROMBU
CIBARISI
PANTAI CERMIN SERDANG
MELABOUH SERATA TANAH
INDONESIA MENANGIS
INDONESIA BERKABUNG
INDONESIA DALAM DUKA YANG DALAM
PETAKA AKHIR TAHUN YANG MAHA DAHSYAT
INDONESIA DIAM DAN MERENUNG
GEMURUH ANGIN MASIH MENGINTIP
SAMBARAN PETIR MASIH MENGINTAI
GEMPA MASIH BELUM SELESAI
TSUNAMI MASIH ENGGAN UNTUK PERGI
LANGIT MASIH BELUM MUNTAH
AIR BAH BANJIR JUGA BELUM URUNG
SIAPKAN MENERIMA BADAI ?
TUHAN AMPUNI MEREKA
KIKISKAN DAKI DAN KOTORAN YANG SEDIKIT MELEKAT
BUANGKAN KOTORAN YANG BERCAMPUR DIPERUTNYA
TERIMALAH MEREKA DI SISIMU
TERIMALAH MEREKA DI SYURGAMU YANG ABADI
DOA SENIMAN KECIL
NABIRE BELUM SELESAI
SOLO MASIH MENINGGAL MALU
MEDAN DI GUNCANG
NANGRO ACEH DARUSSALAM DI GUNCANG-GUNCANG
MAYAT TUMPANG TINDIH JADI KUBURAN MASSAL
RUMAH AMBRUK SEBAGAI KAMPAR
YANG LARUT DALAM ARUS MENCEKAM
POHON PINTAH TERSERABUT DENGAN AKAR
MENINDIS DAN MENYERET SEGALA
YA TUHAN AKU MENANGIS
YA TUHAN KAMI MENANGIS
YA TUHAN BANGSA KAMI MENANGIS
YA TUHAN BETAPA BESAR DAN DAHSYANYA
PETAKA YANG KAU TIMPAKAN
TAK TERTANGGUNG OLEH RAKYAT KAMI
KALAU KAMI BERDOSA AMPUNKANLAH KAMI
KALAU KAMI BERSALAH TUNJUKANLAH KESALAHAN KAMI
KAMI MANUSIA YANG SERBA TERBATAS
KAMI MANUSIA YANG MUDAH KALAP
KAMI MANUSIA YANG MUDAH TERPEROSOK
KAMI MANUSIA YANG SELALU SERAKAH
KAMI MANUSIA YANG MUDAH LUPA
YANG CONGKAK
YANG SOMBONG
YANG ANGKUH
PADAHAL KAMI TAK PUNYA APA-APA
PADAHAL KAMI TAK MAMPU BERBUAT APA-APA
UNTUK MELAWAN KEHENDAKMU
PADAHAL KAMI BERJALAN DI ATAS CIPTAANMU
YA TUHAN
JAUHKAN SIKSAAN YANG MAHA DAHSYAT
JAUHKAN COBAAN YANG TAK TERTANGGUNGKAN
JADIKAN KAMI BANGSA YANG SELALU DEKAT DENGANMU
MENGINGATMU
TAWAKKAL
TAFAKUR
MENGERJAKAN SEMUA PERINTAHMU
MENINGGALKAN SEGALA LARANGANMU
TUHAN KAMI MEMOHON
Tanjung Redeb, 29 Desember 2004
Gempa dan Gelombang Tsunami Minggu pagi, 26 Desember 2004
Nangro Aceh Darussalam dan Sumatra Utara
T U H A N
KETIKA SABTU MALAM DATANG
LELAKI TUA MENELUSURI JALAN DENGAN PIKIRANNYA
BERTANYA TENTANG TUHAN
DIA TERSENYUM MENATAP TAJAM
DIA MENJAWAB
TUHAN MAHA KUASA DAN MENGUASAI
TUHAN BERBUAT DENGAN KE-ESAANNYA
TUHAN MELIPUTI SEKALIAN ALAM YANG DILIPUTINYA
DIA TIDAK TERBANDINGKAN
DIA KUASA SELUAS ALAM SEMESTA
DENGAN KEKUASAAN YANG TIDAK TERBAYANGKAN OLEH AKAL
MAHA LUAS
BUMI, BULAN, MATAHARI, DAN BINTANG-BINTANG
ADALAH BAGIAN KECIL DARI KEKUASAANNYA
TUHAN MENGATUR ALAM SEMESTA DENGAN KEHENDAKNYA
TUHAN MENGGERAKKAN ALAM JAGAT DAN PLANET-PLANET
DENGAN PEREDARAN YANG PASTI
BEREDAR DENGAN ATURAN SENDIRI YANG TELAH DICIPTA
JANGAN PERUMPAMAKAN TUHANMU
JANGAN BANDINGKAN DIA
DENGAN APA YANG MAMPU KAU LIHAT
KAU RASAKAN
KAU NIKMATI
KAU BAYANGKAN
KAU HAYALKAN
TUHAN LEBIH DARI YANG KAU KIRAKAN
IA TIDAK TERKIRAKAN
PERHATIKAN BUMI BERGERAK DAN BEREDAR
MENGELILINGI MATAHARI
PERHATIKAN BULAN MENGELILINGI BUMI
PERHATIKAN PLANET-PLANET BERGERAK DALAM PEREDARANNYA
TANYAKAN
SIAPAKAH YANG MENGATURNYA
SIAPAKAH YANG MENGGERAKKANNYA
ATAUKAH BERGERAK SENDIRI-DIRI
MUSTAHIL ITU TERJADI
PASTI ADA
PERMULAAN
YANG MENCIPTAKAN
YANG MENATA DALAM EDARNYA
TIDAK MUNGKIN JADI DENGAN SENDIRINYA
PASTI ADA
ASAL KEJADIANNYA
TUHAN DENGAN SEGALA HAKNYA
SEMUA ADA,
DALAM PERMULAAN
SEMUA LENYAP, DALAM KEAKHIRANNYA
ADAM
MANUSIA PERMULAAN
TENTU ADA
MANUSIA AKHIR
MANUSIA LAHIR ADALAH PERMULAAN HIDUPNYA DIMUKA BUMI
MANUSIA MATI ADALAH AKHIR DARI KEHIDUPAN
DAN MEMASUKI DUNIA BARU
JASADNYA TINGGAL BERSAMA TANAH
SEMESTINYA KEHENDAK TUHAN
PERBUATAN BAIKMU PASTI KAU KETAHUI
PERBUATAN MURKAMU PASTI KAU KETAHUI
SEMUA MANUSIA MENYESAL KEMUDIAN
APA YANG DIA LAKUKAN PALING BENAR
APA YANG DIA LAKSANAKAN PALING JUJUR
APA YANG DIA RASAKAN PALING HEBAT
PERBUATANNYA HANYA KEANGGAAN
TUHAN TAHU JEJERAN KEBOHONGAN
PUJIAN DAN TEPUK TANGAN JADI KEPALANYA
TEGURAN, KRITIKAN JADI ALAS KAKINYA
ITULAH MANUSIA YANG TIDAK MENGENAL MATI
AKHIR DUNIA
MENEMUI TUHAN
INGATLAH TUHAN MENGHIDUPKAN
TUHAN JUGA YANG MEMATIKAN
BERTOBAT ADALAH JALAN PINTAS
UNTUK DEKAT DENGAN TUHANMU
LALU MENCIUM SYURGA DENGAN KESENNGAN
KEABADIAN BERSAMA DIA
DIMANA KAMU
DISITU TUHANMU
DIDALAM GUA
DISITU TUHANMU
DIDALAM LAUT
DISITU TUHANMU
DIATAS LANGIT
DISITU TUHANMU
DIDALAM PERUT
DISITU TUHANMU
TUHANMU YANG MENGUASAI
TUHANMU YANG MENCENGKERAM
TUHANMU PEMILIK ALAM
TIADA SEDIKIT LENGAH DARI PENGAWASANNYA
TIADA SEDIKIT TEMPAT YANG LUPUT DARINYA
DIALAH TUHAN
PEMILIK SYURGA KEBAHAGIAAN
Tanjung Redeb, 12 januari 2005
MANUSIA DAN KEJADIANNYA
KETIKA SEORANG REMAJA ASYK
BERBICARA DENGAN SEORANG KAKEK
IA BERTANYA TENTANG MANUSIA
DAN KEJADIAN DIRINYA
AKU DULU MEMBIARKAN SEMUA BERLALU
KULUPAKAN SEMUA KENANGAN
DAN INGATAN MASA LALU
DENGAN HARAPAN DOSA-DOSA SILAM TIDAK MENERJANG
DAN MENGHANTUI PERJALANAN MASA DEPAN
SUATU HARI AKU KESEPIAN
MERASA TERPUKUL OLEH MASA LALU
YANG SUDAH KU KUBURKAN
PERJALANAN PANJANG
MENGISI MEMORIKU
SEMUA DATANG LAGI
DAN MENGHIASI
TAHUKAH KAMU TENTANG PERKAWINAN
TENTANG PERSETUBUHAN
HUBUNGAN MANUSIA BERBEDA JENIS
HUBUNGAN KEDUANY ITULAH PERMULAAN
AIR MANI MENEROBOS
MENGEJAR INDUNG TELUR KEWANITAAN
MENSTRUASI BERHENTI
PERTEMUAN ITU MENJANJIKAN
KEMUDIAN BERBENTUK MANUSIA YANG SEDERHANA
TELANJANG TANPA SUARA
MEMAKNAI SEMUA DIDALAM KANDUNGAN
SYURGAWINYA BAYI
DIA DIMULAI DENGAN CERITERA KEBAIKAN
DENGAN CERITERA PUJI-PUJIAN
NYANYIAN DAN HARMONI MEMBENTUK KEPALA
KITAB-KITAB JADI HATI
KEJUJURAN, KEBAHAGIAAN JADI DAMBAAN
PERUT IBUMU BESAR
SEMBILAN BULAN SEMBILAN HARI UKURANNYA
LAHIR MENEROBOS DINDING
DIANTARA HIDUP DAN MATI
KEPALA MENDAHULUI
IBU KEJANG MEMOMPA
AGAR TERDORONG KELUAR
DAN MENANGIS SEBAGAI MENYAPA DUNIA
KEHALIRAN TELAH DATANG
KEHIDUPAN TELAH MENEMUI
DUNIA BERDAO
MENYAMBUT SEORANG BAYI
MENANGIS DENGAN KERAS
TANDA PERTENTANGAN DAHSYAT
MELANGKAHI SATU KEJADIAN
PADA KEJADIAN BARU
DUNIA YANG MENGHARU
MANUSIA JADI SEBAGAI MAKHLUK YANG DISEMPURNAKAN
PUNYA KEPALA SEBAGAI PIKIRAN
PUNYA HATI SEBAGAI PERTIMBANGAN
PUNYA NAFSU SEBAGAI KEINGINAN
KETIKA PIKIRANNYA JADI UKURAN
JADILAH DIA SEBAGAI ORANG SOMBONG
KETIKA PERTIMBANGANNYA MENDOMINASI
JADILAH SEBAGAI MANUSIA DUNGU
KETIKA KEINGINANNYA MERAJAI
JADILAH SEBAGAI MANUSIA SERAKAH
Tanjung Redeb, 12 Januari 2005
ULANG TAHUN
DILAHIRKAN SEBAGAI LELAKI SEJATI
DISEMPURNAKAN DALAM DAMAI
KEABADIAN DALAM CITRA DAN CERITERA
LAHIR SEBAGAI PENGABDI
DISEKAP DALAM KERINDUAN MALAM
DALAM NYANYIAN SEMILIR
DALAM NADA-NADA ALAM
DALAM PESONA BUAIAN EMBUN
BARINGKAN DI ATAS PERMADANI MUNGIL
HIJAUNYA BELANTARA
SUBURNYA BUNGA-BUNGA
RIUHNYA BURUNG BERSENANDUNG
DEWASA DATANG BERSAMA PERJALANAN MATAHARI
DUNIA TELAH DIPANGKUAN
KETIKA MATA NANAR MENELUSURI
DINDING-DINDING KEGAMANGAN
BERAU TEMPO DULU
BERPIKIR SEBAGAI PENGABDI
RELALAH JIWA RAGA SEBAGAI PENGORBANAN
SEBAGAI ORANG DIGUGU DAN DITIRU
DI AWALI DENGAN PEGAWAI LEPAS
MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL
BERADU ARGUMEN SEBAGAI STAF BP 7
DELAPAN TAHUN DI HUKUM
SEBAGAI KEPALA BAGIAN
BAHASA INGGRIS MENGHIASI SMU DAN SMP SATU
BAHASA JERMAN MENGUMANDANG JUA
SEKARANG MASIH KEPALA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN
HARI INI AKHIR BULAN DIAWAL TAHUN
31 JANUARI 2005
HARI INI USIA 56 TAHUN
MASIH CERIA
MASIH MEMPESONA
MASIH ANGGUN
MASIH GELAK TERTAWA
MASIH SERIBU ANGAN DIRENGKUH
SENYUM MENGHIASI BIBIR
MERUBUHKAN AMARAH YANG DATANG
MENEKUK LUTUTKAN KEKUATAN
MENGHAMBARKAN KECONGKAKAN
HATI MENJADI DINGIN
RAUT BEKU MEMBELAH MERAH CERAH
SELAMAT ULANG TAHUN
PANJANG UMUR
SEMOGA SEHAT SENTOSA
SEJAHTERA DALAM GEMBIRA
BIARKAN KAKI MELANGKAH
MENITI KEBEBASAN
SELAMAT ULANG TAHUN
HAPPY BIRTHDAY TO YOU
Tanjung Redeb, 31 Januari 2005
Saprudin Ithur
PELANGGARAN DAN KEDAULATAN
PIKIRAN DAN NURANI
DISENTAK JIWA KE-AKUAN
INDONESIA
TUJUKAN PADA KAWASAN KECIL AMBALAT
GARIS BATAS PENGAKUAN
MENJADI MOMOK KENTAL
MEMANAS DENGAN PROPAGANDA DAN MANUFER
KEDUANYA PALING BERHAK
YANG SATU SEBAGAI KORUPTOR
YANG LAIN SEBAGAI PENGERUK DOLAR
SEDANGKAN RUPIAH DIBIARKAN TERTINGGAL DI BELAKANG
KAWASAN AMBALAT JADI MOMOK
SISIPAN PIHAK KETIGA YANG SINTAL
MENERKAM JANTUNG NEGERI SERUMPUN
KEKUASAAN
KEKUATAN
KECONGKAKAN
BUKAN SEJARAH JADI PEDOMAN
GARIS BATAS BERPINDAH DENGAN KESOMBONGAN
UANG MERAJAI
PEREMPUAN DINIKMATI
SEKEDAR PELAMPIASAN DAN PENUMPAHAN AIR MANI
BIARKAN BATAS MENJOROK JAUH KE DALAM
SAMPAI DUA PULUH KILOMETER
DIANGKUT DUA BAHU SEJOLI
DUA SERUMPUN
SEMUA BISA DIATUR
TUAN DATANGLAH KE NEGERI KAMI NEGERI JIRAN
SEKEDAR BERPOYA SEJENAK DI RUMAH TINGGI
MENGADU ALKOHOL BERCAMPUR PEREMPUAN
DENGAN KABUT ASAP ROKOK DITEMBUS LAMPU WARNA-WARNI
GARIS BATAS
NEGARA PUNYA URUSAN
KAYU BESAR MASIH RATUSAN RIBU POHON
IKAN JUTAAN MASIH BERSELIWERAN
PENJAGA BATAS RUNYAM
SEDIKIT TERSENYUM
AGAMA DAN KITAB SUCI ADA DI KEPALA
HASIL BELUM SEBERA[A
AMBIL SEDIKIT DARI YANG BANYAK
AMBIL YANG BANYAK DARI YANG SEDIKIT
KEDUANYA PILIHAN PRIBADI
ANAK BINI PUNYA RUMAH
ANAK BINI PUNYA SELERA MEWAH
BIARKAN AKU TUTUP MATA
AMBIL SEDIKIT UANG DI PERBATASAN
YANG BESAR AMBILLAH LEBIH BANYAK
NELAYAN MEREKA LEBIH CANGGIH
BOLDOUSER MEREKA LEBIH KUAT
UANG RINGGIT MASIH DIPUJA
KEDAULATAN URUSAN NEGARA
KENAPA HARUS PUSING-PUSING
DI PERBATASAN TIDAK KORUPSI
YANG DIAMBIL SEKEDAR REZEKI
UANG ROKOKLAH BEGITU JADI
SEBAGAI SERUMPUN ALASAN PASTI
KEDAULATAN DI INJAK-INJAK NEGERI SIMPATI
KERAMAHAN TETANGGA SEMAKIN JADI
DASAR MANUSIA GAMPANG DICEKOKI
APARAT NEGERI DIGADAI SEBAGAI API
PULUHAN TAHUN DIAM BIAR DIKETAHUI
PEMERINTAH PUSAT MELEMPAR KERITIK SAPI
PEMERINTAH DAERAH TIDAK PERNAH PEDULI
BATAS KEDAULATAN SEBAGAI PERAWAN DIGAULI
AMBALAT MEMANAS LAGI
PROPAGANDA DILEMPAR SAMPAI KELAUTAN
RAKYAT BEREAKSI SENDIRI
MENYUSUN KEKUATAN DAN STRATEGI
SELESAIKAN DENGAN PERUNDINGAN
INDONESIA DICORENG LAGI
SIPADAN DAN LIGITAN SUDAH MENJADI BUKTI
LAIN RAKYAT
LAIN ANGGOTA TERHORMAT
DPR MENJADI WADAH ADU ARGUMEN
ADU NGOTOT DAN ADU OTOT
SELAYAKNYA PERHELATAN AKBAR
UNTUK BERJUANG DENGAN ADU JOTOS
ADALAH NALURI KEBANGGAAN
MATA SEJUTA MENATAP
DIALAH PILIHANKU
YANG TERHORMAT SEBULAN TERIMA LIMA PULUH JUTA
MASIH MENCONGKEL KEINGINAN MENGGUNUNG
SEDANG,
DI PERBATASAN DAN LORONG-LORONG
JELATA TERUS MENGAIS MISKIN
AMBALAT ADALAH JERITAN PANJANG
DIBIAR BERLALU DENGAN CONGKAK
AMBALAT ADALAH JERITAN HENGKANG
LEBIH MAKMUR DI NEGERI COMBLANG
AMBALAT ADALAH KEANGKUHAN PEMBANGKANG
ATAS NAMA RAKYAT DASAR DRAKULA MEMANG
AMBALAT SEBAGAI JERITAN KUKANG
DIA DUNGU PERGI SEJAUH BURUNG TERBANG
TERBANG……….
HENGKANG……….
PEMBANGKANG……….
DI NEGERI COMBLANG
Tanjung Redeb, 18 Maret 2005
KHARISMA DUNIA
SEORANG ANAK KELAHIRAN POLANDIA
NEGARA BELAHAN EROFAH TIMUR BERBASIS KOMUNIS
GEMAR SEPAK BOLA DAN RENANG
BESAR DAN DEWASA DALAM KESUCIAN
VATIKAN IMPIAN DAN HARAPAN
SEBENARNYA ADALAH WAHYU MENJADI KENYATAAN
DIPILIH SEBAGAI ORANG NOMOR SATU
SEBAGAI PAUS JOHANES PAULUS II
SEORANG LELAKI PERJAKA
TUA RENTA PEMIMPIN DOA
DENGAN TUBUH LEMAH
KEPALA TUNDUK LUNGLAI
MEMIMPIN MISA SUCI
MEMIMPIN PERTEMUAN KRISTEN DUNIA
KOLABORASI ORTIDOK DAN ALIRAN KERAS DAN LENTUR
SERATUS EMPAT PULUH SEMBILAN KALI PERJALANAN
BERTEMU DENGAN TOKOH DUNIA
BERTEMU DENGAN TERESSA
BERTEMU DENGAN TOKOH ISLAM YASER ARAFAT
LELAKI TUA PENDAMBA PERDAMAIAN DUNIA
MENGHAMBA DIRI DAN SUJUD PADA BUMI
MENGAKU DIRINYA SERENDAH TELAPAK KAKI
DIA DIPUJA DUNIA
SEBAGAI UTUSAN TUHAN
JUTAAN UMAT HENING MENGIKUTI DOA
PAUS MEMIMPIN DENGAN SUARA YANG DALAM
SERAK-SERAK
PUTUS-PUTUS
ORANG TERKENAL DI CIUMNYA
ORANG TERKEMUKA DI CIUMNYA
ORANG JALANAN DI CIUMNYA
ORANG MISKIN DI CIUMNYA
ORANG PUTIH DI CIUMNYA
ORANG KUNING DI CIUMNYA
ORANG HITAM DI CIUMNYA
MATA SIPIT DI CIUMNYA
HIDUNG MANCUNG DI CIUMNYA
ANAK-ANAK DIPELUK DAN DI CIUMNYA
PAUS JOHANES PAULUS II MENCIUM SEMUA BAU MANUSIA
DIA ADALAH PENCINTA DAMAI DUNIA
DIA ADALAH PENDAMBA DAMAI DUNIA
DIA BERDOA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA
SANG KHARISMA DUNIA
SANG PENDOA DUNIA
SANG PENDAMBA DAMAI DUNIA
PERGI UNTUK SELAMANYA
UNTUK DIAM DAN SENDIRI
MENINGGALKAN KEHARUMAN DALAM DOA
DUNIA TUNDUK DAN BERSIMPUH
PERHATIAN HANYA UNTUK VATIKAN
KEHILANGAN SANG PENCIUM BUMI
UMAT DIAM, HENING
DAMAILAH KAU SANG PENDOA
ROH KUDUSMU HAMPIRI KAMI
UMAT PENDAMBA SURGA
SEBAGAI MERAJUT DAMAI DUNIA
Tanjung Redeb, 4 April 2005
Paus Johanes Paulus II wafat Minggu malam, 3 April 2005
PERGULATAN
BIARKAN BIBIR BERKUASA SENDIRI
BIARKAN BIBIR BERUJAR SENDIRI
LIDAH MENARI MENYAPU LANGIT
MENUAI BAIK BURUK UNTUK NURANI
KESOMBONGAN
KECONGKAKAN
BERGUMUL DALAM SERIBU RASA
MENDAKI DAN MEMATAH BIRAHI
NAFSU AMARAH
NAFSU KECONGKAKAN MELANGIT
SANG OTORITER PIDATO LANTANG
MENYAPU SEKAT-SEKAT KEAKUAN
TENTANG KEJUJURAN
TENTANG KEARIFAN
TENTANG KEAJAIBAN
TENTANG KORUPSI
TENTANG KOLUSI
TENTANG SUAP MENYUAP
TENTANG DISIPLIN
TENTANG TANGGUNG JAWAB
TUMPAHAN KEYAKINAN SENDIRI
DALAM KETIPISAN SATIN
YANG MENGEKOR GANDA
KAMI MILIKI PIJAKAN
KOKOH BERAKAR KE BUMI
KAMI MEMILIKI TANGGUNGAN MORAL
WALAU SPORADIS DAN HITAM
MEMANAH DAKI
MENGHAMBUR BASI
MENGADUK CAMPURAN NODA-NODA
PERTENTANG BARA SAMPAI KE DUNIA LAIN
SIKUT MNYIKUT DENGAN CACI MAKI
MAIN SERUDUK KATANYAN
MAIN JILAT UJARNYA
MAIN BIDIK
MAIN MISTIK
AJIAN KADA LUARSA
MANTRA-MANTRA
JADIKAN ADONAN SINOPSIS PERGULATAN
ADU JOTOS
ADU PREMAN
JADIKAN BENTENG KEDAULATAN
NISCAYA PERGUMULAN
NISCAYA PERGULATAN
WADAH KARANGAN BUNGA MASA DEPAN
BAGIAN TOPENG KEANGANAN
DALAM DUNIA NYATA
ANCAM MENGANCAM
ADALAH BAGIAN PROPAGANDA
HINA DAN FITNAH
BAGIAN ALUR KEHIDUPAN
CEMOOH DAN MERENDAHKAN BAGIAN DARI INTERTAINMENT
PERTARUNGAN MAHA BINTANG SUDAH DIMULAI
SATU LAWAN SATU
SATU LAWAN
SERIBU
GEMURUH DERAP MEMBABI BUTA
ATAS NAMA RAKYAT
ATAS NAMA HUTAN
ATAS NAMA LAUT BIRU
ATAS NAMA PELANGI
ATAS NAMA BURUNG-BURUNG
ATAS NAMA BINTANG GEMINTANG
ATAS NAMA RUMPUT
PEMENANGNYA PROPOKATOR
SANG OTORITER TERSENYUM
DUDUK DALAM PERGULATANNYA SENDIRI
SANG BIDADARI
MENGIRIS RASA MALUNYA
MEMBELAI KASIH BIRAHI
DUNIA MENJADI HITAM
SELESAIKAN
ATAU HABISI SAJA SEKALIAN
Tanjung Redeb, 28 April 2005
Selasa Pukul 15:30
SRI – ON
GELAP GULITA MENGHEMPAS MALAM
DINGIN MENYELIMUTI DINI HARI
AWAN MENUMPUK SATU DUA
LOLONGAN ANJING HUTAN MASIH DI TELINGA
BAJIAK DENGAN SENTUHAN ANGIN MALAM
MENARI BERPUTAR-PUTAR DI RUMAH ADAT SUNTA
MENEMBUS HUTAN
DAN MENGHANTAM SINGKAPAN SEPI
SUNGAI MENGALIR PERUMPAMAAN SUSU
BERKELOK-KELOK
TUMBIT DAYAK DIA DATANG
MEMBEDAKI BAKUDUNG BATIUNG
BERSOLEK PERPADUAN LANGIT DAN SEMAK
DAUN-DAUN MASIH MELAMBAI
GULITANYA MALAM MENCIUM AROMA
DARI KAMPUNG SEBERANG IMPIAN
LONG LA AI TANAH PIJAKAN
BIRAHI AWAN GEMAWAN SAMPAI KE DADA
BIBIR SUNGAI ITU TERLALU INDAH
GURATANNYA BAK PALAWA
PASIR BASAH MELEMPAR RASA
AIR MENYEMBUR SAMPAI KE MATA
BIBIR SUNGAI KULUMAT DENGAN DAHAGA
AKU TERLANJUR SUKA DENGAN KEINDAHAN
AKU TERLANJUR SUKA DENGAN KEELOKAN
AKU TERLANJUR SUKA DENGAN HEMBUSAN ANGIN
PESTA ADAT DAYAK MENGULITI KETUAAN
MENARI TUNGGAL JALAN PERTAMA
MENILAI SATU PERSATU
SRI ON
BIARKAN MATAHARI DATANG
MEMBUKA CAKRAWALA MELINGKAR
DUDUK DEKAPLAH BOKONGKU
DALAM PERJALANAN HENING
USIA SENJA DAN KEGILAAN
MENARIKI MUDA BELIA
SRI ON
BINTANG ITU CEMBURU
MELIHAT BULAN MEREKAH DI WAJAHMU
SETARA BIDADARI
DEMI MATAHARI PAGI
SAMPAI KINI
KOTAKU DALAM KERUNDUNGAN
Tanjung Redeb, 3 Mei 2005
B I B I R
BASAH DISIRAM AIR
BERGULUNG MENGHEMPASI SERATA DATANG
MENGIBAS TIPIS HILANG
MENINGGALKAN BULIR-BULIR GELEMBUNG
PECAH DI SAPU ANGIN
HABIS DIHISAP PORI-PORI
KEMUDIAN JAUH PERGI
DATANG BERGULINGAN MENATA ALUR
BERBARIS
BERKEJARAN
BERLOMBA
MENDAKI
MENGHEMPAS KE BIBIR
YANG DI IKAT DENGAN CENGKRAMAN AKAR
ATAU CENGKRAMAN BIRAHI
MENODAI SEMILIR ANGIN
LAGI MENINGGALKAN
KERIANGAN DENGAN SEMBURAN
BUIH DITINGGAL MELANCONG SENDIRI
MATA NANAR
KEPALA PUSING MENATAP KILAUAN
PASIR PUTIH BIBIR PANTAI
MENGEJAR BIRAHI DENGAN KEGALAUAN
SERIBU KATA MENGHIASI KE ELOKAN
MENGHAMBUR DAKI
DENGAN DEKAPAN KE ALPAAN
MERAH MEREKAH MENGHIASI KATA
GURATAN SEBERKAS KALIGRAFI
BASAH KILAU GEMILAU
MENDEKAT MENJAUH
MENAMPAR DINDING
POLESAN TIPIS
MEREKAH MERAH
MENANDAI KEGILAAN
LELAKI TUA MENJADI MUDA
REMAJA BERDECAK
MENELAN LUDAH
MENABRAK MOTOR
MENEBANG BATU
TERPEROSOK DALAM PARIT TUA
BIBIR MEREKAH
SENYUM MERAMBAH
PESONA MENYIRAM BASAH
DISEKELILING BUNGA–BUNGA
BURUNG MENGHISAPNYA
LEBAHMENGHIRUPNYA
KUMBANG MENGECUPNYA
KUPU–KUPU MENYENTUHNYA
JEMARI NAKAL MEMBELAINYA
BIBIR MEREKAH
PESONA ALAM
DITELAN DAN
DILUMATKAN NAGA PELANGI
DILANGIT BIRU
Tanjung Redeb, Kamis 30 Juni 2005
FATA MORGANA
SEMILIR TIUPAN ANGIN
MENGHENTAK BIBIR TELINGA
AH…
HUTAN MASIH SEDIA KALA
POHON-POHON KECIL BEREBUT MENCARI MATAHARI
PETAI HUTAN TINGGI MENJULANG
CEMPEDAK MASIH BERBUAH LEBAT
ORANG UTAN MENGINTIP CURIGA
BERUANG MADU MEMATAH DAHAN
BEKANTAN TERIAK HISTERIS
SORAK SORAI UNGGAS BERCENGKRAMA
TEPI DANAU KELADI BERKELOMPOK
MENAHAN HUJAN SAMPAI PATAH
BULIR AIR SEBAGAI MUTIARA
DIGUSUR ANGIN JATUH SATU-SATU
TUMPUKAN EMBUN MENEBAR KEPUTIHAN
SERAYA MEMBAWA KESEJUKAN PAGI
KARANG AMBUN KONON DIKATA
MENUTUPI DAUN HIJAU
SAMPAI MATAHARI MENEMBUS
KEMALASAN BURUNG-BURUNG KECIL
KAYU JINGAH MENGHIASI TEPI SUNGAI
AIR MELAJU MENYUSURI HILIR
KELOKNYA MEMBENTUK TANJUNG
MEMBANGUN TELUK
IKAN BERSENDA GURAU
SEEKOR DUA MEMAKAN KAIL
HUJAN
PANAS
KERING
BANJIR
ADALAH SAHABAT ALAM
GUNUNG-GUNUNG
DANAU-DANAU MENGERTI
DAN SALING MENGERTI
AWAN GEMAWAN MENUTUPI MATAHARI
WARNA KEMERAHAN SEDIKIT PEKAT
MENIMPALI SETIAP SENJA DATANG
LUPAKAH AKU TENTANG KEJADIAN ?
PICINGKAN MATA TANPA SINAR
MENINGGALKAN HITAM PEKAT
TINGGALKAN NYANYIAN
SERAYA MENANGIS DALAM KE ALPAAN
Tanjung Redeb, 24 Agustus 2005
Rabu Pukul 10:00
BICARA ALAM
(LONG OKENG)
SERAUT WAJAH KEGADISAN ALAM
HEMBUSAN ANGIN KECIL MENEMBUS DAUN RANTING DAN DAHAN
HUTAN MEMANG CINTA DAMAI
BUNGA- BUNGA MENGHIAS
ANGREK MENYIMPAN RAHASIA
BURUNG BERTENGGER
MONYET MEMETIKI PUCUK–PUCUK MUDA
HUTAN BELUM PERNAH GUSAR
KETIKA AIR GIRAM TUMPAH
DAN MENGHEMPAS
BATU BABI
RANTING DAN DAUN MENGGELAYUTI MENYISIR AIR
GARIS BERIAK SEBAGAI GARIS SIMFONI
SEDANG BATU KORAL SEBESAR KEPALAN MENGHAMPAR
MENGHIASI PULAU KECIL BIBIR SUNGAI
USIANYA SEBAYA HUTAN DAN GUNUNG-GUNUNG
BIARKAN AKU LARI SECEPAT KANCIL
BERBELOK KELOK
MENUKIK
MENERJANG LIAR
GANAS MENAMPAR BATU HITAM
MERAMBAS SELA KAYU
MENGHANTAM DINDING TEBING
BERPUTAR MEMBANGUN ULAK
AKU SAMPAI KE KOTA
ASIN
BIBIR SUNGAI DIGINCUI DEDAUNAN
GURATANNYA MENGUKIR AKAR
BERSIMBAH, MENGAIS, MENJARING
BERGELAYUTAN BERJUNTAI-JUNTAI
IRAMA GIRAM TERUS MENGOYAK KESUNYIAN
DITINGKAHI LAGU TRADISI MENGENAI
MEMBELAH MALAM
BIARKAN IKAN BERENANG DENGAN KESUKAANNYA
MEMUNGUTI LUMUT BATU
NYARU, SAPPAN, MUNJUK
BERLAYAR KE HULU
MENGHEMPAS KE TEBING BATU
MELAWAN ARUS GIRAM BU ALONG
DIBIARKAN TERUS BERSERAKAN
LONG OKENG PEMIKAT WAKTU
MENANTANG PAGI
MENANTANG MALAM
BIARLAH KAMPUNG MENYENDIRI
WAHAI GEGAP GEMPITA
WAHAI SUNGAI YANG DAMAI
AKU MENYUSURI KE ELOKANMU
UJAR BERIAK TERSENYUM
Long Okeng, Jum’at, 30 September 2005
MARHABAN YA RAMADHAN
BULAN MAGFIRAH
BULAN PENUH PENGAMPUNAN
BULAN SUCI
BULAN PENUH RAHMAT
BULAN RAMADHAN BULAN DIPENUHI NIKMAT
DALAM DAHAGA
MENYIMPAN RAHASIANYA DI TENGGOROKAN
DALAM LAPAR
TELAH DIBUKA HIJAB RAHMAN RAHIMNYA
LIHATLAH DUNIAMU
LIHATLAH LANGITMU
LIHATLAH MATAHARIMU
LIHATLAH RUMPUT DAN ILALANG
LIHATLAH BARISAN BANGSA SEMUT
LIHATLAH JAGAD
SEMESTA RAYA
BIMA SAKTI LUAS TANPA BATAS
LIHATLAH MANUSIA DENGAN SEGALA TINGKAHNYA
CONGKAK DAN PONGAH BERJALAN DI TANAH
YANG SEMESTINYA BUKAN MILIKNYA
MARHABAN YA RAMADHAN
SINGKIRKAN KESOMBONGAN DAN KEAKUAN
PELUKLAH MAHLIGAI CINTA
RAIHLAH REMBULAN DUA SEMBILAN
LAILATUL QADAR DATANG MALAM SEMBILAN BELAS
LAPAR DAN HAUSKAN
MATA DARI MEMANDANG KENISTAAN
MULUT DARI KATA-KATA MENUDING
DAN PRASANGKA BURUK
HISAP DAN HEMBUS LULUH DALAM WANGI SURGA
PENDENGARAN DARI LANGIT YANG BERNAPAS
HAPUS DUKA
HAPUS NESTAPA
HAPUS MISKIN
DENGAN NAPAS CINTA KASIH
MENEBARKAN RASA DI BUMI
SUARAKAN PERDAMAIAN
SUARAKAN KESUCIAN
SUARAKAN KEIKHLASAN
SUARAKAN KEHALUSAN BUDI
DIA TELAH DATANG
SYURGA DI MATAMU
MENGAPA MASIH KHILAF
SYURGA ADA DI HATIMU
JANGAN SINGKIRKAN LAGI
DIA BERSAMA ORANG LAPAR DAN HAUS
IKHLAS PENGABDI TUHAN
Ramadhan 1426 H, Mnggu
Tanjung Redeb, 16 Oktober 2005
PENCARIAN
AKU DALAM PENGEMBARAAN
BELUM BERAKHIR
MENCARI RAJA DIRAJA
RAJA DI ATAS RAJA
SANG PENABUR KEABADIAN
SANG PENCIPTA LANGIT DAN BUMI
PENCIPTA MANUSIA BERKETURUNAN
PENCIPTA TUMBUHAN DAN HEWAN
PENCIPTA GAIB DAN INDRA ENAM
DIALAH NAFAS
HISAP DAN HEMBUSKAN JUTAAN SUDAH
ATAU DIA RUH
MASUK DALAM RAGA
ATAU AKU BIARKAN CAHAYA MATAHARI MENEROBOS DADA
ENERGI VITAL MEMBANGUN AURA
BENTUK BOLA CAHAYA
MELINGKARI FISIK DENGAN NUR
MENJARING SATU INSAN PENGEMBARA
SEMBILAN PULUH SEMBILAN RUNTUTAN NAMA TUHAN
KEBENARAN HADIR MENEMAKBUS CAKRA MAHKOTA
MERASUK DALAM SIRNYA
MENYATU DALAM RASA
CINTA DAN BERCINTA DALAM DEKAPAN
AKU MENGHADAP DIRIKU
AKU SATU DALAM DIA
DIA DALAM RONGGAKU
DIA DALAM RAGAKU
INSAN DALAM PENCARIAN PANJANG
TELAH DATANG BERSAMA MIMPI
MALAM DALAM AMPUN
DEKAPAN KESEHARIAN
SELIMUT SUTRA MENUTUP TABIR
SATIN MENUTUP KELOPAK MATA
TIPIS TIADA BATAS
DEKAT TIADA JARAK
DIRAIH SUDAH DALAM GENGGAMAN
MERASUK DALAM SUKMA
ADA DI JANTUNG
ADA DI TENGGOROKAN
ADA DI DARAH
ADA DI NAFAS
ADA DI DAGING
MELIPUTI SEKALIAN BADAN
RUHMU ADALAH MILIK DIA
ALLAHU AKBAR
CAHAYA PENCARIAN TELAH DATANG
RAMADHAN 1426 H
RABU, 19 OKTOBER 2005
DERITA AKHIR TAHUN
TANGISAN AWAL TAHUN
LIHATLAH PAPUA DENGAN HUTAN HIJAUNYA
SUNGAI-SUNGAI DIAPIT BUKIT DAN GUNUNG-GUNUNG
MANUSIA MASIH BERSAHAJA DENGAN ALAM
JAUH DARI KERICUHAN DAN PEREBUTAN HARTA
MASIH BERSEMBUNYI DI RUMAH TRADISI
SIMBOL-SIMBOL KEBUDAYAAN MASIH MEMBAJA
KOTEKA PENUTUP AURAT LAKI-LAKI
LIHATLAH
TUBUH MEREKA KURUS KERING
PAHA
KAKI
PERGELANGAN TANGAN
SAMA BESARNYA
PERUTNYA BUNCIT
MATANYA DALAM
KULIT YANG MELINDUNGI TUBUHNYA
TELAH KERIPUT
TUBUHNYA LUNGLAI DAN LEMAH
SEDANGKA BIBIRNYA BERGETAR
YA TUHAN MEREKA KELAPARAN
YA TUHAN MEREKA TIDAK MAKAN
YA TUHAN MEREKA DI HIMPIT KESENGSARAAN
UMBI-UMBIAN TIDAK LAGI MAU SUBUR
UMBI-UMBIAN TUMBUH DENGAN MERAJUK
ISINYA SEBESAR JEMPOL KAKI
PUCUKNYA MALAS MENJULUR
KELAPARAN BERTERIAK KESELURUH DUNIA
KELAPARAN MENAMPAR MUKA
KELAPARAN MEMPERTARUHKAN NAMA BANGSA
KELAPARAN MENYEOK-NYEOKKAN NEGERI TERCINTA
SELURUH MATA ANAK BANGSA
SELURUH PERHATIAN ANAK BANGSA
TERTUJU PADA PAPUA
NISTA MEMANG
TAPI ITULAH KENYATAAN
]LAIN LAGI DENGAN BUSUNG LAPAR
BUSUNG LAPAR JADI BUNGA KEHIDUPAN
TERJADI DI SELURUH ANAK NEGERI
BERSIMBURAN DENGAN SEGALA PROPAGANDA
KURANG GIZI
KURANG PERHATIAN
PEMERINTAH TERLAMBAT MENGANTISIFASI
KENAIKAN BBM
KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK
GAGAL PANEN
RENDAHNYA PENDIDIKAN
DAN MASIH BANYAK LAGI
PERTANDA KEMISKINAN TERUS MENGHIMPIT
MENJERAT LEHER SAMPAI MATI
FLU BURUNG TURUT MENGHIASI
DIMANA-MANA MENJANGKITI
PENYEBARAN VIRUS MENEMBUS DINDING DAN TIRAI
ORANG SAKI DAN MATI
JADI KONSUMSI BERITA MEDIA TERKINI
RIBUAN UNGGAS DAN BABI
MEROBEK BATAS DAN TIRANI
TERUS MERANGSEK DAN MENYERANG
BENTENG-BENTENG RAPUH
SANGAT
SANGAT MENGERIKAN
FORMALIN MENGHANTAM JANTUNG DAN PARU-PARU
MENYEBAR DAN MERATA
MENGHIASI PASAR DAN PARA
PEDAGANG
SUDAH PULUHAN TAHUN MENGKONSUMSI
DI ADON DALAM MAKANAN
AGAR TAHU TAHAN LAMA
AGAR IKAN ASIN TIDAK MUDAH BUSUK
SEDANGKAN PERHATIAN BARU TERGUGAH
ADA APA DENGAN FORMALIN ?
BOM TURUT MENAMBAH LEMBARAN AKHIR TAHUN
PASAR BABI DI KOTA
PALU JADI SASARAN
JANGAN SALING TUDING
PELAKU ADALAH TERORIS
PENJAHAT BANGSA
JARINGAN TERORIS DUNIA
HABISI MEREKA
HUJAN DERAS AKHIR TAHUN TERUS MENGGUYUR
HUJAN DERAS AWAL TAHUN MASIH MENGGUYUR
BANJIR SILIH BERGANTI
TANGISAN BAYI KEDINGINAN
MENGIRIS JANTUNG DAN DAHI
SUNGAI-SUNGAI BEGITU MARAH
DANGKAL DAN KOTOR
MEMUNTAHKAN AIR MELUAP-LUAP
MEMBAWA POHON-POHON BESAR
MENGGULUNG BATU
MEMBAWA LUMPUR
MENEROBOS RUMAH
BANJIR BANDANG MENGHANTAM KABUPATEN JEMBER
BANJIR LUMPUR DAN KOTOR
MENYERET MANUSIA
MENYERET HEWAN
MENYERET RUMAH-RUMAH
DI BAWA HANYUT BERSAMA POHON DAN LUMPUR
PERHATIAN SELURUHNYA BERALIH
JEMBER JADI TOLOK UKUR
PULUHAN ORANG MENINGGAL
RATUSAN ORANG KEHILANGAN TEMPAT TINGGAL
TANGISAN MEMBELAH JAWA TIMUR
BELUM SEMPAT TUNTAS DALAM EVAKUASI
MEMBERIKAN BANTUAN PARA
KORBAN
BANJARNEGARA RIUH DAN MENYENTAK
TANAH LONGSOR MENELAN RATUSAN ORANG
TANAH LONGSOR MEMAKAN KORBAN
TANAH LONGSOR MENEBAR KENISTAAN
TANAH LONGSOR MENENGGELAMKAN RUMAH
MENENGGELAMKAN MASJID
MELULUH LANTAKKAN SEKOLAH
SUBUH YANG MENGHENYAK DAN MEMILUKAN
TANGISAN DAN TERIAKAN HISTERIS
MEMBELAH PAGI BUTA
PULUHAN ORANG BERSUJUT DALAM MASJID
HILANG SEKEJAP
DI KUBUR BERSAMAAN
BERSAMA TASBIH
BERSAMA TEROMPAH
DAN BERSAMA SAJADAH
YA TUHAN INIKAH COBAAN AWAL TAHUN
YA TUHAN INIKAH PUNCAK PENDERITAAN
YA TUHAN MEREKA MEMELAS DALAM SEPI
YA TUHAN MEREKA MENANGIS DALAM HIMPITAN
YA TUHAN MEREKA TIDUR BERGELUT DUKA
YA TUHAN MEREKA HISTERIS DAN TRAUMA
YA TUHAN MEREKA BERSELIMUT KEPERIHAN
Tanjung Redeb, 7 Januari 2006
INDONESIA BERDUKA LAGI
MINGGU PAGI 26 DESEMBER 2004
GEMPA DAN
TSUNAMI MENGHANTAM ACEH
KOTA SERAMBI MEKAH ITU LULUH LANTAK
AIR SETINGGI GUNUNG MERAMBAH KOTA
PULAU NIAS JUGA DILIBAS
DITAMBAH DENGAN GEMPA BERIKUTNYA
BANGSA BERDUKA PALING DALAM
ACEH DAN NIAS BELUM LAGI TUNTAS
BANJIR BANDANG DATANG BERTUBI-TUBI
MENGUPAS GUNUNG
MEMBAWA POHON DENGAN ADONAN LUMPUR
MENGIKIS BIBIR SUNGAI
MELABRAK RUMAH SEBAGAI PERAHU
BAH DAN BADAI TURUT MENIMPALI
SABTU PUKUL LIMA EMPAT
PULUH LIMA
MENTARI BARU MULAI MENJENGUNG DI UFUK TIMUR
INGIN MENGHIASI KITA SEJARAH
INGIN MEMBEDAKI KOTA
WISATA
INGIN MEMBUMBUI KOTA GUDEG
TIBA-TIBA
TIBA-TIBA TERSENTAK
TIBI-TIBA TERPERANGAH
TANAH BERGERAK RUMAH-RUMAH BERGOYANG
POHON, TIANG LISTRIK, MENARA TV, MENARA TELKOM
BERGOYANG
MANUSIA TERKESIAP
SEMUA KAGET
LARI KE SANA
KEMARI
BERTERIAK SEJADI-JADINYA
TEPI JALAN
PEMATANG SAWAH
HALAMAN RUMAH
TANAH LAPANG
JADIKAN PERLINDUNGAN
GEMPA BERKEKUATAN 5,9 SKALA RISTER
SELAMA LIMA
PULUH TUJUH DETIK
MENGGUNCANG JOGJAKARTA
DAN JAWA TENGAH
DAN PULUHAN KALI GEMPA SUSULAN
RIBUAN RUMAH LULUH LANTAK
RATUSAN HOTEL DAN
TEMPAT HIBURAN AMBRUK
GEUNG-GEDUNG BERSEJARAH RUNTUH
KERATON JOGJA RUNTUH
BANDARA RUNTUH
RUMAH IBADAH RUNTUH
BANTUL SERATA TANAH
JOGJA, KLATEN, SLEMAN DAN SOLO JUGA DILIBAS
MALIOBORO TINGGALKAN CERITERA
SEDANGKAN STASIUN KERETA API PATAH DAN PUTUS
MEMUPUSKAN KENANGAN DAN HARAPAN
PULUHAN RIBU MANUSIA KORBAN TEWAS
RIBUAN ORANG LUKA-LUKA
RATUSAN RIBU ORANG KEHILANGAN TEMPAT TINGGAL
RATUSAN RIBU ORANG MEMBUTUHKAN ULURAN TANGAN
DI SANA
SINI TERDENGAR TERIAKAN MENGIRIS
DI SANA-SINI TERDENGAR TANGISAN MEMILUKAN
DI HALAMAN RUMAH SAKIT, TERDENGAR TERIAKAN KESAKITAN
MANUSIA BERDESAKAN
MANANTI ANTRIAN PERAWATAN
ADA YANG TERSENGAL-SENGAL
ADA YANG PINGSAN
ADA YANG BERTERIAK
ADA YANG PATAH KAKI
ADA YANG PATAH TANGAN
ADA YANG PATAH LEHER
ADA YANG PATAH PUNGGUNG
ADA YANG ROBEK PAHA
ADA YANG ROBEK KULIT BELAKANGNYA
ADA JUGA YANG PECAH KEPALANYA
DARAH MENGALIR DI JOGJAKARTA
MEREKA DIHANTAM OLEH BANGUNAN RUMAH SENDIRI
MEREKA DIHANTAM OLEH BANGUNAN TETANGGA
MEREKA DIHANTAM OLEH GEDUNG TUA
MEREKA TERJEPIT BATU
MEREKA DIHIMPIT BETON
MEREKA RUBUH BERSAMA MILIKNYA
GEMPA BUMI ITU MEMANG MENGGILA
TIADA YANG MAMPU MENANGKALNYA
DAN MENJADIKAN ORANG-ORANG TIDAK BERDAYA
HARI INI MULAI KEKURANGAN MAKANAN
KEKURANGAN AIR BERSIH
KEKURANGAN TENDA TENDA
KEKURANGAN OBAT-OBATAN
KEKURANGAN SELIMUT
KEKURANGAN TIKAR DAN KARPET PENGGANTI LANTAI
MEREKA KEKURANGAN SEGALANYA
MEREKA MEMBUTUHKAN BANTUAN
ORANG-ORANG DUDUK DI SISI RERUNTUHAN
ORANG-ORANG BERBARING BERLANTAI TANAH
ORANG-ORANG MENANGIS DI GUNDUKAN BANGUNAN
ORANG-ORANG BERDUKA DI RUMAH RETAK
ANAK, CUCU DAN NENEKNYA MASIH TERHMPIT
SEDANGKAN BAYI-BAYI MUNGIL DALAM PELUKAN
SANG IBU YANG SUDAH TRAUMA
MEREKA BENAR-BENAR TERHEMPAS DALAM KESEDIHAN
YA TUHAN……….
PENGUASA ALAM JAGAT RAYA INI
YANG MENENTUKAN BAIK DAN BURUK
YANG MENGGERAKKAN BUMI, LANGIT DAN SEISINYA
PENGUASA DI ATAS SEGALA PENGUASA
NEGERIKU MENANGIS LAGI
BANGSAKU BERKABUNG LAGI
INDONESIAKU BERDUKA LAGI
LIHATLAH PUING-PUING BERSERAKAN
LIHATLAH MAYAT-MAYAT RIBUAN
LIHATLAH MANUSIA LARI BERHAMBURAN
LIHATLAH MANUSIA TIDUR KETAKUTAN
TINGGALKAN IRISAN KEHARUAN
KEHARUAN YANG MENCENGKRAM HARAPAN
Tanjung Redeb, Minggu 28 Mei 2006
Gempa Bumi Tektonik Jogjakarta
Sabtu Pagi, Pukul 05:45 WIB Selama 57 Detik
SADDAM HUSEN
PULUHAN TAHUN
MENJADI PEMIMPIN
DI NEGERI SANG ABU NAWAS
DI NEGERI SERIBU SATU MALAM
DENGAN BAGDAD YANG LEGENDARIS
DENGAN RATUSAN SANG PENYAIR
DENGA RIBUAN AHLI FILSAFAT DAN PENGETAHUAN ISLAM
DENGAN KARBALA
YANG MENGIRIS DAN MEMUKUL DADA
DENGAN HASAN HUSEN YANG FENOMENAL
DENGAN KAUM SUNI
DENGAN KAUM
SYIAH
DAN KRISTEN ORTODOK YANG MINORITAS
SEORANG MAESTRO DUNIA YANG TAK TERGOYAHKAN
AKU TERKESIAP MENDENGAR KEPUTUSAN
ATAS NAMA DUNIA
ATAS NAMA
RAKYAT
ATAS NAMA KEJAHATAN PERANG
ATAS NAMA
KEADILAN
ATAS NAMA KAUM-KAUM
ATAS NAMA ZAZIRAH
ATAS NAMA GURUN PASIR
ATAS NAMA PERDAMAIAN
ATAS NAMA TERORIS
ATAS NAMA BANGSA ARAB
ATAS NAMA YANG TERTINGGI
ATASA NAMA YANG TERTINDAS
SADDAM HUSEN DIBAWA KETIANG GANTUNGA
DENGAN KEPALA TERBUKA
DENGAN DUA ORANG ALGOJO
DENGAN MATA NANAR
DENGAN DISAKSIKAN RIBUAN PASANG MATA
DI TENGAH TANAH LAPANG
SADDAM HUSEN MATI DITIANGNYA SENDIRI
DENGAR TERLONJOR HENTAKAN BERAT BADANNYA SENDIRI
IA BELUM DIHANTAR DENGAN KESEDIHAN
BELUM DIHANTAR DENGAN DERAI AIR MATA
BELUM DIHANTAR DENGAN ISAK TANGIS
DIHANTAR DENGAN SORAK SORAI
DIHANTAR DENGAN TEMBAKAN MEMBABI BUTA]
DIHANTAR DENGAN TAWA
DIHANTAR DENGAN KEPALAN TANGAN
DIHANTAR DENGAN SUMPAH SERAPAH
KEMENANGAN KAUM SYIAH
KEMENANGAN ATAS NAMA BANGSA DUNIA
KEMENANGAN PRESIDEN AMERIKA
KEMENANGAN BANGSA ISRAEL
SADDAM RUBUH BERSAMA DENGAN ANAK-ANAKNYA
SADDAM RUBUH BERSAMA SANAK SUDARANYA
SADDAM RUBUH BERSAMA DENGAN TUGU DAN PATUNGNYA
SADDAM RUBUH
DALAM TONTONAN SERIBU MALAM
SADDAM RUBUH UNTUK SELAMANYA
HAI NEGERI ABU NAWAS
PAGI ITU MATAHARI BERSINAR DENGAN TERANGNYA
TIANG GANTUNGAN MERAMPAS NYAWA SADDM
Digantung tanggal, 30 Desember 2006
Jam 7 Bagdad, jam 10 wib
SUNGAI ITU MILIKKU
Untuk anakku
Fitria Ramadhani Saprudin
SUNGAI- SUNGAI MELIUK DAN PATAH-PATAH
AIRNYA MENGALIR
BENING DARI HULU
DITEPINYA TUMBUH POHON-POHON
DAUN DAN RANTINGNYA MENUTUPI SUNGAI
MEMBENTUK GUA
INDAH MEMPESONA
DINDINGNYA BERGELANTUNGAN AKAR
ATASNYA DIHIASI DENGAN BUNGA-BUNGA
WARNA MERAH
WARNA PUTIH
WARNA KUNING
INDAH SEKALI
BURUNG-BURUNG BERTENGGER
BERKICAU DAN BERNYANYI
MACAN DAN ORANG UTAN
BERTERIAK JAUH DITENGAH HUTAN
SUNGAI ITU
MILIKKU
AIR BENING ITU MILIKKU
BUNGA WARNA-WARNI ITU MILIKKU
BURUNG BERKICAU ITU MILIKKU
POHON-POHON ITU JUGA MILIKKU
BIARKAN MEREKA DISANA
MENUNGGUI ALAM RAYA
BIARKAN TETAP DISANA
SEPERTI APA ADANYA
AIRKU BENING
DENGAN IKAN-IKAN YANG ASIK BERENANG
MENANTI HUJAN
MENANTI CAHAYA MATAHARI
MENEMBUS SELA DEDAUNAN
SUNGAI ITU MILIKKU
Tanjung Redeb, 28 Mei 2007
TENTANG PULAU DAN LAUTKU
Untuk anakku
Fitria Ramadhani Saprudin
KETIKA MATAHARI MENGINTIP DISUDUT TIMUR
CAHAYA KEMERAHAN BERCAMPUR KABUT TIPIS
MENUTUPI BENTUKNYA SAMAR-SAMAR
LALU MATAHARI ITU MELEPAS
MENINGGALKAN PULAU KAKABAN
NAIK TERUS MENINGGI
MENYINARI SELURUH PULAU-PULAU
YANG INDAH
TIADA TARA
TIADA BANDING DIDUNIA
ITU PULAU SANGALAKI
ITU PULAU MARATUA
ITU YANG TIPIS PULAU SEMAMA
DAN YANG ITU LAGI PULAU DERAWAN
MATAHARI MENERANGI SELURUH LAUTAN
YANG MENYAMBUT DENGAN PECAHAN OMBAK
KILAUANNYA MENUSUK JARING MATAKU
IKAN TERBANG BERLARI DIKEJAR HIU
SEPERTI PESAWAT
YANG MELUNCUR
DISUDUT LAIN PULUHAN
LUMBA-LUMBA
SALING BERLOMBA TIMBUL DAN TENGGELAM
PAMER DENGAN TUBUHNYA YANG BESAR
PAMER DENGAN KEINDAHAN DAN KEMANJAAN
SETIA MENEMANI LAUT BIRU YANG BERSIH DAN ASRI
DIKAPAL KECIL ITU AKU TERMANGU
MENDENGARKAN CERITERA PAMANKU
TENTANG KEINDAHAN DIBAWAH LAUT
ADA BUNGA KARANG
ADA POHON-POHON DAN BATU TAJAM
TEMPAT BERSEMBUNYI IKAN-IKAN KECIL
ADA PENYU YANG BERENANG
MELIUK-LIUK DAN GESIT
SEDANG MALAM HARI NAIK KEATAS PULAU
BERMAIN DAN BERTELUR
ADA RATUSAN JENIS
IKAN YANG BEREBUT MAKANAN
ADA RIBUAN IKAN YANG BERKUMPUL
ADA MANTA BERENANG SEPERTI BURUNG
LELUASA DENGAN PONGAHNYA
BIARKAN PULAU ITU DENGAN KE ELOKANNYA
BIARKAN LAUT ITU DENGAN KEBIRUANNYA
BILA BESAR NANTI AKU BERENANG
INGIN MENYELAM
SEJAUH MUNGKIN
KUBAWA TEMAN SEBANYAK MUNGKIN
Tanjung Redeb, 30 Mei 2007
INGIN JADI BINTANG
Untuk anakku
Fitria Ramadhani Saprudin
SETIAP PAGI AKU BANGUN
SINAR TERANG SUDAH MENYAMBUT
DARI SUDUT JENDELA KAMARKU
KADANG ADA RASA MALAS UNTUK BANGKIT
DAN MATAKU MASIH INGIN TERTUTUP LAGI
DENGAN SENYUM MAMA BERKATA
“ AYO CEPAT BANGUN
NANTI KESIANGAN BERANGKAT KESEKOLAHNYA “
DENGAN CEPAT
AKU BANGKIT MENINGGALKAN BANTAL DAN GULING
BERLARI KECIL LANGSUNG MANDI
SIKAT GIGI
KU GOSOKI SEMUA DAKI
PAKAI SABUN MANDI MILIK KAMI
BADANKU HARUS SEHAT
SELURUH TUBUHKU HARUS BERSIH
AKU HARUS JADI
ANAK YANG PINTAR
RAJIN MEMBACA
RAJIN MENULIS
RAJIN MENGHITUNG
POKOKNYA HARUS RAJIN BELAJAR
JUGA
AKU RAJIN MEMBANTU MAMA
MANYAPU LANTAI
MENCUCI PIRING
MELIPAT BAJU DAN CELANA
AKU INGIN JADI BINTANG YANG TERKENAL
DIKENAL TEMAN-TEMANKU
DIKENAL KELUARGAKU
DIKENAL DI SEKOLAHKU
DIKENAL DI KOTAKU
DIKENAL DI INDONESIA
DIKENAL DI DUNIA
INGATLAH
INGAT SEMUA
DAN AKU SELALU INGAT
CITA-CITAKU
AKU INGIN JADI BINTANG
YANG TERKENAL SELURUH DUNIA
Tanjung Redeb, 24 Juli 2007
KEMERDEKAAN
RIBUAN JIWA TELAH GUGUR
RIBUAN JIWA TELAH TERKAPAR
DITEMBUS PELURU PENJAJAH
RATUSAN TAHUN DALAM BELENGGU
KEBODOHAN TERUS MERAJAI
KEMISKINAN TERUS BERSAHABAT
KEMELARATAN TERUS MENYATU
PENYAKIT MEMATIKAN TERUS MENGGODAI
RUMAH-RUMAH REOT
BADAN-BADAN KURUS KERING
ADALAH PEMANDANGAN ABADI
AGUSTUS TELAH DATANG
BULAN YANG DINANTI-NANTIKAN
BULAN AKHIR PENDERITAAN
JAM SEPULUH PAGI
DI PEGANGSAAN TIMUR JAKARTA
BERKUMANDANG LANTANG
SANG PROKLAMATOR
MEMBACAKAN PERNYATAAN SINGKAT
PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
DISAKSIKAN OLEH PARA PEMUDA DAN PEJUANG
DISAMBUT DENGAN TERIAKAN
MERDEKA
MERDEKA
MERDEKA ATAU MATI
MERDEKA DARI BELENGGU PENJAJAHAN
MERDEKA DARI KEBODOHAN
MERDEKA DARI PENDERITAAN
MERDEKA DARI KEMISKINAN
MERDEKA DARI BELENGGU KENISTAAN
MERDEKA DENGAN SEGALA KEMERDEKAAN
MARI SONGSONG NEGERI INI
DENGAN DERAP-DERAP LANGKAH PEMBANGUNAN
DENGAN DERAP-DERAP LANGKAH PERDAMAIAN
MARI BERGANDENG TANGAN
BERSATU KITA TEGUH
BERCERAI KITA RUNTUH
Tanjung Redeb, Minggu 19 Agustus 2007
KARTINI MASA DEPAN
WANITA MEMANG BERBEDA DENGAN PRIA
SUDAH DICIPTAKAN DEMIKIAN ADANYA
DENGAN KELEMBUTAN
DENGAN KETULUSAN
DENGAN KASIH SAYANG
DENGAN KESABARAN
DENGAN KEPOLOSAN
DENGAN KEIBUAN
DAN RENDAH HATI
WANITA DICIPTAKAN
DENGAN KESEMPURNAAN DAN KELEMAHAN
DENGAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
AMBILLAH KESEMPURNAAN ITU
RANGKULLAH KELEBIHAN ITU
SISIHKAN KELEMAHANMU
SINGKIRKAN KEKURANGANMU
RAIHLAH KODRATMU SEBAGAI WANITA
YANG MENGHAMBA DALAM DOA
WANITA MEMANG
WANITA BUKAN SIMBOL KEBERANIAN
WANITA BUKAN FOTO PAJANGAN
WANITA BUKAN MODEL JUALAN
WANITA BUKAN BARANG DAGANGAN
WANITA ADALAH MAKHKOTA DUNIA
WANITA ADALAH PENYANGGA DUNIA
HANCUR WANITA
MAKA HANCURLAH NEGARA
WANITA JADILAH SEBAGAI WANITA
PUNYA CITA-CITA
PUNYA ANGAN-ANGAN
PUNYA MIMPI-MIMPI
MAMPU BERKARYA
PEKERJA KERAS
MERANGKUL DUNIA
MENGGAPAI LANGIT BIRU
SEBAGAI
KARTINI MASA DEPAN
Tanjung Redeb 3 April 2008
Puisi ini kupersembahkan tuk anakku sayang Fitria Ramadhani Saprudin
JATUH CINTA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG PERTAMA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG TERINDAH
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MENGIKAT JIWA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MEMPESONA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MEMBATIN
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MENGGUGAH KALBU
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MENGGAIRAHKAN
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG PENUH KASIH
SAYANG
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG DAMAI
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG PENUH
PERTIMBANGAN
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MELELAHKAN
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MELULUHKAN
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MELUNAKKAN
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG MEMBABI BUTA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG CIKAL MALAPETAKA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG PENUH NAFSU
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG GEGABAH
DAN
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN YANG TERAKHIR
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN ALAM SADAR
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN ALAM BAWAH SADAR
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN ALAM LAIN
JATUH CINTA ITU JUGA PANDANGAN ALAM NYATA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN ALAM YANG TERTINGGI
JATUH CINTA ITU DIPANDANG DARI KECANTIKAN
JATUH CINTA ITU DIPANDANG DARI KETAMPANAN
JATUH CINTA KARENA KELUGUAN
JATUH CINTA ITU DATANG DARI KETULUSAN
JATUH CINTA ITU DATANG DARI KEIKLASAN
JATUH CINTA ITU BERAWAL DARI KETABAHAN
JATUH CINTA ITU SEMANGAT DARI KEBERANIAN
JATUH CINTA ITU DARI LUAPAN KEMARAHAN
JATUH CINTA BUTA DIDALAM KECEMBURUAN
JATUH CINTA ITU TIBA DALAM KETAKUTAN
JATUH CINTA ITU MELIHAT BESARNYA PENGORBANAN
JATUH CINTA ITU MEMBERANGUS SEGALANYA
JATUH CINTA ITU ADALAH PANDANGAN MATA
JATUH CINTA ITU ADALAH KEINDAHAN KATA-KATA
JATUH CINTA ITU ADALAH PERASAAN YANG MEMIKAT
JATUH CINTA ITU ADALAH RASA YANG TERDALAM
JATUH CINTA ITU ADALAH KEHIDUPAN
JATUH CINTA ITU ADALAH KEMATIAN
DAN
JATUH CINTA ITU ADALAH SEGALANYA
HEEEEIII CINTA
JATUH CINTALAH
AKU
KEPADA TUHAN
KEPADA MANUSIA
KEPADA HEWAN
KEPADA TUMBUH-TUMBUHAN
KEPADA ALAM SEMESTA
KEPADA ALAM JAGAT RAYA
HEEEEIII CINTA
JATUH CINTALAH AKU
KEPADA……….
Tanjung Redeb, 16 Mei 2009
DATANG
SEBUAH KAMPUNG KECIL
RATUSAN KILOMETER DARI IBU KOTA
MENUJU KESANA MELALUI JALAN
PANJANG
JALANNYA TERJAL BERKELOK-KELOK
NAIK TURUN MENGIKUTI BUKIT
DIDALAM MOBIL SEPERTI NAIK KUDA
KADANG SEPERTI NAIK KAPAL
YANG DIOMBANG AMBINGKAN GELOMBANG MENGGUNUNG
JALAN TANAH BERCAMPUR BATU
BANYAK LUBANG MENGANGNGA
SEPI MEMANG
TAPI POHON-POHON MASIH RINDANG
KEBUN PISANG MASIH SUBUR
POHON RAMBUTAN TINGGI BESAR TUMBUH JARANG
JAMBU BATU MENGGANGGU TEPI SUNGAI
KECIL
BUAH LANGSAT DAN CEMPEDAK DIGANTUNG DIPONDOK TEPI
JALAN
DANAU KECIL SERING KULALUI
ILALANG TUMBUH BERKELOMPOK DIBUKIT-BUKIT DAN TANAH
DATAR
PADI DITANAM MASIH DITANAH KERING DAN LERENG BUKIT
MONYET HITAM RAMAI
MEMETIK DAUN MUDA
SEKELOMPOK BABI MENYEBERANG JALAN
JALAN KECIL ITU PANJANG BERBELOK-BELOK
DTUMBUHI SEMAK DAN MENYEMPIT
SATU KALI
BERTEMU MOBIL LAWAN ARAH
KAMPUNG KECIL MASIH ASRI
RUMAH-RUMAH MASIH DIBUAT DARI KAYU
ATAPNYA DARI SIRAP KAYU ULIN
ADA JUGA DARI DAUN NIPAH
DINDINGNYA DARI PAPAN YANG DISUSUN BERLAPIS-LAPIS
KOLONG RUMAHNYA TINGGI
PIKIRANKU MENGEMBARA KEBELAKANG
ITU….ITU……
KOLONG RUMAH ITU
TEMPAT BERMAIN WAKTU AKU MASIH
KECIL
MEREKA MENYAMBUTKU DENGAN SENYUM
SEBAGIAN LAGI MENYAPAKU DENGAN
MALU-MALU
ADA YANG BERDIRI DIDEPAN PINTU
ADA YANG MENGINTIP DIJENDELA
ADA YANG PURA-PURA TIDAK TAHU
MENAHU
SEDANGKAN ANAK-ANAK BERLARI-LARI
RIBUT……
RIANG
PAK GURU…PAK GURU BARU…PAK GURU BARU
TERIAK ANAK-ANAK
MENDEKAT
MENGITARI AKU
AKU MENJADI BESAR
DAN AKU BANGGA
…..LANGIT CERAH ITU MENJADI SAKSI
Tanjung Redeb, Jumat, 30 Juli 2010
DUKA OKTOBER
WASIOR BELUM PERNAH AKU DENGAR
TIBA-TIBA NAMA ITU MELESAT
MATAKU NANAR MENYAKSIKAN
TAYANGAN MEMENUHI MUKA MEDIA
WASIOR MENJADI BUAH BIBIR
WASIOR MENJADI TERKENAL
WASIOR DILANDA BANJIR BANDANG
AIR BAH ITU…..
MEMBAWA BATU-BATU BESAR
MEMBAWA TANAH
MEMBAWA PASIR
MENGHANYUTKAN POHON KECIL
MENGHANYUTKAN POHON BESAR
AIR DERAS SEBAGAI ADONAN LUMPUR
MENYAPU
MELINDAS
MENYERET SEMUA
AIR BAH DAN ITU MENENGGELAMKAN
KOTA WASIOR
SAMPAI KETEPI PANTAI
RATUSAN ORANG MENINGGAL DAN
HILANG
RATUSAN ORANG LUKA-LUKA
RATUSAN RUMAH HANCUR
HARTA BENDA HILANG DIBAWA LUMPUR
RIBUAN ORANG MENGUNGSI
TANGISAN MEREKA SAMPAI KETELINGA
KAMI
DUKA MEREKA SAMPAI KEKOTA KAMI
KAMI BERDOA……….
BELUM SELESAI MENANGANI KORBAN WASIOR
GUNUNG MERAPI BERULAH TINGKAH
RATUSAN KALI GEMPA TEKTONIK
RATUSAN KALI GEMPA LOKAL
RATUSAN KALI MENYEMBURKAN API
PULUHAN KALI MENYEMBURKAN AWAN
PANAS
PULUHAN KALI MEMUNTAHKAN PASIR
DAN BATU
SEDANG….
WEDHUS GEMBEL BERLOMBA TURUN GUNUNG
SAMPAI SEJAUH EMPAT KILOMETER
PANASNYA RIBUAN DERAJAT CELCIUS
MELIBAS APA SAJA
MEMBUNUH APA SAJA
MEMBAKAR APA SAJA
DAN KERING KERONTANG
SEDANGKAN DEBU MELAPISI BUMI SAMPAI DUA INCI
PULUHAN JIWA MELAYANG
SEHARUSNYA TAK PERLU TERJADI
PULUHAN RIBU PENGUNGSI
DI SLEMAN
DI KELATEN
DI MAGELANG
RATUSAN RELAWAN MENUMPAHKAN
TENEGA
AKU TERHENYAK
KAMI BERDOA……
DILAIN TEMPAT
DIMETAWAI
GEMPA BUMI BERKEKUATAN TINGGI
TUJUH KOMA DUA SKALA RITTER
MENGGUNCANG SUMATRA BARAT
DUA PULUH LIMA MENIT KEMUDIAN
GELOMBANG BESAR BERGULUNG
BERIRINGAN DATANG
PULUHAN METER TINGGINYA
SUARA GEMURUH BAGAI ANGIN TOPAN
TSUNAMI…….
TSUNAMI…….
TSUNAMI…….
GELOMBANG SETINGGI POHON KELAPA ITU
MENGHANTAM
MELIBAS
MENYAPU
MENENGGELAMKAN BIBIR PANTAI
MASUK JAUH KEDARATAN
MENENGGELAMKAN RUMAH
MEMATAHKAN POHON-POHON
MEMBAWA KAPAL JAUH DARI PANTAI
TSUNAMI ITU MENEWASKAN
EMPAT RATUS DUA PULUH SATU JIWA MELAYANG
RATUSAN ORANG HILANG
RIBUAN ORANG KEHILANGAN TEMPAT
TINGGAL
RIBUAN ORANG KEHILANGAN SANAK
SAUDARA
AKU MENANGIS
KAMI BERDOA
AKU TAHU MASIH RIBUAN BENCANA
DIHADAPAN KAMI
DERITA MEREKA ADALAH DERITA KAMI
PERIHNYA MEREKA ADALAH PERIHNYA
KAMI
SEDIHNYA MEREKA ADALAH SEDIHNYA
KAMI
DUKANYA MEREKA ADALAH DUKANYA
KAMI
TANGISAN MEREKA ADALAH TANGISAN
KAMI
SAKITNYA MEREKA ADALAH SAKITNYA
KAMI
KEHILANGAN MEREKA ADALAH
KEHILANGANNYA KAMI
SOLIDARITAS SATU TANAH AIR
KESETIAKAWANAN NASIONAL
SATU NUSA SATU BANGSA
SEKARANG BUKTIKAN
SEKECIL-KECILNYA BANTUAN ADALAH
DOA
DOA KAMI….
TUHAN YANG MAHA KUASA
TERIMALAH DISISMU MEREKA YANG
MENGHADAPMU
TABAHKAN BAGI YANG DITINGGALKAN
BERILAH CEPAT KESEMBUHAN BAGI
YANG TERLUKA
AMIN
Tanjung Redeb, 31 Oktober 2010
Pukul 23.25 Wita
MALAM
SERIBU BULAN
KETIKA MALAM GANJIL
AKU ASYIK DENGAN KEHENINGAN KU
DUDUK DISUDUT RUANG TANPA WAKTU
KUBIARKAN ANGANKU MENERAWANG JAUH
MELINTASI BATAS
MENEMBUS DINDING BERLAPIS CAHAYA
SENYUM KULEMPAR SAMPAI MENGISI SUDUT-SUDUT TERANG
ALAM BEBAS
ALAM LUAS SELUAS LUASNYA
DENGAN SEJUTA MATAHARI
SATU MATAHARI JUTAAN BINTANG GEMINTANG
HENING MENYELINAP SANUBARI
AKU TEGAR DENGAN SERIBU PERTANYAAN
DADAKU DIBELAH
SEISI DADA DIBASUH DENGAN AIR SEBENING KACA
KEMUDIAN AKU DIANGKAT DAN
DIPERJALANKAN DENGAN KECEPATAN
SERIBU CAHAYA
AKU TERSENYUM
MELIHAT KEESAAN SANG PENCIPTA
SEMUA YANG KULALUI TERLIHAT
DENGAN JELAS
DAN PENJELASANNYA SUDAH MASUK
DALAM PIKIRAN
DARI SATU KOMA LIMA MILYAR
SYARAF TERKECIL DIOTAKKU
MALAM KESUCIAN JIWA
MALAM TERANG BENDERANG
MALAM YANG HENING
MALAM YANG TAK MAMPU KUBAYANGKAN
MALAM KETIKA POHON-POHON MEREBAH
SUJUD
MALAM MENURUNKAN RAHMAT
MALAM YANG DITUNGGU PARA SYUFI
DIMALAM SERIBU BULAN
SUBHANALLAH…..AKU MASIH
MENGHAMBUR SENYUM
KEMBALI DUDUK DITEMPATKU
KEMUDIAN AKU BERKATA DALAM HATI
KALAU TUHAN MENHENDAKI
APAPUN BISA TERJADI……
YA SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA
AKU SELALU MERINDUKANMU
AKU SELALU BERSAMAMU
Tanjung Redeb, 28 Januari 2011
Puisi
yang sempat tidak selesai sejak Ramadhan tahun 2009
Baru
diselesaikan pada hari ini Jumat pagi 28 Januari 2011
B A H A G I A
KONON KISAH LAMA
BERCERITERA DENGAN JUTAAN BAIT
SUDAH MENGKOTAKKAN MANUSIA
SUDAH DIUKUR KEHIDUPANNYA
SUDAH DITENTUKAN PERJALANANNYA
SUDAH DITULIS NASIB DAN BAIK BURUKNYA
DUKA SUDAH DIGARISKAN
BAHAGIA SUDAH DITENTUKAN
KAYA SUDAH DITURUNKAN ADALAH COBAAN
MISKIN SUDAH NASIBNYA HIDUP DIDUNIA
AKU JADI BERTANYA SELUAS BUMI DAN LANGIT
AKU JUGA BERTANYA SELUAS BIMA SAKTI
BENARKAH SANG PENENTU MEMBATASI ?
BENARKAH SANG PEMBERI MENUTUPNYA ?
BENARKAH SANG PENERIMA PERMOHONAN MENEPIS PERMINTAAN ?
BENARKAH SANG MAHA PENDENGAR
SANG MAHA MELIHAT
SANG MAHA KAYA
SANG MAHA SEGALANYA TELAH PERGI
DAN MEMBIAYARKAN CIPTAANNYA.
DIA KATAKAN TIDAK
SANG MAHA ITU MASIH MELIHAT
SANG MAHA ITU MASIH MENDENGAR
SANG MAHA ITU TERUS MEMBERI
SANG MAHA ITU MASIH MENCITAI
SANG MAHA ITU TERUS MEMBERI BAHAGIA
KATANYA
MAKA HIJRAHLAH KAMU
MAKA PINDAHLAH KAMU
HIJRAHLAH DAN PINDAHLAH DARI CARA BERPIKIR
DARI PIKIRAN YANG KOTOR
DARI KATA-KATA YANG SELALU MENJELEKKAN
DARI SOROTAN MATA YANG MERENDAHKAN
DARI PENDENGARAN YANG TULI DARI KEBAIKAN
DARI PERASAAN YANG SOMBONG
DARI HIRI DENGKI YANG TIDAK DISADARI
ADALAH SANGAT MENYAKITKAN DAN MENYUDUTKAN
DARI PERILAKU YANG CONGKAK
DARI HATI YANG SAKIT MELIHAT KEBAHAGIAAN ORANG
DARI TUDINGAN
DARI PRASANGKA BURUK
KEPADA SESAMA
MAHLUK
DAN KEPADA TUHANMU
DIA YANG MAHA PEMBERI DAN MAHA KAYA ITU……
TIDAK MERUBAH NASIB SUATU KAUM
KALAU MEREKA SENDIRI TIDAK MERUBAHNYA
DIA TIDAK AKAN MERUBAH NASIB SESEORANG
KALAU DIRINYA SENDIRI TIDAK BERUSAHA MERUBAHNYA
MENJADI LEBIH BAIK DARI APA YANG ADA DIDIRINYA
SEKARANG
HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARI KEMARIN
SEDANGKAN HARI ESOK HARUS LEBIH BAIK DARI HARI INI
KALAU TIDAK
MAKA KAMU BAGIAN DARI ORANG-ORANG YANG TERGILAS
DAN KEMUDIAN HANYA JADI PENGEMIS
DAN PENGAMBIL HAK ORANG LAIN
SECEPATNYA
DAN MULAI HARI INI
BERSIHKAN KOTORAN DI PAKAIAN
BERSIHKAN KOTORAN DAN DAKI DIBADAN
BERSIHKAN KOTORAN DAN SAMPAH DIPIKIRAN
BERSIHKAN KOTORAN DAN DURI DIHATI
PAKAIAN TELAH BERSIH
BADAN TELAH BERSIH
PIKIRAN TELAH BERSIH
HATI TELAH BERSIH
SEBERSIH KETIKA DILAHIRKAN
DIA MAHA PEMBERI
MAKA MINTALAH BERSUNGGUH-SUNGGUH
DIA MAHA SEGALANYA
MAKA BERSYUKUR, IKHLAS, DAN BERPASRAH DIRI SEMATA
HANYA KEPADA SANG MAHA ITU……….
BAHAGIA DATANG DIPIKIRAN
BAHAGIA MENGHAMPIRI PERASAAN
BAHAGIA MENAMPAK DIPRILAKU
BAHAGIA MENJALARI PANDANGAN
BAHAGIA MENEROBOS PENDENGARAN
BAHAGIA MENGHIASI SENYUMAN
BAHAGIA MENYUBURKAN TANAMAN
BAHAGIA MEMBANTU SESAMA
BAHAGIA BERBAGI UNTUK SEMUA
BAHAGIA ADALAH KEKAYAAN
KEKAYAAN MELIMPAH DENGAN SEGALA……….
APA YANG TERJADI HARI INI ADALAH HASIL KARYA KEMARIN
APA YANG TERJADI HARI ESOK ADALAH HASIL KARYA HARI INI
MAKA JADILAH MANUSIA HARI INI
BUKAN JADI MANUSIA KEMARIN
SEBAB KITA HIDUP HARI INI
DAN HIDUP HARI
ESOK
Tanjung Redeb, Sabtu 18 Juni 2011
Pukul 13.46 Wite
SAJADAH
AKU SEJAK USIA MUDA
MALAS MENCARI ILMU
PADAHAL AKHIRAT ITU JELAS
PADAHAL KEMATIAN ITU PASTI
AKU SUKA BERNYANYI
AKU SUKA BERDENDANG
AKU SUKA BERSENANDUNG
BERNYANYI LAGU CINTA
BERDENDANG LAGU RINDU
BERSENANDUNG LAGU GAIRAH MUDA
TIGA PULUH TAHUN SUDAH USIAKU
MENGERJAKAN PERINTAH SANG MAHA
MASIH MALU
MASIH MENGINTIP
MASIH MENGINTAI
MASIH MERABA
MASIH ENGGAN
MASIH RAGU
MASIH MEMELAS
MASIH PAMRIH
SESEKALI AKU PERGI MENCARI
KE-SUFI-AN
MENUTUPI KERAGUAN MELIHAT SANG
MAHA
AKU TEMUKAN DIA
DIA YANG MENGGERAKKAN
DIA YANG MELIHAT
DIA YANG MENDENGAR
DIA PEMILIK SANG PENCIUMAN
DIA YANG MENGATUR MILYARAN BINTANG
AKU TAHU JADI SOMBONG
AKU TIDAK MENGERJAKAN PERINTAH
AKU MELAKUKAN LARANGAN
DAN SEMUANYA DATANG DARI DIA
AKU TAHU, SEMAKIN SOMBONG
PADAHAL SINAR CAHAYA ITU
TELAH DATANG
CAHAYA ITU MENEMBUS UBUN-UBUNKU
MENYINARI SAJADAHKU
AKU MASIH KEHILANGAN
EMPAT PULUH TAHUN USIAKU
UKURAN DEWASA AKU SUDAH MENGAKU
PERTUMBUHAN TUBUHKU SUDAH
DIPUNCAK GUNUNG
SIAP MENURUN
DENGAN KEKUATAN SEADANYA
DENGAN KECEPATAN LAMBAN
DENGAN KELEMAHAN OTOT
DENGAN KEKERASAN HATI
DENGAN KEKAKUAN OLEH RASA SAKIT
DENGAN SEGALA UPAYA MEMAKSA
SINAR DAN CAHAYA ITU
BARU KUAKUI
AKU BERJUANG MERUBAH PARADIGMA
AKU BERJUANG MERUBAH POLA PIKIR
AKU BERJUANG MEMOTIVASI JIWA
AKU BERJUANG MEMBANGUN PONDASI
BARU
AKU BERJUANG MENINGKATKAN ENERGI
AKU BERJUANG MEMBANGKITKAN RAGA
AKU HARUS MEMBANGUNKAN TIDURKU
AKU HADIRKAN MIMPI BARU
AKU MULAKAN CITA-CITA MENANGKAP
SEJUTA BINTANG
AKU SEGERA TERBANG DAN MELAYANG
SEMANGATKU HARUS MELANGIT
AKU HARUS MULAI DARI SEKARANG
SEKALI LAGI
AKU HARUS MULAI DARI SEKARANG
MENYAPAMU SETIAP SIANG DAN MALAM
MENGAKUIMU SETIAP TIDUR DAN BANGUN
DOAKU MASIH DISELAPUT MATA
DOAKU MASIH DIBIBIR SAJA
USIAKU KINI BARU LIMA TAHUN
AKU BARU PULANG DARI KEMATIAN
MATI DALAM KESOMBONGAN
MATI DALAM KECONGKAKAN
MATI DAL;AM CACI MAKI
MATI DALAM FITNAH KEJI
MATI DALAM PALING PINTAR
MATI DALAM PALING TAHU
MATI DALAM MELAKUKAN JINAH
MATI DALAM KENAKALAN LELAKI
MATI DALAM CIUMAN PESONA
MATI DALAM KEJANTANAN
MATI DALAM RAYUAN BIRAHI
AKU SUDAH MATI
DALAM WAKTU YANG MEMELAS
EMPAT PULUH ENAM TAHUN
AYOLAH RAGA DAN JIWAKU
KAMU HARUS HIDUP KEMBALI
DENGAN SEMANGAT MUDA BELIA
WALAU DALAM USIA MASUK SENJA
KESEMPATAN MERAIH SERIBU BINTANG
DENGAN LANGKAH LEBIH PASTI
BERSAMA TUHANKU AKU TERBANG
DAN……….
BUKALAH HATIKU
JANGAN TUTUP LAGI DENGAN PIKIRAN
DAN KATA-KATA YANG MEMBUATKU
KEHILANGAN SEGALANYA
HAI CAHAYA DARI LANGIT
KUCIUMI SAJADAH DENGAN SUJUD
KUBASAHI LIDAH DENGAN INGAT
HANYA TUHANKU TEMPAT MEMINTA
DUNIA
AKU RAIH DENGAN SENYUM
SYURGA
SUDAH DALAM GENGGAMAN
JANGAN PERGI LAGI
JANGAN PERGI LAGI
JANGAN PERGI LAGI
JANGAN PERGI LAGI
JANGAN PERGI LAGI
Tanjung Redeb, 8 Agustus 2011
Senin, pukul 15.45 Wite
Ruangku Dinas Sosial Kab. Berau
HAKIKAT MANUSIA
TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA
DENGAN KELUARBIASAANNYA
DENGAN KE-ESA-ANNYA
DENGAN KEKUASAANNYA
DENGAN HAK SEPENUHNYA
DENGAN ZAT YANG MAHA TINGGI
DENGAN SEMULIA-MULIA PENCIPTAAN
DENGAN SEBAIK-BAIK PENCIPTAAN
DENGAN SEHEBAT-HEBATNYA PENCIPTAAN
LEBIH HEBAT DARI PENCIPTAAN KAUM-KAUM BINATANG
LEBIH HEBAT DARI PENCIPTAAN
RUMPUT DAN POHON-POHON
LEBIH HEBAT DARI PENCIPTAAN BINTANG GEMINTANG
LEBIH HEBAT DARI PENCIPTAAN
SUNGAI DAN LAUTAN
YANG ADA DI JAGAT RAYA ALAM
SEMESTA
YANG TIDAK DAPAT DIUKUR DENGAN
KATA-KATA
YANG TIDAK DAPAT DIHITUNG DENGAN ANGKA-ANGKA
SELUAS MUKA BUMIPUN TIADA SANGGUP
TERHUNJAM SUDAH DALAM HAK
KETUHANANNYA
MANUSIA
LIHATLAH RAGAMU
KEINDAHAN SUARA
KESANTUNAN KATA-KATA
KEELOKAN MENAWAN RUPA
KECANTIKAN PARAS MENATA
KELURUSAN PENDENGARAN TELINGA
KEMURNIAN PENCIUMAN SEMATA
KEHANGATAN PERASAAN JIWA
KESAHDUAN TATAPAN MATA
KEMUDAHAN REZEKY MENGAURA
KECINTAAN HATI BERCAHAYA
MANUSIA ADALAH SANG PENYAIR
YANG MENGADON SEJUTA KEINDAHAN
YANG MENYUSUN KALIMAT SERIBU
BULAN
YANG MENUTURKAN KE ELOKAN
KATA-KATA
YANG MENAFSIRKAN KALIMAT DALAM
UNTAIAN NYATA
MANUSIA ADALAH SANG PENDENDANG
YANG MENDEDANGKAN KERINDUAN
YANG MENGGUBAH LAGU-LAGU CINTA
YANG MENULIS LAGU-LAGU MENYAYAT KALBU
YANG MENYANYIKAN LAGU-LAGU SEINDAH UNTAIAN PERMATA
YANG MENDENDANGKAN LAGU-LAGU SUKA CITA
MANUSIA ADALAH SANG HAMBA
HAMBA TUHAN SANG PENCIPTA
HAMBA YANG SELALU MEMUJANYA
HAMBA YANG HANYA MEMUJINYA
HAMBA YANG SELALU
DEKAT DENGANNYA
HAMBA YANG SELALU MERINDUKANNYA
HAMBA YANG SELALU DALAM GENGGAMANNYA
HAMBA YANG MENGERJAKAN PERINTAH-PERINTAHNYA
HAMBA YANG MENINGGALKAN
LARANGAN-LARANGANNYA
HAMBA YANG MEMOHON HANYA PADA
TUHANNYA
HAMBA YANG SELALU DILIHATNYA
HAMBA YANG SELALU DALAM
PANTAUANNYA
HAMBA YANG MENGABDI HANYA
KEPADANYA
HAMBA YANG LEMAH MENGHARAPKANNYA
HAMBA YANG BERPASRAH DIRI HANYA KEPADANYA
LIHATLAH DIA YANG MAHA AGUNG
MANUSIA YANG DIBERI DENGAN KELIMPAHANNYA
MANUSIA DIKARUNIAI DENGAN SEGALA
KEKAYAANNYA
MANUSIA DALAM PELIHARAANNYA
MANUSIA DALAM DEKAPANNYA
MANUSIA ADALAH KHALIFAH DIMUKA
BUMI
MANUSIA DILIPUTI OLEH SANG
PENCIPTA
TIADA LEPAS DARI KASIH SAYANG
DAN……………...
MANUSIA……….
MANUSIA………
MANUSIA………
ADALAH BAGIAN DARI TUHANNYA
Tanjung Redeb, 12 Agustus 2011
Di tulis mulai hari Kamis 11
Agustus selesai Jumat 12 Agustus 2011
DAFTAR ISI
- CERITERA TENTANG SUNGAI
- HAKIKAT DAMAI
- DAYAK DAN PEDALAMAN
- MASIH KADA PARCAYA (BHS BANJAR)
- MATAHARI
- NENERI PERMAI
- SELAMAT JALAN MATAHARI
- UNTUK AYAH
- KEMBANG-KEMBANG BERKEMBANG
- K A M I
- MANYARUYUK
- T E M A N
- TANGISAN POHON TUA DAN JERITAN ORANG UTAN
- KOTAKU 79
- BUNGA CUMA SEKUNTUM
- DERAWAN
- UDIN UTUH DAN GALUH
- KUWITAN LAWAN ANAK
- BERAU DULU
- MARET DAN LMD
- G U R U
- BUAH SI MALAKAMA
- MALAM PERTAMA KUNIKMATI ENGKAU
- BANUANGKU
- GUGUR
- KAMU PILIH DIANTARA DUA
- GURU
- PULAU SYURGA
- BANUANGKU II
- SURAKARTAKU SAYANG SOLOKU BERSERI
- PALU TEMAN GERGAJI
- S A Y A N G
- P E C I
- T E G U R
- B U L A N
- H E B R O N
- G E G E R
- A D U H
- W A W…….
- AKU DAN KAMU SAMA-SAMA
- PANTAI SENGGIGI
- RAJA ALAM
- A P I
- SEMOGA
- GARIS
- GEJOLAK JIWA
- HALAL BI HALAL
- DI AWANG-AWANG
- CERITERA TENTANG BOHONG
- H A I
- MELENIUM
- PRAHARA BALIKUKUP (1957)
- K U S U T
- KAMPANYE
- SURAT BUAT KASMAWATI ( 1978)
- B E L A N G
- BONGKAR PASANG DAN CERMIN REFORMASI
- P O L E M I K
- K E T A K U T A N
- L . A . R
- KETIKA BUDAYA DI INJAK
- SAMBAS SAMPIT
- 11 SEPTEMBER 2001
- G U S A R
- BOM MELEDAK LAGI
- M A L I N G
- RAMADHAN
- YASER ARAFAT
- T K I
- C I N T A
- TRAGEDI BOJONG
- ANTARA NABIRE DAN SOLO
- T O P E N G
- W A J A H
- DONGENG TENTANG NUSANTARA
- PETAKA AKHIR TAHUN
- T U H A N
- MANUSIA DAN KEJADIANNYA
- ULANG TAHUN
- PELANGGARAN DAN KEDAULATAN
- KHARISMA DUNIA
- PERGULATAN
- SRI ON
- B I B I R
- FATAMORGANA
- BICARA ALAM ( Long Okeng )
- MARHABAN YA RAMADHAN
- P E N C A R I A N
- CERITERA TENTANG SUNGAI
- MASIH KADA PARCAYA ( Bahasa Banjar )
- DERITA AKHIR TAHUN TANGISAN AWAL TAHUN
- HAKIKAT DAMAI
- INDONESIA BERDUKA LAGI
- PERCIKAN CINTA SANG WANITA
- SADDAM HUSEN
- SUNGAI ITU MILIKKU
- TENTANG PULAU DAN LAUTKU
- INGIN JADI BINTANG
- KEMERDEKAAN
- KARTINI MASA DEPAN
- JATUH CINTA
- DATANG
- DUKA OKTOBER
- MALAM SERIBU BULAN
- BAHAGIA
- SAJADAH
- HAKIKAT MANUSIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar