TRADISI
TEPUNG TAWAR
Oleh : Saprudin Ithur
Tepung
Tawar adalah salah satu tardisi yang melekat sejak nenek moyang dahulu kala, sejak ratusan
tahun bahkan sudah ribuan tahun yang lalu. Kebiasaan atau tradisi tersebut
masih dapat dipertahankan dan berjalan dimasyarakat sebagaimana mestinya dan
tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di negara
Republik Indonesia. Karena memang tradisi itu masih menyatu dengan
masyarakatnya sebagai bagian dari Budaya Lokal atau lebih populernya disebut
dengan Kearipan Lokal. Karena menjadi bagian dari kearipan lokal, maka menjadi
penting untuk dipertahankan dan dilestarikan. Bahkan melalui pelestarian
tradisi tersebut, Tradisi Tepung Tawar menjadi bagian dari Atraksi Budaya yang
dapat dan layak dipertontonkan kepada generasi muda sebagai generasi penerus
bangsa, tamu pemerintah, dan pengunjung atau pelancong (Turis) yang datang di
Kabupaten Berau. Untuk persembahan saat menerima tamu datang Tepung Tawar Kuur Sumangat namanya
Tradisi Tepung Tawar adalah bagian dari
kebudayaan lokal, sedangkan kebudayaan lokal adalah bagian dari kebudayaan
nasional. Oleh karena itu kebudayaan lokal sangat penting, karena seluruh
kebudayaan lokal yang ada di nusantara menjadi satu dalam wadah kebudayaan
nasional. Kebudayaan adalah simbol kekuatan dan jati diri suatu bangsa, yang
membedakan antara satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa lainnya. Lebih lima ratus suku bangsa dengan bahasa
daerahnya masing-masing, puluhan ribu tradisi, seni, budaya yang masih
berkembang, menjadi kekayaan yang tidak ternilai harganya bagi perkembangan
sejarah dan kemajuan bangsa Indonesia. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah simbol persatuan dan kesatuan yang harus
tetap dipertahankan, artinya perbedaan bukan berarti perpecahan tetapi sebaliknya
perbedaan itu adalah kekayaan yang membawa keberuntungan sekaligus sebagai
pemersatu yang kokoh dan kuat bagi bangsa Indonesia.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, Tradisi
adalah adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan
dimasyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan
cara yang paling baik dan benar. Sedangkan Tradisional adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang
selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun
temurun. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 10 tahun 2014 Tentang Pedoman Pelestarian Tradisi, pasal 1
alinea 1 mengatakan bahwa, Pelestarian
Tradisi adalah upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan suatu
kebiasaan dari kelompok masyarakat pendukung kebudayaan yang penyebaran dan
pewarisannya berlangsung secara turun temurun. Bahkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tersebut juga menyentuh tentang Perlindungan adalah Upaya pencegahan dan penanggulangan yang dapat
menimbulkan kerusakan, kerugian, atau kepunahan kebudayaan yang berkaitan
dengan bidang tradisi berupa ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya termasuk
harkat dan martabat serta hak budaya yang diakibatkan oleh perbuatan manusia
ataupun proses alam. Pengembangan
adalah upaya dalam berkarya, yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan
ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya yang berupa perubahan, penambahan, atau
penggantian sesuai aturan dan norma yang berlaku pada komunitas pemiliknya tanpa
mengorbankan orisinalitasnya. Dan Pemanfaatan
adalah upaya penggunaan karya budaya untuk kepentingan pendidikan, agama, sosial,
ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan itu sendiri.
Dengan begitu pentingnya kebudayaan
lokal sebagai kearipan lokal, maka apabila kebudayaan lokal, tradisi, kebiasaan,
seni, budaya yang telah lama ada kemudian kikis, lenyap, atau dihapus,
dihilangkan atas nama tertentu, maka secara otomatis kebudayaan nasional akan
hapus pula. Dapat dipastikan suatu bangsa tersebut akan hapus pula dari muka
bumi. Oleh karena itu tradisi, yang melekat di masyarakat lokal harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan, karena semua itu bagian dari kekuatan,
keutuhan, dan jati diri bangsa.
Ada beberapa macam Tepung Tawar yang
masih hidup dimasyarakat suku Banua antara lain :
1. Tepung Tawar Menyambut Tamu yang baru
datang
2. Tepung Tawar baru membeli kendaraan
darat
3. Tepung Tawar baru memiliki atau baru
beli kapal
4. Tepung Tawar baru membeli Pesawat, Tepung Tawar buka rute baru
5. Tepung Tawar menurunkan perahu atau
kapal
Begitu tamu datang, disambut dengan
upacara Tepung Tawar yang
dikenal juga dengan Kuur Sumangat. Tamu bagi masyarakat Berau adalah orang yang
istimewa dan dihormati. Maka dari itu diperlakukan istimewa pula. Dibacakan
Salawat nabi, disiram atau ditaburi dengan beras kuning yang sudah dicampur
dengan irisan pandan harum, kemudian
dengan menggunakan daun linjuang dan daun sarimbangun yang telah diikat dengan
kain kuning, tamu diperciki air yang sudah dicampur dengan minyak wangi di
kedua telapak tangannya, kepala (ubun-ubun), bahu, dan kaki. Kuur Sumangat
bermakna sebagai penghargaan dan
penghormatan keada tamu, datang dengan baik-baik, tiada kekurangan suatu apa,
kembalinyapun tidak kurang suata apapun, artinya selamat dari datang sampai
dengan pulangmya. Yang diniatkan tercapai dan terkabul, sampai pada tujuan,
semua yang dilakukan dan dikerjakan mendapat ridho dan berkah dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Serba kuning seperti pembungkus kain
kuning, pengikat kain kuning, busana kain kuning adalah penghormatan dan
kebesaran, daun Sarimbangun bermakna apa yang diniatkan, apa yang dilakukan segera
terbangun, yang sudah ada menjadi lebih baik, yang belum ada segera terbangun.
Sedangkan daun Linjuang artinya terjuang, semua yang diperjuangankan akan
segera tercapai dan terwujud.
Upacara Tepung Tawar untuk menyambut tamu-tamu
agung biasanya dirangkai dengan acara :
1. Pengalungan Bunga, disini biasanya
pengalungan Kalung Manik
2. Tepung Tawar, dan
3. Tari Kuur Sumangat
Membeli kendaraan baru, motor roda dua
atau mobil. Sebelum dipakai untuk bekerja atau untuk berusaha sebaiknya di
Tepung Tawar lebih dahulu. Tujuan Tepung Tawar disini adalah dengan harapan
agar kendaraan tersebut, selama dipakai, digunakan, baik untuk pribadi ataupun
untuk usaha tidak membawa malapetaka, seperti rebah, terguling, jatuh kejurang,
menabrak dan mencelakai orang lain, atau mencelakai dan mencederai pemakai atau
pemilik. Kendaraan selalu bermanfaat, apabila dijadikan sebagai usaha, usahanya
lancar dan berkelanjutan, usaha bertambah maju, berkembang dan mendapat untung.
Sebelum Tepung Tawar dilaksanakan, siapkan air secukupnya didalam gelas, lalu
air tersebut dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an, Surah Yasin, pakai dian
sebagai penerang (lilin terbuat dari lilin madu), air kemudian ditaburi minyak
wangi. Setelah selesai dibacakan Surah Yasin, dengan menggunakan daun Linjuang
dan daun Sarimbangun, dibacakan Selawat Nabi, air dipercikkaa disekeliling
kendaraan. Dimulai bagian depan, seluruh ban, setang kiri kanan untuk motor
roda dua, setir mobil untuk kendaraan roda empat atau lebih, kaca depan, bagian
atas mobil dan bagian dalam mobil.
Fungsi lampu Dian atau Lilin yang
terbuat dari lilin madu adalah sebagai penerangan. Orang baik itu selalu
terang-terangan sedangkan orang jahat itu selalu gelap-gelapan. Artinya apa
saja yang dilakukan harus jelas dan terang, usaha juga harus diniatkan dengan terang
dan sungguh-sungguh, lakukan dengan sungguh-sungguh, dan bekerja dengan
sunggu-sungguh. Minyak wangi adalah sebagai bukti barang masih baru, namanya
masih baru tentu memiliki aroma tersendiri, disini dengan aroma wewangian dari
munyak wangi tertentu (Minyak wangi cap duyung). Sedangkan Makna daun linjuang,
daun sarimbangun, dan beras kuning sama dengan diatas. Setelah dilakukan Tepung
Tawar, baru kendaraan boleh beroperasi sebagaimana mestinya.
Tepung Tawar untuk Kapal yang mampu
menjelajahi ratusan kilometer, masuk sungai dan menyeberangi laut antar pulau,
upacara Tepung Tawarnya lebih besar dan mengundang orang banyak untuk menyaksikan
dan mendoakan.
Persiapan Tepung Tawar antara lain,
menyiapkan seekor ayam jantan muda yang bagus sehat dan bersih, telur ayam kampung,
beras kuning, daun sirih, kapur sirih, gambir, pinang, kain kuning, minyak
wangi, dian, paku/besi dan pisau. Sebagai alat untuk pemercik air di gunakan
daun linjuang dan daun sarimbangun di satukan dengan ikatan kain kuning.
1. Tepung Tawar atau Pallas dimaknai
dengan meminta restu, meminta ijin, kepada penguasa air
dan penguasa tanah yaitu nabi Khaidir dan Nabi Ilyas. Dengan meminta
ijin tersebut
kendaraan atau kapal yang berjalan dilaut atau disungai sudah mendapat
restu dan ijin dari
nabi penguasa air. Dengan demikian semuanya berjalan dengan mulus dan
lancar tidak ada
halangan atau suatu apapun.
2. Ayam jantan dipotong, darahnya
diambil untuk campuran ungkal lainya. Memotong ayam itu
dimaknai dengan berkorban. Pengorbanan pemilik kapal sebelum kapalnya berlayar
dan
berusaha diatas air. Jangan sampai kapal tersebut mengorbankan penumpang
atau awak kapal.
3. Dian adalah lampu lilin yang terbuat
dari lilin madu dinyalakan sebagai penerang. Dimaknai
dengan terang-terangan. Berusaha dengan terang, kerja keras, kerja sama,
saling berhubungan,
menguntungkan. Tidak gelap-gelapan atau sembunyi-sembunyi, tidak berbuat
jahat. Karena
perbuatan jahat dimaknai dengan gelap-gelapan.
4. Kain Kuning. Kuning adalah warna
kebesaran, warna yang dipakai oleh sultan dan raja-raja
Melayu. Kain Kuning digunakan sebagai
pengikat daun linjuang dan daun sarimbangun, kain
kuning juga diikatkan di haluan kapal sebagai tanda ijin untuk memulai
berlayar dan berusaha.
5. Paku atau Besi adalah sebagai
pemberat. Besi dimaknai dengan jangkar, ketika kapal berlabuh
menggunakan jangkar dari besi agar bisa bertahan, diam, dan seimbang.
6. Minyak Wangi sebagai pengharum.
Dimaknai kendaraan baru pasti harum, namanya juga
masih baru. Kapal baru melintas dimana-mana ditandai dengan masih harum
oleh wewangian.
Tahapan Tepung Tawar :
1. Potong Ayam, darahnya di masukkan
dalam mangkok putih dicampur dengan ungkal (daun
sirih, gambir, pinang, kapur sirih, paku/besi), sedikit beras kuning,
diberi air dan ditetesi
minyak wangi.
2. Kain Kuning dicelupkan kedalam
mangkok putih diatas, dibawa kehaluan kapal. Kain kuning
Yang sudah sebagian basah sarat makna itu diikat dihaluan kapal.
3. Dengan membaca Salawat beras kuning
taburkan dari haluan sampai buritan kapal, sebagian
ditaburkan ke air.
4. Dengan menggunakan daun linjuang dan
daun sarimbangun memercikkan air dalam mangkok
putih yang sudah bercampur, keseluruh kapal, muka, samping kanan, kiri, belakang,
atas,
bawah, dan dalam kapal.
5. Sisanya dipercikkan ke air disekitar
kapal, dan dihamburkan semua keair.
6. Baca doa dan makan bersama
7. Ayam yang sudah dipotong dibawa oleh
pelaku Tepung Tawar atau diberikan kepada yang
mau menerima.
Tanjung Redeb, Minggu, 26 Juni 2016
Informan : Amma Dai (H. Masdar)
Tokoh Adat dan Budaya Berau (Orang pintar, Pelatih Terbang, Tari Jepen, dan
Kuntau)
Tinggal di Jl. Yos Sudarso Tanjung Redeb Berau Kaltim
Agen Judi Taruhan Online yang menyediakan permainan yang terlengkap hanya di BOLAVITA
BalasHapusAgen BOLAVITA menyediakan permainan Judi Taruhan Online yang sangat lengkap pastinya. Yang dapat Anda mainkan dimana dan kapanpun juga.
Dengan minimal deposit hanya Rp 50.000 saja sudah bisa mainkan permainan yang ada di Agen BOLAVITA
Agen BOLAVITA menyediakan jenis taruhan yang terlengkap dan terbesar yang bisa Anda coba mainkan.
• Bola Tangkas (Tangkasnet, Tangkas88 dan Tangkas1)
• Casino Online (WM Casino, Green Dragon dan SBOBET Casino)
• Sabung Ayam (S128, SV388 dan Kungfu Chicken)
• Taruhan Bola (SBOBET, MAXBET/ICB Bet dan 368 Bet)
• Togel Online (KLIK4D dan ISIN4D)
• Games Virtual / Slot Games (Joker dan Play1628)
Tunggu apalagi? Daftar dan gabung sekarang juga di www.bolavita.ltd
Jangan ngaku raja sabung ayam jika belum baca ini yaa
1. Daftar Sabung Ayam Cara S128 di BOLAVITA
2. Promo Promo BOLAVITA
Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita