MAKNA DAN
FILOSOFI TARI ZIKIR MAYANG
oleh : Saprudin Ithur
Pohon Pinang pada masanya dulu
sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia, maka waktu itu hampir menjadi
kewajiban setiap rumah menanam pohon pinang dan memiliki pohon pinang disekitar
rumah. Dari akar sampai buahnya punya manfaat dan berguna, seperti jadikan
sebagai obat, bahan upacara adat, mayangnya untuk upacara adat, buahnya untuk
upacara adat, untuk pengobatan, untuk bahan menginang, pelepah daunnya
dijadikan perahu-perahu mainan rakyat.
Bunga pinang yang dikenal dengan
mayang selalu keluar, perumpamaan rambut dalam sastra lama dikenal dengan
Rambut Mayang Mangurai, artinya rambut wanita itu panjang lebat, hitam, indah,
panjang terurai. Mayangnya keluar membungai terus menerus, muncul lagi, berbunga
lagi, muncul lagi dan terus seperti itu. Buahnya memutar, melilit batang pinang
bagian atas dari yang tua sampai yang muda. Kapan saja dibutuhkan buahnya,
mayangnya, atau pelepahnya selau ada dan tersedia. Akhirnya belajar dan
memaknai buah dan mayang pinang tersebut terciptalah sebuah tarian yang
kemudian hari dikenal dengan Tari Zikir
Mayang.
Tari Zikir Mayang ditarikan oleh
beberapa orang wanita muda dan cantik, antara 5 orang, 6 orang, sampai 7 orang, di tambah satu orang
laki-laki yang bagus rupa, tinggi dan perawakannya menawan. Penari wanita
selalu membentuk lingkaran dan berputar melawan arah jarum jam, menggunakan
selendang yang diletakkan diatas bahu dan kedua ujung selendang dipegang dengan
jari tangan. Gerakan langkah kaki bersamaan dengan gerakanan meliukkan tangan
yang sedang memegang ujung selendang. Apabila kaki kanan yang melangkah kedepan,
maka tangan kanan juga bergerak menari kedepan. Seorang laki-laki menari itu masuk
kedalam lingkaran, didalam lingkaran penari wanita, juga sama seperti yang
wanita menari meliuk-liuk denganm lemah lembut dan gemuali, kadang penari
laki-laki menari berputar melawan arah penari wanita, kadang berputar mengikuti
arah tarian wanita, berputar-putar ditempat saja atau berputar lebih lebar melawan arus dan
menatap wanita cantik yang sebagai mayang. Penari laki-laki juga membawa
selendang yang diletakkan diatas bahu dan kedua ujungnya dipegang untuk menari
dan berputar. Gerakannya juga sama apabila kaki kanan kedepan diikuti tangan
kanan kedepan. Gerakan dalam tarian zikir mayang mengikuti irama musik gambus,
gong dan lantunan syair nyanyian yang indah pantun nan puitis, nyanyian dikenal
dengan lagu Jalli-Jalli.
Ternayta tarian zikir mayang ini
membentuk seperti pohon pinang. Laki-laki sebagai pohon pinang yang kuat,
kekar, kokoh, walaupun diterpa angin kencang tetap bisa bertahan, sedangkan
wanita cantik itu dimaknai sebagi mayang pinang atau bunga pinang yang masih
muda, polos, lugu, cantik dan masih malu-lalu, selalu bersembunyi wajah
diselendang yang diangkat dengan jari-jari lentik menutup wajahnya dengan bibir
tersungging malu-malu.
Wanita dulu tidak bebas keluar
rumah, tidak bebas bepergian, harus didampingi keluarga terdekat. Oleh karena
itu menari zikir mayang adalah bagian kebebasan para wanita penari untuk keluar
dan disaksikan orang banyak. Makanya saat menari selalu tersipu dan malu,
senyumnya tersembunyi dibalik selendang, sesekali matanya melirik tanda bahagia
dan suka cita.
Tanjung Redeb, 23 Januari 2018