Jumat, 06 Agustus 2021

DAYAK BALAUY DESA DUMARING. TALISAYAN KABUPATEN BERAU

DAYAK BALUY DESA DUMARING

Oleh : Saprudin Ithur

Di wilayah Kabupaten Berau Kecamatan Talisayan ada sebuah desa, namanya desa Dumaring. Suku asli yang tinggal di Desa Dumaring itu adalah suku Dayak, namun berbeda dengan dayak pada umumnya. Memang pada umumnya yang mendiami wilayah pesisir sungai-sungai didaerah pesisir pantai Selatan Berau adalah suku Dayak Basap, tapi mereka tidak menyebutnya dengan Dayak Basap, tetapi mereka menyebut suku mereka adalah suku Dayak Baluy. Suku Dayak Baluy itu tubuhnya tidak tinggi dan tidak besar, tapi tubuhnya lebih mungil sama dengan Dayak Lebo' dan Dayak Ga'ai. Warna kulit mereka tidak putih seperti Dayak Kenyah, warna kulit mereka agak gelap. Mereka tinggal di wilayah sungai-sungai yang ada di pesisir pantai wilayah Selatan Kabupaten Berau.
Busana tradisional suku Dayak Baluy sangat sederhana, boleh dikata tidak ada busana khusus yang berciri khas Dayak Baluy. Ada kemungkinan sebelum mengenal pakaian adat mereka sekarang, sebelumnya mereka tidak mengenal busana. Karena mereka tinggal jauh dari penduduk lainnya. Menghindari diserang suku lain atau di ngengnyiu atau di ayau, diambil kepalanya. Busana wanita biasanya memakai busana baju Kebaya model tempo dulu, kemudian pakai sarudung atau selendang, dan pakai sanggul. Di sanggul ditusuk kembang goyang satu atau dua buah. Di kaki pakai gelang kaki atau gelang keroncong, di tangan pakai gelang tangan mereka sebut dengan gelang Sulau, di telinga pakai giwang atau anting , bagian bawah pakai kon atau bawahan caul pakai babat. Biasanya pakai kain tapih batik, dipinggang pakai babat.
Sedangkan yang pria busananya namanya busana adat Dayak Baluy, pakai singal atau tutup kepala seperti topi dari kain yang diikat. Bajunya mirip baju tolakbelanga, berkancing 2, leher tidak bundar dan tanpa kerah. Biasanya warna baju menggunakan warna kuning atau warna hitam. Sedangkan Celana gantung 3/4 bawah lutut, warna celana biasa kuning.
Waktu upacara adat, pria biasanya pakai gelang kaki atau gelang keroncong mirip dengan yang dipakai penari kuda lumping. Biasanya saat upacara adat mereka memakai Maqndau atau Mandau yang diikat dipinggang lengkap dengan sarungnya. Disisi Mandau ada terselip pisau raut. Kemudian pada acara-acara tertentu mereka juga membawa Seput atau Sumpit lengkap dengan anak Sumpit, namanya Upas. Tempat atau wadah anak Sumpit terbuat dari bambu namanya Selo'. Kalau mereka bepergian ke hutan atau kekebun, mereka membawa Anjat atau mereka sebut Lambutan, bisa juga mereka membawa yang lebih besar seperti namanya butah atau Burangka atau yang lebih besar namanya Ambinan atau lanjung. Cara membawa Lambutan, Burangka dan Ambinan itu digendong di belakang seperti tas ransel. Semua terbuat dari rotan yang dianyam dan sangat kuat.
Dayak Baluy juga mempunyai kesenian musik maupun tari tarian yang sangat khas. Alat musiknya terdiri dari gendang Gong, suling, dan taking yang terbuat dari bambu. Tari-tarian terdiri dari tari Paturunan, tari Palanduk, tari Tupai, tari Tangkai Baluluk, dan tari Layang-layang mandi.
Upacara adat Dayak Balui namanya Gosokan atau disebut juga Akusukan atau Kuwaru atau Pesta Adat. Nyanyian tradisional disebut Abalian.
Demikian sekilas budaya adat suku Dayak Baluy yang ada di desa Dumaring Kecamatan Talisayan Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur.

Informan : Bapak Asri, Ketua Adat Dayak Baluy Dumaring.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar